Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

antara Spotify, Joox dan playlist tetangga

Beberapa saat yang lalu, saya (kepaksa) nginstall aplikasi Spotify, demi mendengarkan musik secara legal dan memang saya akui kualitasnya bagus dan jernih, lebih-lebih headset yang dipake sekarang kualitas outputnya keren sekali.  Kemudian karena ada tawaran untuk upgrade layanan premium Rp. 15 rb per 3 bulan, saya pun tergoda, tanpa banyak mikir melakukan transfer.  Dan entah gimana, transfer berhasil, tapi akun saya tetep saja versi gratisan, bukan premium, yang mana artinya saya tetep harus menikmati musik tanpa banyak pilihan, playlist shuffle, dan ga bisa donlot lagu.  Kesel, akhirnya saya uninstall saja. Akhirnya atas informasi seorang teman, saya pun mencoba instal aplikasi Joox, dan diluar perkiraan, menurut saya fiturnya lebih baik baik dalam beberapa hal dibanding Spotify, apalagi saat awal daftar langsung dikasih gratisan versi VIP selama sebulan.  Yang bikin saya tertarik adalah adanya fitur DTS sound , yang bikin lagu terdengar lebih keren lagi. Selain ada fitur liri

manifesto 2017

sesekali, saya juga mau bikin resolusi seperti orang-orang, beberapa hari lagi 2016 ini berakhir, dan wah saya ngga mau ngerekap kejadian di tahun ini, rasanya hasilnya memalukan.  Kalo ibarat KHS sih, dikasih IP 1,5 aja sudah sukur, yang jelas banyak pelajaran yang kembali harus saya ulang dan perbaiki. tapi rasanya kalau ngomongnya resolusi, saya mau bilang ini semacam manifesto saja, biar terdengar keren . Jadi manifesto 2017 saya adalah * bentar ambil minum dulu, mendadak aus * menyelesaikan misi yang memasuki detik-detik terakhir di Jogja, gila bro, tujuh tahun berlalu begitu saja di kota ini.  Saya tidak menyalahkan siapapun atau apapun atas keterlenaan saya ini.  Sebab, beberapa kali dan entah pada beberapa orang saya pernah bilang: kalau kegagalan seseorang dalam suatu hal itu lebih karena ulah si pelakunya sendiri, atas dasar apapun.  Oke, saya persempit, suatu hal yang saya maksud adalah: sekolah :| mengurangi berisik di media sosial yang sudah sangat berisik itu. Wal

Saya (mantan) Slanker

slank itu slengean, semau-maunya, apa adanya, tapi punya sikap Hari ini baca update di beritagar.id tentang Slank yang sudah memasuki usia tiga dekade lebih. Saya jadi teringat masa saya waktu awal mengenal Slank, tepat saat saya baru masuk asrama di awal fase SLTA di tahun 1990, eh maaf ada yang belum lahir saat itu? Hehehe.  Lagu-lagu di album pertama Slank waktu itu menurut saya keren semuanya, ada satu orang yang punya kasetnya di asrama, eh maaf ada yang nggak kenal benda bernama kaset?  Kalian lahir tahun berapa sih * mulai sewot *.  Di sampul album itu ada kuis tebak-tebakan nama personilnya berdasarkan foto-foto mereka.  Saya pun mengirimkan jawaban asal-asalan, dan ternyata jawaban saya salah.  Tapi ternyata tetap saja saya mendapatkan hadiah yang bukan main-main: sticker logo Slank, kartu anggota slanker apa ya kalo ga salah dan poster gede Slank seperti di bawah ini: Beberapa tahun kemudian, Slank juga menerbitkan buletin yang rutin saya terima, saya juga sempat s

tentang meminta

Pernah nggak terpikirkan, bagaimana proses meminta sesuatu. Meminta, artinya berharap diberi.  Tapi siapa yang mengerti, apa yang ada di benak sang pemberi. Lebih-lebih saat berdoa, meminta sesuatu pada-Nya.    Kita, eh saya cuma bisa meminta sesuatu, berharap banyak, tanpa mengerti kapan pinta saya dikabulkan, kapan pula setelah apa-apa yang saya pinta akan ditarik kembali oleh-Nya. Seringkali, saya menganggap segala pinta saya yang dikabulkan-Nya, segala yang diberi-Nya, otomatis menjadi milik saya.   Jarang saya sadar bahwa segala yang diberikannya, hal-hal baik, maupun hal-hal yang buruk, waktunya tak bisa ditentukan.  Lambatlaun pasti akan kembali pada sang Pemberi.  Semuanya hanya berbentuk pinjaman. Saya cuma diberi hak untuk merawat pinjaman itu, apapun itu, harus dijaga, dengan sepenuh hati, sembari belajar untuk bersiap saat harus berpisah dengan pemberian-Nya.  Walaupun nyatanya jarang-jarang ada manusia yang siap untuk menerima sebuah kehilangan, dalam bentuk apapun

Stats yang membingungkan

Saya baru terpikir, untuk memperhatikan stats blog ini, yang ternyata awal tahun depan tahu-tahu usianya sudah 4 tahun saja :o Blog yang awalnya saya bikin karena wordpress saya servernya lagi down kalau tidak salah.  Blog yang awalnya saya bikin dengan setengah hati, karena saya tidak familiar sama sekali dengan blogspot.  Seiring berjalannya waktu, saya pelan-pelan bisa menerima dan berusaha akrab, walau ada beberapa hal yang masih mengganjal, rasanya sudah beberapa kali saya menceritakan hal ini secara berulang: tidak bisa melihat email komentator di blog saya, dan tidak bisa mengedit komentar.  Saya pikir blogspot emang nyuruh orang untuk berpikir panjang sebelum memutuskan untuk memberikan komentar. Dan, Saya ga kepikiran kalau pengunjung blog ini, sampai sebanyak itu, per harinya, walau followernya cuma err tiga biji hahaha tapi alhamdulillah masih punya follower segala. Tapi, entahlah, saya pikir stat blogspot selalu jumlahnya lebih lebay dibanding wordpress.  Saya

tentang ingatan pertama

Saya habis berkunjung ke blognya teh Ve, dan saya tertarik dengan tulisannya tentang ingatan pertama .  Memutar ingatan ke masa kecil itu terkadang menjadi heran sendiri.  Karena nyatanya, saya baru menyadari bahwa kapasitas ingatan manusia sungguh tak terbatas.  Saya berkesimpulan begitu karena tiap hari dijejali hal-hal baru, maupun yang terulang-ulang, tetaplah ada hal-hal yang abadi terekam disana. Kembali ke soal ingatan pertama itu, ingatan di tahun ketiga.  Saya nyerah.  Belum ketemu ingatan seusia itu.  Daripada tak ada yang diceritakan, mari mengingat-ingat secara random saja, hal-hal yang menarik di masa kecil. Saya bersama adik-adik saya menunggu abah pulang membawa majalah Bobo yang rajin beliau beli untuk anak-anaknya, rasanya saat pertama dibelikan pun saya masih belum bisa membaca. Saya teringat semacam kudapan yang saya makan dulu, yaitu daun mangga muda, iya daunnya yang masih berwarna ungu itu, saya makan bersama garam.  Satunya lagi adalah, kembang jambu, saya

sesuatu yang tak terencana

di film atau novel Sabtu bersama Bapak, ada bagian yang terkadang saya hindari untuk saya baca/tonton.   Yaitu saat si Bapak bercerita tentang pentingnya perencanaan dalam hidup.  Apapun harus direncanakan dengan matang.  Rencana, rencana dan rencana. Tadi ngobrol lama dengan kawan di asrama.  Saya tersadar sendiri, betapa dalam hidup saya nyaris tak punya rencana sama sekali.  Dan akhirnya, saya tidak pernah siap akan kejutan-kejutan yang terjadi sepanjang hidup. Mungkin dulu, saya menikmati kejutan dalam hidup.  Namun, sekarang, walaupun masih berusaha menikmatinya, terkadang ada sedikit rasa kaget, tidak siap saat mengalami hal-hal yang tak terduga. Saya gelagapan menjalaninya.  Dan ya postingan ini tentang apa sebenarnya.  Sungguh random dan tak terencana sama sekali. Beh.

Perjalanan Jogja-Bogor PP naik motor

Rasanya, kemarin itu adalah perjalanan naik motor terjauh dan terlama dalam sejarah hidup saya.  Setelah hari selasa pagi memutuskan untuk naik motor legenda saya, tanpa ada rencana matang & persiapan khusus, selain memastikan bahwa rantai & gearset yang memang sudah diganti beberapa hari sebelumnya. Part 1: pergi ~ 12.12.16 Jam 6 pagi berangkat, dan memasuki Wates, disambut hujan lumayan deras, dan terus begitu sampai 5 jam kemudian, untunglah jalan cukup bersahabat, walau hujan yang cukup spartan itu tak mampu membuat jas hujan melindungi celana & sepatu hingga basah kuyup.  Untung ransel dan isinya aman terkendali. memasuki daerah Jawa Tengah, tidak ada kendala yang berarti, selain jalan raya yang lumayan rusak di beberapa titik.  Hingga akhirnya saat memasuki daerah Jawa Barat, sempat mengalami hal yang menjengkelkam.  Saya ketilang! hahaha dipikir-pikir dodol juga sih.  Saya memutuskan untuk mematikan lampu motor beberapa kilometer sebelum lokasi razia polisi-po

sebuah perjalanan panjang bernama hidup

hari rabu kemarin, setelah memantapkan hati, akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan motor honda legenda saya ke Bogor, dari Jogja, demi janjian sama honey yang kebetulan lagi ada tugas di kota hujan itu. Tapi kali ini ceritanya bukan tentang perjalanan naik motor saya yang terpanjang sampai saat ini. Mungkin nanti saya ceritakan terpisah. Yang jelas perjalanan sepanjang 500 km lebih dan nyaris sehari semalam itu perlu waktu sehari penuh untuk recovery body hehe Jadi, selama di Bogor, saya menginap di rumah sepupu, sepupunya honey tepatnya.  Kebetulan, salah seorang sepupunya yang dulunya tinggal disitu juga, baru-baru saja berpulang menghadap Penciptanya, innalillahi .. :( Yang bikin saya sedih juga, sepupu yang wafat itu, seringkali menjadi teman ngobrol saya saat berkunjung dan menginap disini.  Yang bikin sedih lagi, dia meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil.  Yang makin bikin saya sedih, anak-anaknya jadi yatim piatu, karena beberapa tahun yang lalu, ibunya sudah

KoeiSenin

Lama g abikin kuis, jadi pengen bikin ah, kebetulan saya punya beberapa buku, fiksi lah tentu, untuk saya bagikan.  Dua saja rasanya cukup.  Tapi saya lagi nggak punya soal. Kali ini, kalau berminat dengan buku the Idiots dan 2 States karya Chetan Bhagat.  Silakan lho ngasih pertanyaan, nanti saya jawab deh. Dan untuk dua pertanyaan terbagus menurut juri akan diberi masing-masing satu buku aja.

Film-film yang ditonton dan buku-buku yang dibaca

Jadi, harap maklum, saya malah banyak membaca buku fiksi selain nonton film-film yang entahlah justru menarik ditonton saat mumet jadi ini daftarnya, random : 1. Perfume : the story of murderer Ini sih cuma nonton ulang saja, dan tetap saja saya terpesona dengan rumitnya proses pembuatan sebotol kecil parfum.  Adegan favorit saya masih saja saat Grenouille memamerkan parfum hasil oplosannya pada juragan Baldini.  Itu keren! 2. A walk to remember Kisah sepasang anak muda kota, introvert vs ekstrovert, si gagah vs si culun, seleb lokal vs kutu buku pinter.  Ujung-ujungnya pacaran, lalu menikah, walau endingnya ya begitulah.  Saya masih penasaran dengan kalimat si ceweknya saat si cowok minta bantuan, katanya kurang lebih begitu: "Oke aku bantu, tapi dengan syarat kamu ga bakal jatuh cinta padaku".   Toh tak ada penjelasan tentang pelanggaran janji ini.  Harusnya kan...ahsudahlah.. 3. Fantastic Beasts and Where to Find Them Spin off Harry Potter ini menarik juga, teruta

go blog

Saya tergoda untuk iseng membuka sebentar akun twitter barusan, ya ampun ternyata riuh rendah dengan orang-orang pinter dengan segala pendapat-pendapatnya.  Sampai-sampai ada yang menganggap orang lain lebih bodoh dibanding dirinya.  Aduhai saya sepertinya terpaksa undur diri sementara dari sosial media yang satu itu, saya makin merasa saya tak level dengan mereka, melihat kemampuan saya yang sangat terbatas dalam menyikapi masalah negara ini.  Wong menyikapi diri sendiri aja masih belum berhasil kok #halaaagh Saya jadi rindu saat informasi sekilas yang cuma terbatas dari potongan koran pembungkus pisang goreng di warung penjual sarapan yang sering saya minta dan sobek bagian tekateki silangnya.  Bagian yang lain saya tak begitu peduli. Atau saat melihat acara dari desa ke desa, kuis gita remaja dan serial starsky and hutch yang saya tonton setiap malam bersama adik saya, di saluran satu-satunya di televisi di kamar depan. Saya juga merindukan informasi yang cuma bisa saya lahap

Tiga Berita

Berita #1: Sudah semingguan ini, kamar tetangga rajin memutar lagu I don't love you-nya My Chemical Romance berulang2.. Dan saya baru hapal reff-nya :3 Berita #2: Pagi2 buta.  Ada yg duluan ke kamar mandi.  Dan setelahnya, giliran masuk situ.  Kamar mandi luar biasa semerbak wanginya.  Saya kagum itu sabun apa yang dipakai. Ternyata, ada yg lupa bawa parfum di kantong, lalu pecah dan kamar mandi berubah jd kebun bunga. Berita #3: Hujan masih rajin turun.  Dan jadinya cepat lapar.

Postingan tiga babak

Di satu sisi, saya ingin bercerita banyak tentang hari-hari di bulan-bulan terakhir ini.  Tapi, di sisi lainnya saya kehabisan cara untuk menceritakannya. Mungkin yang pertama, saya lelah melihat berita-berita, baik di media mainstream maupun sosial media yang berisik itu.  Berita negatif selalu berakibat tidak baik untuk pikiran, paling tidak untuk pikiran saya yang sudah tidak terlampau baik.  Saya pikir, ada yang ingin di dengar tapi malas untuk mendengar.  Ada yang ingin lantang berbicara tapi tak ingin membiarkan orang lain ikut bicara.  Ada yang ingin dilihat tapi menutup mata untuk orang lain.  Ada yang ingin dihargai pendapatnya, tapi berpikir sinis terhadap pendapat orang lain.  Gitu aja terus sampe tahun depan.  Dan tahun depannya lagi, dan lagi. Yang kedua.  Saya semakin kesulitan menemukan bahan bacaan berupa tulisan-tulisan di blog yang bagus dan nyaman untuk dibaca.  Sementara feedreader saya rasanya semakin hari semakin sepi.  Tak bagus untuk saya yang suka kepo den

Gelato

Kemarin siang, pikiran random saya membelokkan motor saya siang-siang ke sebuah restoran yang sepi.  Seumur-umur saya juga rasanya baru kali itu masuk tempat makan yang terliat mewah dan senyap.  Gara-gara penasaran aja dengan sesuatu bernama gelato. Ternyata gelato itu ya es krim, cuma menurut lidah saya yang kurang sensitif ama makanan ini: rasanya lebih enak dari eskrim bungkusan yang mainstream.  Lebih padat dan tidak terlalu manis, mungkin.  Kebetulan kemarin milih rasa tiramisu. Itulah intinya. Tapi sebenarnya yang keinget sama saya justru saat memutuskan singgah lalu memarkirkan motor saya di halaman tempat makan mewah itu.  Deg-degan, pake dibukain pintu segala.  Dan pas masuk ke dalam,  buset remang-remang cahayanya, trus sepi. Cuma ada saya sendiri :| Kepalang tanggung, langsung aja nanya ke mas-mas yang berdiri deket freezer saking groginya, habisnya bingung mau gimana kalo ke tempat makan macam ginian. Akhirnya pesanan sampai, cuma satu scoop, tapi porsinya me

Hidden Heroes : lagi-lagi tentang berbagi hal-hal baik

Lama-lama saya gemas juga, gara-gara setiap melihat sosial media, masih saja berbagi berita buruk.  Saya pikir, plis deh, kadang ngebilangin orang lain provokator, lah trus apa bedanya dengan menyebarkan berita buruk lalu menyebabkan orang lain berpikir lebih buruk bahkan jadi mimpi buruk.  Seakan-akan tiada hal yang baik lagi di negeri ini.  Barusan saya membaca buku Hidden Heroes, buka lama, cetakan tahun 2012, tapi rasanya masih saya up to date isinya.  Di saat banyak orang (termasuk saya) cuma bisa ngomong begini begitu, tapi nyatanya omong kosong doang.  Orang-orang yang ada dalam buku ini, luar biasa, membawa kebaikan, bukan untuk dirinya sendiri, tapi juga bagi orang-orang di sekelilingnya. Tokoh-tokoh dalam buku ini juga sebagian besar, bukanlah orang yang mempunyai pendidikan formal yang tinggi, tapi pola pikir dan apa yang diperbuatnya jauuuuuuh melampaui orang-orang yang kelamaan sekolah (termasuk saya) Ayolah, daripada berdebat yang tak begitu penting, mending ber

novel serial berusia 20 tahun

Tadi siang, tak sengaja melihat tulisan tangan saya sendiri di sudut kanan atas halaman kedua dari novel serial anak-anak mama Alin-nya bubin LantanG yang entah sudah berapa ratus kali saya baca ulang.  Saya memang biasa menandai buku yang saya beli dengan paraf atau tandatangan dengan tambahan tanggal pembelian, kadang kota tempat saya membelinya, sebagai pengingat saya sendiri. Rasanya buku itu, adalah novel yang pertama saya beli, dari gaji di tahun pertama saya bekerja, ya tak terasa kalau dihitung masa kerja sudah sedemikian lama sekali, tentu dengan mengabaikan fakta bahwa nyaris setengah dari masa kerja saya diisi oleh cuti besar-besaran atas nama sekolah :D Buku itu saya beli di toko buku Gramedia yang berada di lantai 2 - kalau tidak salah - Mitra Plasa, pusat pertokoan modern pertama di Banjarmasin yang akhirnya luluh lantak akibat kerusuhan tahun 1997 . Novel itu entah sudah berapa kali juga mengikuti jejak saya kemana-mana, rasanya saya seperti tak bisa dipisahkan
suatu saat seorang kwan saya bilng gini: ..ada saatnya kau merasakan roh/jiwa sebuah pekerjaanmu, jadinya kau akan tahu kalau ada yang salah dengan pekerjaanmu.. kurang lebihnya begitu, jadi saat semakin mengetahui ilmu tentang sebuah hal, apalagi terkait pekerjaan lalu menjiwainya, lebih-lebih semakin mendalaminya, dengan melanjutkan sekolah misalnya, lama-lama akan ada momen kepikiran dengan hal-hil terkait dengan itu. sampai bagian ini ngerti ndak? ah pokoknya gitu lah. semakin mempelajari tentang sesuatu, logis kalau mengetahui ada yang salah dengan bahan pelajaran kita, paling tidak otak akan otomatis bertanya-tanya: ini ada apa sih?

sahabat mahasiswa di PSDM Unair

Kuliah di Universitas Airlangga menurut saya adalah pengalaman yang tak bakal tergantikan sampai kapan pun, saya kuliah di universitas yang letaknya di tengah-tengah kota Surabaya itu dari tahun 2003-2005 pada program studi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) yang berada di bawah pengeolaan Program Pasca Sarjana. Bagian menariknya bagi saya, selain proses perkuliahan yang relatif lancar, orang-orang yang bekerja di bagian administrasi pasca sarjana, terutama di Prodi PSDM sangat-sangat membantu, dan aura kekeluargaannya luar biasa. Mereka yang bekerja disitu lebih dari sekedar hubungan mahasiswa-bagian tata usaha. Dua tahun berhubungan dengan mereka seperti layaknya sahabat. Coba saja tanya anak-anak PSDM dari angkatan saya sampai sekarang, siapa yang tak kenal dengan mas Tino, nama panggilan beliau. Selalu siap membantu segala hal terkait dengan administrasi para mahasiswa. Dan hal itu tak berakhir sampai disitu, bahkan sampai saya lulus pun, sampai sekarang

perbandingan ha?

entah kenapa saya tak pernah bisa menerima perbandingan-perbandingan atas satu hal terhadap hal lainnya, yang terkadang tidak imbang.  Lebih-lebih ujungnya bernada sinis terhadap salah satunya. Membandingkan negeri ini dengan negeri lain. Membandingkan satu daerah dengan daerah yang lain. Membandingkan satu orang dengan orang yang lain. Membandingkan satu hal dengan hal yang lain. Apalah itu. Apakah itu? Buat apa sih itu?

nonton gelaran Ngayogjazz 2016

A photo posted by rd (@warmx) on Nov 19, 2016 at 6:11am PST akhirnya, kesampaian jua nonton acara musik yang digelar tahunan di Jogja ini.  Sebenarnya saya ngga mudheng-mudheng amat sama musik jazz, walaupun kadang-kadang pas iseng suka nongkrong di depan bentara budaya Jogja tiap senin malam saat ada Jazz mben senen . Kemarin itu, eh hari sabtu tepatnya, nyatanya acara Ngayogjazz 2016 ini menurut saya keren sekali, bayangkan itu ada tujuh panggung yang didirikan di tengah-tengah dusun Kwagon, di tengah perkampungan penduduk yang kebanyakan bikin genteng dan batu bata, selain petani tentu. Saya jadi bingung dan pegel ngiderin semua panggungnya saking menariknya, dan yang tampil tentu skillnya di atas rata-rata semua, saya terhibur sungguh.  Walaupun saya undur diri lebih cepat sebelum acara usai, kira-kira jam 8 saya memutuskan pulang karena ada sesuatu hal, di samping saya pikir kalau sampai habis acara mesti keluar lokasinya bakal antri, wong namanya jalan kampung
mungkin sedikit tidak nyambung, tapi awalnya catatan ini tertulis karena membaca tentang Yui , yang lagu-lagunya baru akrab di telingaku.    Membayangkan catatan-catatan lirik lagunya yang rapi tertulis entah dimana. Aku sangat menghargai catatan siapapun, tentang apapun, dimanapun, lebih-lebih dicoret-coret dengan tangan sendiri. Hal yang membuatku tak pernah melarang anak-anak melampiaskan keinginannya untuk corat coret dimanapun, di kertas, di pintu, di dinding kamar, bahkan sesekali di sprei, biar saja. Terkadang coretan mereka aku potret, dan sesekali aku lihat-lihat lagi saat rindu masa-masa mereka menggoreskannya.   Catatan-catatanku sendiri, lebih banyak mengisi halaman belakang buku pelajaran, dari sedari sekolah sampai kuliah. Apalah itu coret-coret hanya seringnya menuliskan namanya. Yang tak jauh beda dengan di meja kelas, di meja perpustakaan, nakal sekali.   Buku tulisku abadi aku simpan, entah sampai kapan, aku masih tidak bosan belasan tahun menyimp

orang Indonesia itu ..

terus terang, lama-lama saya kesel lho, kalo ada yang ngomong, apdet status, atau nulis apapun, pake sok tau (banget) dengan imbuhan kalimat :.. orang Indonesia itu .. misalnya : orang Indonesia itu ternyata ya bla bla, .. atau orang Indonesia itu emang gitu, kalo gitu suka bla bla bla Saya jadi mikir kadang, orang yang ngomong gitu sejauh apa sih kenal dengan seluruh penduduk negeri yang luas ini, seluas apa pengetahuannya tentang kultur negeri ini yang beranekaragam, saya pikir terlalu sempit pengetahuan untuk menggeneralisasi sifat penduduk negeri ini. Kadang saya iseng mikir, yang berani ngomong gitu apa pake pendekatan induktif? Tapi dalam kasus apa dan gimana, trus sampelnya siapa dan berapa banyak, trus .. halaagh malah mumet..  Untuk menginduksi suatu masalah sekhusus apapun tidak bisa mikir dan berceloteh sesingkat itu. Paling tidak bagi saya hehe Dan ya, ndak, saya nggak pernah suka penggeneralisasian semacam itu. Begitulah pokoknya

65

selalu selalu kehabisan kata-kata untuk lelaki hebat yang hari ini sudah menjalani enam puluh lima tahun usianya. lelaki yang dulu sering mengorbankan jatah makan siangnya demi anaknya.  Lelaki yang mencari tambahan pekerjaan sampai larut malam demi keluarganya.  Lelaki yang setiap kamis membawakan majalah Bobo terbaru untuk anak-anaknya, bahkan sebelum kami bisa membaca. lelaki yang sering kehilangan kesabaran akibat kelakuan anak sulungnya ini, tetapi lelaki sederhana itu juga yang rasanya tak pernah tidak mengabulkan keinginan saya sepanjang beliau mampu, terkecuali keinginan untuk masuk sekolah yang dulu juga sekolahnya.  Karena beliau ingin anaknya jauh lebih baik darinya. Beliau beranggapan, sekolah adalah titik tolak yang penting untuk masa depan, bukan jurusan saat kuliah, dan nyatanya beliau benar adanya.  Masa depan hidup saya diawali di waktu sekolah.  Baik terkait dengan pekerjaan, pun terkait dengan pendamping hidup. lelaki yang selalu mengajarkan bahwa ilmu dan ke

catatan-catatan bang Aip

bangun pagi, lalu menunda mandi, seperti biasa, bukannya merencanakan jadwal hari ini, malah entah kenapa membuka fesbuk, lalu terpaku pada catatan terakhir bang Aip disana.  Terusik oleh catatan-catatan itu, jadinya malah membuka seluruh catatan yang ada disitu.  Membaca-baca sekilas kemudian memutuskan untuk mendokumentasikannya. Ternyata banyak catatan yang belum pernah saya baca, dan saya tahu sebagian besar itu adalah semacam bek-ap tulisan beliau di blognya .  Tapi toh, tanpa minta ijin saya kopi paste saja semuanya dalam lembar dokumen, hasilnya adalah transkrip tanpa edit sepanjang 747 halaman.  Itu mungkin jumlah catatan selama kira-kira kurang lebih .delapan tahun.  Ngalah-ngalahin jumlah draft disert... ahsudahlah. Tapi tenang, saya sudah mengirim pesan untuk meminta ijin, telah menyalin catatannya untuk saya konsumsi sendiri.  Soalnya, saya banyak belajar dari situ, belajar berpikir logis, belajar menggunakan referensi dengan baik dan benar, belajar untuk sederhana, bel

Sebar apa yang kau sebar?

Akhir-akhir ini, lama-lama gerah juga dengan segala macam berita buruk yang bertebaran di media maupun sosial media.  Semua seperti berlomba-lomba menyebar dan menebar berita.  Yang kalau dikerucutkan tetap mengarah pada satu hal: keyakinan. Ada yang mengutuk, ada yang berteriak tentang provokator, ada yang berkata cinta damai.  Tapi sadarkah, semakin disebar, semakin saja menebar benci, bagi siapa saja, bahkan bagi diri sendiri. Kenapa tidak sejenak saja berpikir tenang, diam lalu berkaca sebentar saja.  Bahwa apa yang dilakukan dengan menebar berita buruk tak lebih dari menghasut juga, karena pikiran pembaca yang menerjemahkan apa yang disebarnya beda-beda. Tidak semua dewasa menyikapi kejadian-kejadian buruk, bahkan berkata benar pun akan tetap terasa salah.  Semua punya versi benar di pikirannya masing-masing. Silakan lah terus menyebar berita buruk.  Saya cuma kecewa dengan orang-orang yang pikir cukup pintar dan dewasa dalam hal berpikir dan menggunakan logika, akhirnya k

Males Merubah Menu Makanan

Tabiat saya sedari dulu tampaknya begitu.  Selain kadang-kadang suka mencoba-coba menu baru yang belum pernah saya rasakan, pada akhirnya menu makan saya sehari-hari ya itu-itu aja.  Jadi, kalau saya sudah cocok dengan satu masakan, mungkin sebulan, mungkin lebih menu saya ya yang itu-itu saja.  Terlampau malas untuk merubahnya. Saya tahan sebulan penuh buka puasa hanya dengan mie atom bulan goreng campur sayur dengan saus kacang yang menurut saya super duper enak buatan honey, istri saya. Waktu dulu saya kuliah di Surabaya, nyaris setiap malam menu makan saya adalah pecel lele yang warungnya berjajar di sepanjang jalan Karang Menjangan, sedangkan makan siang nyaris selalu di warung kecil di belakang kampus pasca.  Menunya juga cuma nasi dengan lauk telor ceplok plus sambal kacang dan kerupuk.  Kalau tidak sesekali saya mampir warung di deket pasar karmen.  Nyaris dua tahun muter-muter aja disitu. Sekarang, di sekitar saya berdomisili sekarang.  Pun hanya beberapa masakan yang
Terinspirasi oleh tulisan mb Octa itu, saya juga ingin menulis partner in crime saya sejak dulu.  Yin di saat saya menjadi yang, dan juga sebaliknya. Mungkin, jika diibaratkan postingan sebelumnya,

Penjaga rumah dan sang Profesor

Judul aslinya ya the housekeeper & the professor , judul di buku terjemahannya pun begitu, biar saja saya terjemahkan lagi judulnya, karena toh ini buku terjemahan.  Syukurnya buku ini semacam membuat napsu membaca saya terbakar lagi. Entah darimana saya mendapatkan referensi tentang novel yang satu ini, yang jelas karya Yoko Ogawa ini membuat saya penasaran, terlebih setelah membaca keterangan di sampul bagian belakang bahwa buku ini telah terjual lebih dari 4 juta eksemplar di Jepang.  Wah. Bagian awal cerita justru di awali dengan bagian yang sesungguhnya baru akan terjadi di seperempat cerita, jadi ada sedikit alur mundur.  Tapi itu menjelaskan bagaimana inti pertemuan antara profesor dan penjaga rumah, dan tokoh bernama Root, salah satu tokoh kunci di dalam cerita ini. Tokoh utama yang tampil di cerita ini minimalis sekali, ada agen tenaga kerja, kaka ipar profesor, si penjaga Rumah dan Root.  Mungkin gara-gara sedikit tokoh itu membuat saya lebih konsentrasi dengan jal

Random #1

Sesekali (ngaku) bikin postingan random. Yang pertama, saya ingin membaca novel berjudul the housekeeper and the professor, filmnya lagi berusaha didonlot sekalian, sepertinya keren itu jalan ceritanya, wong katanya sampe terjual 4 juta kopi lebih di Jepang.  Mungkin ini novel dari negeri itu kedua yang bikin saya penasaran selain Train Man yang sudah saya punya novelnya, versi terjemahan laah pastinya. Kalau tidak salah hari rabu kemarin, akhirnya merasakan juga nonton di Sphere X, itu varian studio di blitz yang layarnya lengkung, dan kursinya otomatis bisa untuk nyender  Asik sih, walau film yang saya tonton: Doctor Strange menurut perasaan saya tidak sehits ulasan orang-orang.   Serasa nanggung serunya. Dan yaa saya masih aja kenginang-ngiang ucapan Strange ke perempuan gundul itu : " I'm not a master, I'm a doctor.."  Beh rasanya gagah sekali ya kalau suatu hari nanti saya ngomong gitu #halagh Akhir-akhir ini apa ya, sarapan saya kembali mencoba rada absu

Random #1

Sesekali (ngaku) bikin postingan random. Yang pertama, saya ingin membaca novel berjudul the housekeeper and the professor, filmnya lagi berusaha didonlot sekalian, sepertinya keren itu jalan ceritanya, wong katanya sampe terjual 4 juta kopi lebih di Jepang.  Mungkin ini novel dari negeri itu kedua yang bikin saya penasaran selain Train Man yang sudah saya punya novelnya, versi terjemahan laah pastinya. Kalau tidak salah hari rabu kemarin, akhirnya merasakan juga nonton di Sphere X, itu varian studio di blitz yang layarnya lengkung, dan kursinya otomatis bisa untuk nyender  Asik sih, walau film yang saya tonton: Doctor Strange menurut perasaan saya tidak sehits ulasan orang-orang.   Serasa nanggung serunya. Dan yaa saya masih aja kenginang-ngiang ucapan Strange ke perempuan gundul itu : " I'm not a master, I'm a doctor.."  Beh rasanya gagah sekali ya kalau suatu hari nanti saya ngomong gitu #halagh Akhir-akhir ini apa ya, sarapan saya kembali mencoba rada absu

perubahan template blog auk

karena ada yang nanya gimana merubah atau mengubah atau apalah theme blog ini, atau kalau di blogspot lazim disebut template, caranya sederhana sekali.  Banyak juga kok yang membagikan caranya di web, gugling aja. Tapi ya ndak apa-apa toh sesekali berbagi caranya.  Biasanya sih saya suka template/theme yang simpel, jadinya pake kata kunci itu kalau mau gugling template.  Kebetulan yang dipasang ini namanya Nordic, template blogspot hasil transformasi dari theme-nya wordpress.  Templatenya sendiri saya donlot dari situs newbloggerthemes.com .  Banyak pilihan kok disitu. Setelah di donlot, ekstrak saja file .zip nya.  Terus cari file dengan ekstensi .xml .  Dibuka terus semua teks yang ada disitu di kopi saja, terus di paste ke bagian template.  Coba cek gambar di bawah ini. Nah klik saja tab Edit HTML itu, ganti aja semua teks/kode yang ada disitu dengan kode yang sudah dikopi dari file .xml sebelumnya.  Udah beres.   Kecuali ada bagian-bagian yang pengen diedit.  Misalnya namb

tentang leptop saya (lagi)

posting satu lagi ah, biar dikira kemaruk dan rajin, padahal nganu.. Ini tentang laptop Fujitsu saya itu (lagi), yang serinya LH531 itu, yang RAM nya cuma 2 GB, yang skarang layarnya ada beberapa bercak hitam gara-gara pas nutup lupa kalau ada kunci lagi nongkrong disitu, jadi aja ketekan lcd dan pecah di di dua titik. Selain itu batterynya juga nonaktif, lelah total dan tak lagi punya kemampuan menyimpan daya, mungkin gara-gara sombong pernah sok-sokan ngasi petuah :kalau leptop di charge jangan lupa dicabut kalau indikatornya sudah penuh.  Eh malah saya sendiri yang kualat, pas ngecharge ketiduran, jadi aja rusak dan kalau make harus sambil dicolok, dan harap maklum pas listrik tiba-tiba mati tapi lupa nyimpen ketikan. Kemari liat-liat spare part battery dan lcd, eh harganya ternyata lumayan juga, bisa untuk persediaan makanan anak kos satu bulan, dilematis sekali.  Untungnya kalau soal ram sih nggak masalah.  Lagian saya ngga ngerjain hal-hal berat-berat juga, masih lancar jay

bersih-bersih blog, tempat ngopi keren & rumah bambu

sebenernya mungkin judul yang pas adalah ngerapiin blog ini, yang setelah saya amati ternyata sudah nyaris satu bulan tidak saya isi.  Payah sekali memang.  Di samping niat lama untuk ganti template, akhirnya barusan diwujudkan. Tak banyak yang dirubah di susunan halaman, selain tambahan blogroll blogger yang akhir-akhir ini rajin update dan tulisannya menarik untuk dibaca-baca. Nantilah pelan-pelan ditambahin lagi daftarnya.  Yang jelas sementara ini saya mengurungkan niat untuk hijrah ke wordpress hehe Saya rasa akhir-akhir ini sosial media juga sedang jenuh, beritanya muter-muter kesitu-situ aja, tapi saya tak bakal membahas hal itu, kurang keren sama sekali.  Saya cuma ingin menceritakan sedikit pengalaman saya hari minggu kemarin. Selepas nongkrong di warung Ijo-  setelah sebelumnya sepedaan santai kesitu, teramat santai sehingga dari starting poin kesitu nyampenya satu jam dua puluh menit lebih #infondakpenting - pulangnya nginthilin temen seperhobian turun, rencana mampir

..kembali ke wordpress?

Blogspot ini tidak enaknya bagi saya cuma masalah komentar yang rajin minta captcha (terkecuali kalo komen via blogger juga), lalu komentar yang tak bisa diedit (atau saya yang tak tahu caranya), selain itu rada susah posting secara mobile (padahal saya ya jarang-jarang juga posting via henpon) Masalahnya mungkin karena sedari dulu lebih akrab dengan wordpress, dan terlalu malas mengutak atik template blogger (padahal ya sejatinya memang tak bisa ngutak atiknya) Tapi entahlah kapan jadi kenyataan, nyatanya sekarang saya masih posting disini, duh malas ini nyebahi tenan ..

Koeis Djoem'at : Anniversary

Rasanya sudah beberapa minggu koeis djoem'at tertjinta ini dianggurin, maklumlah panitianya sedang sibuk, sibuk pokoknya. Pertama-tama, mau ngasih pemenang koeis djoemat yg telah lalu , yang mana yang sangat mendekati benar adalah jawabannya mb Retno , jadi ditunggu alamatnya di rd.syarani@gmail.com ya, smoga sabar menunggu kiriman dari panitia. Kemudian, untuk djoemat ini, rada spesial, karena demi memperingati hari pernikahan saya dan honey di bulan ini * ehm .  Maka hadiahnya juga rada spesial. Ada dua buku yang bakal saya bagikan, untuk dua pemenang, yaitu buku Sabtu Bersama Bapak -nya Adhitya Mulya dan Milea-nya kang Pidi Baiq, untuk dua pemenang. Pertanyaannya singkat dan gampang, tahun ini anniversary pernikahan kami yg ke berapa? Gitu aja kok, silakan di kolom komentar, kalau jawaban yang benar lebih dari satu, panitia terpaksa akan mengundi pemenang yang beruntung. Jadi demikian saja. Selamat djoem'atan \m/

Laptop Lelah atau Menagih Janji?

Tadi malam, tiba-tiba laptop saya -yang tombol maju satu langkahnya sudah error, layarnya ada dua bercak hitam dan batterynya sudah koit sejak entah kapan- tiba-tiba menunjukkan gejala tak sehat: keyboardnya ada beberapa yang tidak bisa dipencet, yang saya ingat huruf -t dan sekitarnya. Saya pikir, apakah leptop saya itu menagih janji saya, sebenarnya bukan janji sih, sebuah keinginan tepatnya, untuk mengganti layar dan battery agar bisa seperti dulu kala lagi.  Atau leptop saya mulai lelah menghadapi tuannya ini? Entahlah, yang jelas barusan akhirnya saya beli mini keyboard dengan koneksi USB seharga 70-ribu, sementara waktu sebelum keyboardnya saya ganti di Jogja ntar, rencananya sih gitu. Etapi, saat saya coba barusan, keyboardnya normal lagi, kecuali tombol maju satu langkah yang memang sudah menyerah kalah.  Tapi daripada rugi, yang barusan dibeli tetap dipake.  Lumayan jadi bisa ngetik di pangkuan #halaghndakpentingblas :D

Digitalisasi Kenangan

Rencana yang entah sejak kapan, akhirnya terwujud hari ini: mendigitalisasi foto-foto lama.   Sempet nyesel juga sih membuka album foto-foto semenjak kecil, beberapa ada yang rusak berat. Akhirnya barusan, beberapa foto saya abadikan dengan di scan satu persatu.  Bagian menyenangkannya adalah, beberapa foto saya bersama foto temen kuliah S1 saya sebarkan di grup whatsapp .  Mereka bersukacita sekali tampaknya hehehe Sementara, banyak foto yang bikin saya termenung sendiri, tersenyum-senyum sendiri.  Ya tak terasa begitu lama waktu sudah dijalani, bersama banyak orang: keluarga, kawan dan gebetan :D Saya pikir, sesekali memang hidup harus menengok ke belakang, biar ingat bahwa tak ada sampai di titik ini sebelum menjalani semua yang telah dilewati. Bahwa, masa sekarang tak akan pernah hadir tanpa adanya masa lalu.

Konsep Jera

..dulu, rasanya saya tak kenal dengan kata yang bernama : jera, sepertinya terhadap apapun. Ditolak cewek, saya maju terus, sampai akhirnya diterima dan rela jd isteri saya #malahnostalgia Ditolak beasiswa saat mau lanjut kuliah, saya terus nekat ikutan tes beasiswa sana sini, walau kemampuan pas-pasan. Berkali-kali merasakan letih habis dihajar tanjakan saat sepedaan jauh-jauh, tetap aja masih merencanakan trip berikutnya kapan kemana. Ditolak judul proposal awal disertasi, saya lanjut merubah judul yang lain. Ditolak nerusin kuliah dan nyaris DO, saya nekat juga nerusin biar bisa lanjut dan menyelesaikan misi sekolah yang tertunda setelah sekian lama. Tapi, barusan saya sakit kepala: sebuah kejadian yang langka, inget deadline , inget kantor, inget sekolah anak-anak... tampaknya beberapa jenak yang lalu, saat lapar-laparnya, saya baru mengenal makhluk bernama jera itu. Asemik!

Apa sih gunanya ilmu santet kui?

..jadi, awalnya saya nyautin status teman kuliah saya di facebook, biasalah, semacam kalimat motipasi, entah ngutip darimana, katanya begini: Orang pintar tahu tentang apa yang dibicarakan#orang bijak tahu apakah hal itu pantas dibicarakan#orang santun tahu bagaimana mengungkapkan sesuatu dengan cara yang baik Aku pun nyahut, sok-sok merendah gitu, menyebalkan memang, padahal aku males kalau harus merendahkan diri segala, kataku : aku masih belum masuk ketiganya gimana ya, bijak belum, santun belum, pintar pun belum juga Eh, lagi sahut-sahutan gitu, ada temen satu lagi, tiba-tiba nyempil dan ikutan nyamber ngasi komen, katanya : Makanya, mengaji ilmu agama dan ilmu yg baik dan bermanfaat. Sebal saya, ini orang dateng-dateng malah sok-sokan ngasi nasihat yang retoris, jadi aku sahutin lagi: semua ilmu tu pada dasarnya baik & bermanfaat, tinggal gimana orang yg mempelajarinya aja Eh, malah nyolot lagi, katanya gini: Asal bukan ilmu pelet sama ilmu hitam aja..

Milea : resensi dari aing

Iya ini tentang seri ketiga dari trilogi Dilan-Milea.  Biar saja saya bilang trilogi, karena memang adanya tiga buku, tampaknya sudah cukup cerita cinta dua anak SMA di tahun 1990-1991-an itu dituntaskan di seri ketiga ini.  Walau ada membuka kemungkinan dibikin spin off -nya, Macam begitulah. Namanya juga dari mata Dilan, yang di kedua buku sebelumnya masih sedikit samar dan misterius, bagaimana sebenarnya peristiwa asli dari alam pikirannya. Ternyata iya, di luar dugaan saya,  kalau itu benar adanya, maka Dilan itu seorang bijak yang bertopeng preman, kurang preman apalagi coba kalau mau berantem aja sampai nekat bawa beceng FN segala. Namun, seperti di tulisan saya sebelumnya.  Selain menceritakan tentang hubungan Dilan-Milea-Kawan-kawan-Musuh-Sekolah-Bandung, yang menjadi perhatian saya sekali lagi adalah, betapa tetaplah seorang Dilan menghormati sepenuhnya ayah dan bundanya. Pola pikir dan cara mendidik bunda dan ayahnya menarik, ah keren sih menurut saya.  Menjadikan