Langsung ke konten utama

Postingan

Kembali Ke MacOs

 Setelah drama mekbuk er yang error dan harus diinstal debian, ternyata cuma normal sesaat.  Mekbuk error kembali ternyata.  Sampai akhirnya tak bisa booting. Tak salah lagi, hardisk masalah utamanya, tidak terdekteksi sama sekali. Akhirnya bingung.  Untung ada seorang kawan yang bilang punya hardisk NVME ga kepake, soalnya dia upgrade.   Untunglah ternyata HD cocok, sekalian diinstalin ulang Monterey.  Akhirnya kembali pake MacOs. Ada-ada saja urusan dunia ini
Postingan terbaru

Menjaga Esmosi Itu Susah!

Sebenarnya aku malas melampiaskan emosi ga jelas, di depan orang-orang pula.  Tapi lama-lama kesal juga kalau keberadaanku tidak dianggap. Mungkin memang kinerjaku ga bagus sih haha Tapi, menambahkan sesuatu tiba-tiba apda sebuah kegiatan saat progresnya nyaris selesai itu sungguh mengesalkan.  Kenapa tidak sedari awal? Maksudku kalau pun ada tambahan, nanti saja di tahap berikutnya.  Tahap yang ada jangan lagi diapa-apain.  Di satu sisi ingin kegiatan dipercepat.  Di sisi lain malah ingin memperlambat.  Ente maunya gimana, sih? Heran. Wes lah. Karepmu.

Debian Air

Akhirnya jadi juga, transformasi MacOs menjadi Debian, persisnya Debian 12.5 yang mempunyai kode nama Bookworm .  Tak tahan lagi saya dengan tingkah polah MacBook Air yang makin rajin nge-hang. Ini sebenarnya langkah nekat bagi pengguna debian biasa seperti saya, hanya bermodal gugling dan keyakinan semata-mata hehe.  Secara singkat inilah langkah-langkah yang saya lakukan saat install debian di macbook air kemarin. . 1.  Bikin installer File iso saya donlot lewat web cdimage debian .  Saya memilih yang sudah termasuk xfce, desktop environtment favorit saya karena simpel dan minimalis. Setelah itu installer dibuat di flashdisk dengan bantuan balenaEtcher ,  prosesnya sangat mudah dan cepat.    . 2. Install FD berisi installer ditancepin ke mekbuk, lalu booting via flash disk setelah memencet option/alt.  Singkatnya saya mengikuti langkah-langkah di blog pvital . . 3. Masalah wifi Nah, berhubung saya menginstal di macbook air yang tak ada slot utk ethernet, jadinya saat diminta pilihan

MacBook Yang Mulai Mengesalkan

Iya memang MacBook air itu keluaran 2017, tapi sebenarnya masih relatif baru, paling tidak dibandingkan Fujitsu yang dibeli sekitar tahun 2013-an itu. Entah kenapa beberapa hari yang lalu macet. Dan terus saja macet.  Sampai akhirnya terpaksa diinstal ulang, tak cuma sekali, tapi sampai berkali-kali.  Lama dan menyebalkan. Waktu instalnya berjam-jam. Mencoba Monterey, lalu balik ke Yosemite, balik lagi ke Big Sur, sampai akhirnya memutuskan menginstal Catalina.  Semuanya nyaris sama saja, rajin memunculkan bola pelangi. Sampai harus dimatikan paksa pada akhirnya.  Berkali-kali begitu. Sepertinya saya nekat mau instal Debian saja di Macbook ini.  Proses donlot iso masih berlangsung sih.  Tadi pas donlot saya tinggalin nyepeda, harapannya pulang sepedaan donlotan selesai. eh ternyata malah pending.  Kzl!

Lari Lari Lari

Sepertinya bulan Mei ini saya cukup banyak berlari. Entahlah, lagi pengen aja, sekalian belajar mengatur napas untuk persiapan sepedaan akhir Juni nanti. Tak kapok-kapoknya ikutan Tour de Loksado, padahal dua kali sudah, terhenti di Rantau hehe Sekarang juga lebih perhatian ke detak jantung.  Masih agak tinggi dan tak stabil. Untunglah sekarang bisa sedikit ngerem, maksudnya tak maksa untuk melaju saat HR sudah meninggi.  Sekarang menjaga agar stabil di bawah 150. Akan tetapii.... karena sedang senang kembali berlari, jadi memesan sepatu, lebih dari satu hihi. Jadi begitulah. Sementara, sebentar lag, dua bulan lagi Agustus. Katanya batas akhir untuk melengkapi berkas pengangkatan fungsional dosen.  Doakan ya, sering muncul rasa malas ini.  Menyebalkan memang hehe 

hal-hal di pikiran minggu ini

 Indonesia kalah main sepakbola melawan Uzbekistan, beberapa orang bilang itu dicurangin wasit. Anehnya aku hanya merasa datar saja, apa karena merasa pernah sering dicurangin juga dalam hidup?  Dalam kerjaan tepatnya.  Negeri ini juga tak jujur-jujur amat dalam sistem kompetisi sepakbolanya, terlalu aneh.  Banyak aset bagus di mana-mana,malah memilih untuk naturalisasi yang instan.  Sedari dari dulu entahlah bagaimana, kekurangan bibit pemain olahraga bagus kah negeri ini? Lalu, pikiran terpicu dan terganggu oleh menteri yang korupsi, pelayanan oknum pajak yang menyebalkan.  Kenapa segala fasilitasi dan aturan seakan mempermudah orang-orang di level atas dan lingkarannya, tapi menyulitkan manusia tingkat biasa?  Kenapa masih saja pengkastaan dalam segala hal? Kalau saja tak terpikirkan sisa tagihan dan punya usaha yang cukup bagus, rasanya sudah saatnya pensiun dini.   Sistem yang ada lama-lama terasa makin menyebalkan. Beberapa orang yang aku kenalmalah terang-terangan menjadi penjil

tentang presiden pilihan

 biar saja jujur di sini, blog sendiri ini, jarang yang baca juga haha jadi, dua periode silam, saya jelas menetapkan pilihan, memilih pa Joko Widodo.  Selain jejak rekamnya jelas, juga karena satu almamater dengan saya doms, masa tak dipilih 😅 terlepas dari para haters  dan orang-orang yang sekarang memandang miring pada beliau gara-gara urusan politiknya akhir-akhir ini, toh nyatanta hasil pembangunan selama dua periode ini bisa dilihat kok.  Gak usah jauh-jauh, liat saja bagaimana transportasi di Indonesia selama kepemimpinan beliau. Untuk hal-hal kurang lainnya, ahsudahlah.  gajah di pelupuk mata memang selalu tak kelihatan, kok.   Tahun ini, saya awalnya berencana memilih pasangan nomor urut 1, karena senang aja dengan jejak rekam dan cara ngomong capresnya.  Kalau nomor 2 jelas tidak bakal saya pilih, alasannya ya mirip dengan dua periode sebelumnya.. Tapi sesaat setelah daftar di TPS, saya iseng lihat-lihat dan baca-baca visi dan misi masing-masing pasangan capres-cawapres, pil