Langsung ke konten utama

Postingan

Ikutan Tour de Loksado (lagi)

Penyebab utama ikutan event sepedaan tahunan ini paling tidak ada dua hal: pertama karena gratis dan yang kedua karena sepeda baru saja upgrade  beberapa parts. Kali ini tak seperti tahun kemarin yang menggunakan roadbike,  akan tetapi nekat memakai sepeda single gear,   sepeda yang tak lama dibeli dan dimiliki: polygon zenith yang framenya berbahan Nivacrom ..  Oiya, tahun ini juga pertama kali saya mencoba sepedaan pake outfit sepedaan beneran, pake jersey dan celana padding yang ketat merecet, ternyata enak juga dipake sepedaan jarak jauh ya hehe Rasio gear 42:17 adalah hasil referensi dari sepedanya Alif Mabrur yang tahun kemarin sukses menyelesaikan event Bentang Jawa sejauh 1.500 dengan sepeda fixie dengan rasio yang sama.  Bedanya dia berhasil finish, sementara aku gagal lagi untuk yang kedua kalinya hehe Tahun kemarin DNF alias do not finish alias gagal finish akibat hujan deras dan kelelahan karena salah strategi sedari awal, ditambah start yang baru dimulai pada jam 9 pagi, k
Postingan terbaru

berharap hal baik.

.. tahapan assesment  telah berakhir, dan hasilnya telah keluar sesuai harapan .. dan lalu berharap hasil paling akhir adalah yang terbaik tidak apa-apa, kan? walau mungkin secara logika orang kebanyakan mungkin ragu, tapi aku tak pernah ragu dengan harapan, walaupun faktor-faktor logis seperti ..  ya you know lah.. mungkin aku tak punya. jadi teringat suasana seperti ini, saat di tahun 2009 akhir menunggu keputusan dari atasannya atasannya atasan, terkait persetujuan kuliah, yang mana pada proses sebelum-sebelum tak pernah kejadian usulan dari lapisan paling bawah bisa disetujui, dan saat itu  amaze  sendiri saat mendapatkan persetujuan untuk melanjutkan pendidikan, tanpa perlu mendekati sana sini dan via jalur ini itu.. lalu, apakah sejarah masa lalu itu akan terulang mari kita tunggu keputusan-Nya minggu depan, doakeun ya?

kontemplasi sakit.

sumber: ballaratalliedhealth.com.au  .. pemikiran ini bukan baru-baru saja terbersit di pikiran, tapi cukup lama,  bahwa memikirkan saat manusia diberi sakit pun sebenarnya jikalau dipikir-pikir adalah celah untuk merasakan nikmat dari sisi lain. tapi karena memang seringkali manusia mikir cuma dari satu sisi, yang terpikirkan hanyalah sisi 'sakit'nya saja, pernah tidak terpikirkan bahkan ada beberapa manusia yang justru menciptakan rasa sakitnya sendiri.. dan menikmatinya.. contohnya, hal yang ingin dilakukan dari dulu tapi tentu saja tak bakal bisa terwujud: bikin tatto, kebayang kan saat jarum berisikan tinta merajah permukaan kulit, entah dengan berapa tusukan, dan entah menahan perih seberapa lama, tapi toh ditahan saja, dan malahan tersenyum menikmati hasil gambar yang tertera, walau mungkin nikmatnya terasa setelah sakit berlalu sih ya.. mungkin contoh yang sedikit ekstrim: kaum masokis, misalnya.. tapi tak usahlah dibahas soal yang ini, karena memang cuma beberapa orang

rak toko obat

sumber: lovepik.com .. aku membayangkan sedang bekerja di toko obat tradisional, penuh toples dan rak-rak berisi bahan-bahan obat, dan siap meracik obat sesuai permintaan pelanggan .. rasio bahan-bahan, cara meraciknya, tentu saja sedikit rahasia, dan obat baru akan siap setelah mendengar perminaan pelanggan lalu bergerak ke beberapa rak, mengambil bahan secukupnya, mencampurkannya ke dalam sebuah wadah- semacam lumpang yang terbuat dari besi, kemudian mengambil lagi berbagai bahan dari toples kaca yang berderet-deret di atas rak bertingkat tentu saja tak perlu waktu lama untuk pelanggan menunggu obat racikannya, selain tentu saja ada jeda waktu untuk menunggu pesanan dipenuhi peracikan obat relatif mudah karena sudah ada dalam kepala semua komposisinya, kemudian mencari bahan-bahannya pun gampang karena semua rak-rak dan toples bahan obat terorganisir dengan baik .. obat yang telah selesai diracik diserahkan ke pelanggan sesuai permintaan~ selesai. begitulah mungkin gambaran singkat t

interview.

 Jadi, akhirnya kemarin sampai juga pada tahap akhir assesment yaitu wawancara , dari 10 orang yang ikutan psikotes, tersisa 5 orang untu disaring lagi jadi 3 besar, ceritanya begitu. dan tiap kali mencoba hal baru, selalu saja jantung saya berdebar tak karuan haha.  apalagi kudu nunggu sesuai urutan abjad, itu artinya huruf R tentu saja posisinya ada di urutan yang minimal ada di tengah. saat di ruang tunggu untuk diwawancara paniata pelaksana, saya tolah toleh kok ya peserta lain ada yang bawa leptop, ada yang abwa print out  bahan, lha aku ya ga bawa apa-apa, kan mau ditanya-tanya doang, kan ya? * polos * sampai akhirnya giliran tiba, msauak ke aula, tempat wawancara berlangsung, duduk di tengah ruangan, sementara di depan ada empat orang penguji, mirip ujian tesis saja. Sebenarnya jumlah penguji direncanakan 5 orang katanya, cuma satu orang sedang berhalangan hadir, jadi saja cukup 4 saja. awal masuk ruangan, saya langsung menyapa dan meminta ijin untuk tetap memakai jaket di ruan

interval.

.. masalahnya adalah nilai yang dipakai sebagai dasar adalah angka interval, dan bukan angka absolut, SK pimpinan sebagai dasar penilaian pun tidak ada mencantumkan dan mengatur tentang ranking penilaian.. jadi dasar penilaian yang menetapkan kantor seseorang dengan kinerja terendah itu seharusnya batal demi hukum (dan etika), wong  nilai sesuai kriteria interval masuk kategori sangat baik  kok.  Harusnya kan peringkat ya berdasarkan nilai dengan huruf, dari D yang terendah sampai A sebagai nilai tertinggi. dasar hukum harus dirombak dong, dan sementara itu diproses, penilaian terendah  itu harus dibatalkan atau dihapus, itu juga kalo mau dibilang konsisten sesuai aturan, bukan hanya berdasarkan asumsi sesat. hedeh, mumet.

haruskah demikian?

.. kadang ya orang bikin kebijakan itu entah atas dasar apa, mungkin niatnya bagus tapi caranya yang tidak baik. ini gara-gara barusan liat status seorang kawan yang bekerja di sebuah unit kerja, yang sepertinya berencana memberikan apresiasi atas capaian kinerja organisasi di hari ini, di sebuah forum yang dihadiri para kepala kantor dan juga kepala wilayah.. masalahnya adalah, selain memberikan selempang bertuliskan predikat terbaik, juga tersedia selempang merah bertuliskan kinerja terendah.. seumur-umur saat bekerja tak pernah menemukan hal-hal demikian yang entah sudah pernah disosialisasikan apa tidak sebelumnya. aku cuma membayangkan efeknya ke bawahan nantinya, soalnya untuk penilaian kinerja itu perlu proses cukup lama, yang seringkali berkas kelengkapannya diminta mendadak dan terburu-buru. entahlah, apa gara-gara skor kantorku yang setahun ini emang awur-awuran, atau memang sekedar tak suka dengan cara demikian, yang katanya adalah permintaan dari pusat harus demikian. aku c