Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

Pilek yang terasa sok penting

Sebenarnya biasa saja, pilek ini, ditambah bonus sakit kepala kadang-kadang.  Padahal kamar sudah saya sapu, sudah dipel pula, beberapa sudut malah dilap hati-hati pake kertas tisu.  Tapi tetap saja hidung basah, berair, dan minta di sroot-sroot setiap beberapa menit.  Kasiannya, takutnya, mengganggu yang lain, tapi gimana dong.  Obat flu yang dibeli beberapa hari kemarin lupa naronya dimana.  Biasanya penyebab utama flu yang tak habis-habis ini cuma dua: Debu Bulu hidung yang kepanjangan Iya itu serius.  Mungkin ini juga akibat dari aktifitas sepedaan yang sudah terlampau lama libur. Mau sepedaan sekarang sudah keburu malam.  Dan lagi tidak mood sekali untuk pit-pitan.

Kebiasaan di jam 12 malam

Padahal, rasanya sudah bertahun-tahun saya menjalankan ritual ini, dengan bermacam kondisi, dari sekedar berbisik sendiri, menuangkannya dalam bentuk tulisan surat, sampai berkenalan dengan saluran bernama telepon interlokal, sampai sekarang lewat telepon genggam. Tapi tetap saja, saya deg-degan, jantung saya berdebar-debar, saat menunggu detik tepat beralih ke tengah malam tepat.  Saat ulang tahun wanita saya. Dan, seperti tahun-tahun di belakang, saya masih belum bisa, jarang sekali memberikannya hadiah, atau sesuatu atau apalah, dan barusan saya memohon sesuatu.. lagi "maaf ya ngga' bisa ngasih sesuatu.." eh dijawab enteng sama dia "kenapa atuh..." tuh kan, saya sangat tidak romantis dalam hal-hal beginian.. Aduh, saya masih deg-degan hihihi
Hari ini wanitaku ulang tahun.  Rasanya tak banyak yang berubah dari dirinya, masih menyebalkan bagi saya, karena dia selalu bisa menyenangkan siapa saja yang dekat dengannya, satu hal yang sering membuat saya diam-diam cemburu.  Satu hal yang sedari dulu tak pernah mau saya akui.  Tapi itulah, resiko menjadi pasangan orang terkenal dan pintar.  Saya semenjak dulu berusaha menahan diri dan memahami satu hal itu sebaik mungkin.

Satu kalimat hening di tengah malam yang bising

bagaimana jika pada suatu saat kau merasa semua hening berpaling tanpa menengok sedikitpun ke arahmu di saat mendung berubah deras menjadi matahari yang menyengat jelas tanpa henti sementara langkah kaki tak bisa sedikit pun dihentikan walaupun belum turus lurus dengan pikiran yang entah sejak kapan merayap mengawang menipis udara di sela sesuatu melaju yang sering kau sebut waktu?

Si sulung yang bikin saya bangga & malu sekaligus

Sekitar satu bulan yang lalu, tak terasa si sulung yang sudah kelas tiga Tsanawiyah itu, menjalani masa ujian nasional.  Dia tenang-tenang saja, di mata saya begitu.  Aktifitas mainnya juga tak berkurang. Saat ditanya, jawabnya selalu bisa ngejawab semua soal, malah katanya lebih mudah dari soal-soal saat try out .  Pede sekali pokokmen. Dan barusan, pengumuman hasil ujiannya keluar.  Saya terharu euy, nilai rata-ratanya jauh di luar perkiraan saya, mengingat hasil try outnya biasa-biasa saja.  Ya nilai 80 koma sekian itu menurut saya keren, keren sekali. Bangga?  Iyalah, bangga sekali ngeliat ujiannya sukses.  Yang jelas dengan nilai segitu si sulung itu insya Allah bisa masuk sekolah mana aja yang dia mau.  Berdasarkan survei singkat masih di atas nilai standar masuk sekolah. Lalu malunya? Ya malu lah.  Anak saya sudah lulus sekolah, sayanya belum. Ah pokoknya hari ini masih euforia sendirian, sambil mikir mesti kecerdasannya nurun dari uminya.  Uminya dulu waktu sekolah

Angkat mengangkat PNS

masih sedikit menyambung tulisan terakhir itu, biar imbang, maka saya menulis tentang kebalikan pemecatan, yaitu pengangkatan, dalam term PNS tentu saja. Awalnya, mungkin, walaupun, sekali lagi mungkin ada data yang kurang valid, pengadaan pegawai yang melalui kajian analisis jabatan, yang kemudian dituangkan dalam permintaan formasi PNS yang diperlukan di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu, untuk disampaikan ke pemerintah pusat via Kemenpan, masih bisa berjalan sesuai keadaan yang mendekati fakta riil. Sampai kemudia, gara-gara janji politik, pada tahun 2005, Presiden pada saat itu, mengeluarkan peraturan pemerintah yang tidak banyak diketahui orang kalau isinya sebenarnya kontroversial.  peraturan yang merupakan semacam jalan tol menuju status PNS melalui jalur honorer. Kenapa kontroversial? Ada beberapa poin terkait pengangkatan PNS yang terang benderang dikhianati oleh PP 48/2005 itu:  yang paling jelas adalah tentang penyusunan formasi, hal ini otomatis dilangkahi ka

menyoal Arabisasi

beberapa kali, di media, membaca beberapa gelintir orang yang menyoal hal ikhwal tentang gejala Arabisasi.  Kearab-araban, yang disorot tentulah hidup dan kehidupan umat Islam di negeri ini. Bagi saya ini adalah hal yang aneh, tapi setelah mikir ulang, hal itu menjadi hal yang tak aneh lagi, karena adalah hal biasa bagi orang yang tak mengerti akan sesuatu hal lalu mempermasalahkannya. Padahal alasannya sederhana, kenapa banyak muslim yang suka segala sesuatu yang beraroma Timur Tengah. Agama Islam sendiri ' kebetulan ' lahir di sana, lebih-lebih Rasulullah SAW juga berasal dari sana.  Al Qur'an diturunkan disana dan bahasa yang digunakan di dalamnya adalah bahasa Arab. Intinya, muslim berpenampilan 'seperti' orang Arab, berjenggot, tak lebih karena berlaku sebagai follower Rasulullah yang mereka cintai.  Wajar dong ngikutin gimana idolanya. 
Kalau pas nanjak, berhenti sejenak saja, jangan lama-lama, lalu lanjut gowes lagi, pelan-pelan sampai nantinya tiba di tujuan.. kurang lebih begitu, salah satu catatan yang dituliskan di foto suami isteri yang naik sepeda tandem, saat nanjak di acara Jamnas Federal #3 beberapa waktu yang lalu.

Pecat Memecat PNS

Baru buka berita, lagi rame tentang wacana aturan pemecatan PNS, yang dianggap kinerjanya tidak bagus, atau apalah namanya. Masalah utama dalam hal ini adalah, kinerja itu sendiri, indikator utamanya yang mana dan bagaimana?  Karena kinerja itu sendiri, hakikatnya adalah perbandingan antara output dan input. Selama ini, dan sampai ini, di instansi mana pun,  indikator utama hanya berdasarkan tingkat kehadiran.  Kalaupun ada sekarang perwujudan lain dari penilaian kinerja sesuai dengan PP Nomor 46 Tahun 2011 dan Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013 tentang ketentuan pelaksanaan PP tersebut, tetap belum ada sistem yang jelas untuk mengatur soal kinerja ini.  Kenyataannya, absensi tetap menjadi dewa dari semuanya. Yang menjadi tantangan, sementara ini adalah mewujudkan berjalannya UU Aparatur Sipil Negara, yang memang belum jalan.  Dua peraturan di atas itu pun jelas belum mengacu pada UU ASN yang baru terbit tahun 2014. Dari beberapa jenis jabatan di PNS, sebenarnya yang palin