Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

antara Spotify, Joox dan playlist tetangga

Beberapa saat yang lalu, saya (kepaksa) nginstall aplikasi Spotify, demi mendengarkan musik secara legal dan memang saya akui kualitasnya bagus dan jernih, lebih-lebih headset yang dipake sekarang kualitas outputnya keren sekali.  Kemudian karena ada tawaran untuk upgrade layanan premium Rp. 15 rb per 3 bulan, saya pun tergoda, tanpa banyak mikir melakukan transfer.  Dan entah gimana, transfer berhasil, tapi akun saya tetep saja versi gratisan, bukan premium, yang mana artinya saya tetep harus menikmati musik tanpa banyak pilihan, playlist shuffle, dan ga bisa donlot lagu.  Kesel, akhirnya saya uninstall saja. Akhirnya atas informasi seorang teman, saya pun mencoba instal aplikasi Joox, dan diluar perkiraan, menurut saya fiturnya lebih baik baik dalam beberapa hal dibanding Spotify, apalagi saat awal daftar langsung dikasih gratisan versi VIP selama sebulan.  Yang bikin saya tertarik adalah adanya fitur DTS sound , yang bikin lagu terdengar lebih keren lagi. Selain ada fitur liri

manifesto 2017

sesekali, saya juga mau bikin resolusi seperti orang-orang, beberapa hari lagi 2016 ini berakhir, dan wah saya ngga mau ngerekap kejadian di tahun ini, rasanya hasilnya memalukan.  Kalo ibarat KHS sih, dikasih IP 1,5 aja sudah sukur, yang jelas banyak pelajaran yang kembali harus saya ulang dan perbaiki. tapi rasanya kalau ngomongnya resolusi, saya mau bilang ini semacam manifesto saja, biar terdengar keren . Jadi manifesto 2017 saya adalah * bentar ambil minum dulu, mendadak aus * menyelesaikan misi yang memasuki detik-detik terakhir di Jogja, gila bro, tujuh tahun berlalu begitu saja di kota ini.  Saya tidak menyalahkan siapapun atau apapun atas keterlenaan saya ini.  Sebab, beberapa kali dan entah pada beberapa orang saya pernah bilang: kalau kegagalan seseorang dalam suatu hal itu lebih karena ulah si pelakunya sendiri, atas dasar apapun.  Oke, saya persempit, suatu hal yang saya maksud adalah: sekolah :| mengurangi berisik di media sosial yang sudah sangat berisik itu. Wal

Saya (mantan) Slanker

slank itu slengean, semau-maunya, apa adanya, tapi punya sikap Hari ini baca update di beritagar.id tentang Slank yang sudah memasuki usia tiga dekade lebih. Saya jadi teringat masa saya waktu awal mengenal Slank, tepat saat saya baru masuk asrama di awal fase SLTA di tahun 1990, eh maaf ada yang belum lahir saat itu? Hehehe.  Lagu-lagu di album pertama Slank waktu itu menurut saya keren semuanya, ada satu orang yang punya kasetnya di asrama, eh maaf ada yang nggak kenal benda bernama kaset?  Kalian lahir tahun berapa sih * mulai sewot *.  Di sampul album itu ada kuis tebak-tebakan nama personilnya berdasarkan foto-foto mereka.  Saya pun mengirimkan jawaban asal-asalan, dan ternyata jawaban saya salah.  Tapi ternyata tetap saja saya mendapatkan hadiah yang bukan main-main: sticker logo Slank, kartu anggota slanker apa ya kalo ga salah dan poster gede Slank seperti di bawah ini: Beberapa tahun kemudian, Slank juga menerbitkan buletin yang rutin saya terima, saya juga sempat s

tentang meminta

Pernah nggak terpikirkan, bagaimana proses meminta sesuatu. Meminta, artinya berharap diberi.  Tapi siapa yang mengerti, apa yang ada di benak sang pemberi. Lebih-lebih saat berdoa, meminta sesuatu pada-Nya.    Kita, eh saya cuma bisa meminta sesuatu, berharap banyak, tanpa mengerti kapan pinta saya dikabulkan, kapan pula setelah apa-apa yang saya pinta akan ditarik kembali oleh-Nya. Seringkali, saya menganggap segala pinta saya yang dikabulkan-Nya, segala yang diberi-Nya, otomatis menjadi milik saya.   Jarang saya sadar bahwa segala yang diberikannya, hal-hal baik, maupun hal-hal yang buruk, waktunya tak bisa ditentukan.  Lambatlaun pasti akan kembali pada sang Pemberi.  Semuanya hanya berbentuk pinjaman. Saya cuma diberi hak untuk merawat pinjaman itu, apapun itu, harus dijaga, dengan sepenuh hati, sembari belajar untuk bersiap saat harus berpisah dengan pemberian-Nya.  Walaupun nyatanya jarang-jarang ada manusia yang siap untuk menerima sebuah kehilangan, dalam bentuk apapun

Stats yang membingungkan

Saya baru terpikir, untuk memperhatikan stats blog ini, yang ternyata awal tahun depan tahu-tahu usianya sudah 4 tahun saja :o Blog yang awalnya saya bikin karena wordpress saya servernya lagi down kalau tidak salah.  Blog yang awalnya saya bikin dengan setengah hati, karena saya tidak familiar sama sekali dengan blogspot.  Seiring berjalannya waktu, saya pelan-pelan bisa menerima dan berusaha akrab, walau ada beberapa hal yang masih mengganjal, rasanya sudah beberapa kali saya menceritakan hal ini secara berulang: tidak bisa melihat email komentator di blog saya, dan tidak bisa mengedit komentar.  Saya pikir blogspot emang nyuruh orang untuk berpikir panjang sebelum memutuskan untuk memberikan komentar. Dan, Saya ga kepikiran kalau pengunjung blog ini, sampai sebanyak itu, per harinya, walau followernya cuma err tiga biji hahaha tapi alhamdulillah masih punya follower segala. Tapi, entahlah, saya pikir stat blogspot selalu jumlahnya lebih lebay dibanding wordpress.  Saya

tentang ingatan pertama

Saya habis berkunjung ke blognya teh Ve, dan saya tertarik dengan tulisannya tentang ingatan pertama .  Memutar ingatan ke masa kecil itu terkadang menjadi heran sendiri.  Karena nyatanya, saya baru menyadari bahwa kapasitas ingatan manusia sungguh tak terbatas.  Saya berkesimpulan begitu karena tiap hari dijejali hal-hal baru, maupun yang terulang-ulang, tetaplah ada hal-hal yang abadi terekam disana. Kembali ke soal ingatan pertama itu, ingatan di tahun ketiga.  Saya nyerah.  Belum ketemu ingatan seusia itu.  Daripada tak ada yang diceritakan, mari mengingat-ingat secara random saja, hal-hal yang menarik di masa kecil. Saya bersama adik-adik saya menunggu abah pulang membawa majalah Bobo yang rajin beliau beli untuk anak-anaknya, rasanya saat pertama dibelikan pun saya masih belum bisa membaca. Saya teringat semacam kudapan yang saya makan dulu, yaitu daun mangga muda, iya daunnya yang masih berwarna ungu itu, saya makan bersama garam.  Satunya lagi adalah, kembang jambu, saya

sesuatu yang tak terencana

di film atau novel Sabtu bersama Bapak, ada bagian yang terkadang saya hindari untuk saya baca/tonton.   Yaitu saat si Bapak bercerita tentang pentingnya perencanaan dalam hidup.  Apapun harus direncanakan dengan matang.  Rencana, rencana dan rencana. Tadi ngobrol lama dengan kawan di asrama.  Saya tersadar sendiri, betapa dalam hidup saya nyaris tak punya rencana sama sekali.  Dan akhirnya, saya tidak pernah siap akan kejutan-kejutan yang terjadi sepanjang hidup. Mungkin dulu, saya menikmati kejutan dalam hidup.  Namun, sekarang, walaupun masih berusaha menikmatinya, terkadang ada sedikit rasa kaget, tidak siap saat mengalami hal-hal yang tak terduga. Saya gelagapan menjalaninya.  Dan ya postingan ini tentang apa sebenarnya.  Sungguh random dan tak terencana sama sekali. Beh.

Perjalanan Jogja-Bogor PP naik motor

Rasanya, kemarin itu adalah perjalanan naik motor terjauh dan terlama dalam sejarah hidup saya.  Setelah hari selasa pagi memutuskan untuk naik motor legenda saya, tanpa ada rencana matang & persiapan khusus, selain memastikan bahwa rantai & gearset yang memang sudah diganti beberapa hari sebelumnya. Part 1: pergi ~ 12.12.16 Jam 6 pagi berangkat, dan memasuki Wates, disambut hujan lumayan deras, dan terus begitu sampai 5 jam kemudian, untunglah jalan cukup bersahabat, walau hujan yang cukup spartan itu tak mampu membuat jas hujan melindungi celana & sepatu hingga basah kuyup.  Untung ransel dan isinya aman terkendali. memasuki daerah Jawa Tengah, tidak ada kendala yang berarti, selain jalan raya yang lumayan rusak di beberapa titik.  Hingga akhirnya saat memasuki daerah Jawa Barat, sempat mengalami hal yang menjengkelkam.  Saya ketilang! hahaha dipikir-pikir dodol juga sih.  Saya memutuskan untuk mematikan lampu motor beberapa kilometer sebelum lokasi razia polisi-po

sebuah perjalanan panjang bernama hidup

hari rabu kemarin, setelah memantapkan hati, akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan motor honda legenda saya ke Bogor, dari Jogja, demi janjian sama honey yang kebetulan lagi ada tugas di kota hujan itu. Tapi kali ini ceritanya bukan tentang perjalanan naik motor saya yang terpanjang sampai saat ini. Mungkin nanti saya ceritakan terpisah. Yang jelas perjalanan sepanjang 500 km lebih dan nyaris sehari semalam itu perlu waktu sehari penuh untuk recovery body hehe Jadi, selama di Bogor, saya menginap di rumah sepupu, sepupunya honey tepatnya.  Kebetulan, salah seorang sepupunya yang dulunya tinggal disitu juga, baru-baru saja berpulang menghadap Penciptanya, innalillahi .. :( Yang bikin saya sedih juga, sepupu yang wafat itu, seringkali menjadi teman ngobrol saya saat berkunjung dan menginap disini.  Yang bikin sedih lagi, dia meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil.  Yang makin bikin saya sedih, anak-anaknya jadi yatim piatu, karena beberapa tahun yang lalu, ibunya sudah

KoeiSenin

Lama g abikin kuis, jadi pengen bikin ah, kebetulan saya punya beberapa buku, fiksi lah tentu, untuk saya bagikan.  Dua saja rasanya cukup.  Tapi saya lagi nggak punya soal. Kali ini, kalau berminat dengan buku the Idiots dan 2 States karya Chetan Bhagat.  Silakan lho ngasih pertanyaan, nanti saya jawab deh. Dan untuk dua pertanyaan terbagus menurut juri akan diberi masing-masing satu buku aja.

Film-film yang ditonton dan buku-buku yang dibaca

Jadi, harap maklum, saya malah banyak membaca buku fiksi selain nonton film-film yang entahlah justru menarik ditonton saat mumet jadi ini daftarnya, random : 1. Perfume : the story of murderer Ini sih cuma nonton ulang saja, dan tetap saja saya terpesona dengan rumitnya proses pembuatan sebotol kecil parfum.  Adegan favorit saya masih saja saat Grenouille memamerkan parfum hasil oplosannya pada juragan Baldini.  Itu keren! 2. A walk to remember Kisah sepasang anak muda kota, introvert vs ekstrovert, si gagah vs si culun, seleb lokal vs kutu buku pinter.  Ujung-ujungnya pacaran, lalu menikah, walau endingnya ya begitulah.  Saya masih penasaran dengan kalimat si ceweknya saat si cowok minta bantuan, katanya kurang lebih begitu: "Oke aku bantu, tapi dengan syarat kamu ga bakal jatuh cinta padaku".   Toh tak ada penjelasan tentang pelanggaran janji ini.  Harusnya kan...ahsudahlah.. 3. Fantastic Beasts and Where to Find Them Spin off Harry Potter ini menarik juga, teruta

go blog

Saya tergoda untuk iseng membuka sebentar akun twitter barusan, ya ampun ternyata riuh rendah dengan orang-orang pinter dengan segala pendapat-pendapatnya.  Sampai-sampai ada yang menganggap orang lain lebih bodoh dibanding dirinya.  Aduhai saya sepertinya terpaksa undur diri sementara dari sosial media yang satu itu, saya makin merasa saya tak level dengan mereka, melihat kemampuan saya yang sangat terbatas dalam menyikapi masalah negara ini.  Wong menyikapi diri sendiri aja masih belum berhasil kok #halaaagh Saya jadi rindu saat informasi sekilas yang cuma terbatas dari potongan koran pembungkus pisang goreng di warung penjual sarapan yang sering saya minta dan sobek bagian tekateki silangnya.  Bagian yang lain saya tak begitu peduli. Atau saat melihat acara dari desa ke desa, kuis gita remaja dan serial starsky and hutch yang saya tonton setiap malam bersama adik saya, di saluran satu-satunya di televisi di kamar depan. Saya juga merindukan informasi yang cuma bisa saya lahap

Tiga Berita

Berita #1: Sudah semingguan ini, kamar tetangga rajin memutar lagu I don't love you-nya My Chemical Romance berulang2.. Dan saya baru hapal reff-nya :3 Berita #2: Pagi2 buta.  Ada yg duluan ke kamar mandi.  Dan setelahnya, giliran masuk situ.  Kamar mandi luar biasa semerbak wanginya.  Saya kagum itu sabun apa yang dipakai. Ternyata, ada yg lupa bawa parfum di kantong, lalu pecah dan kamar mandi berubah jd kebun bunga. Berita #3: Hujan masih rajin turun.  Dan jadinya cepat lapar.

Postingan tiga babak

Di satu sisi, saya ingin bercerita banyak tentang hari-hari di bulan-bulan terakhir ini.  Tapi, di sisi lainnya saya kehabisan cara untuk menceritakannya. Mungkin yang pertama, saya lelah melihat berita-berita, baik di media mainstream maupun sosial media yang berisik itu.  Berita negatif selalu berakibat tidak baik untuk pikiran, paling tidak untuk pikiran saya yang sudah tidak terlampau baik.  Saya pikir, ada yang ingin di dengar tapi malas untuk mendengar.  Ada yang ingin lantang berbicara tapi tak ingin membiarkan orang lain ikut bicara.  Ada yang ingin dilihat tapi menutup mata untuk orang lain.  Ada yang ingin dihargai pendapatnya, tapi berpikir sinis terhadap pendapat orang lain.  Gitu aja terus sampe tahun depan.  Dan tahun depannya lagi, dan lagi. Yang kedua.  Saya semakin kesulitan menemukan bahan bacaan berupa tulisan-tulisan di blog yang bagus dan nyaman untuk dibaca.  Sementara feedreader saya rasanya semakin hari semakin sepi.  Tak bagus untuk saya yang suka kepo den