kota Jember adalah kota yang unik, kota yang rasanya hidup dalam diam, tenang dan tidak terlalu ingin bergegas. Hal itu yang saya simpulkan saat berjalan kaki menyusuri ruas jalan Samanhudi bebreapa hari yang lalu, sesuai saran dari seorang (lagi-lagi) mas Nuran yang memang asli dari kota kecil itu. Kota yang namanya tak seterkenal Banyuwangi di jaman dulu. Orang kenal Jember pasti gara-gara mas Anang Kidnap Katrina dan sekarang akibat event festival pakaiannya itu. Saya sih kalau inget Jember pasti inget akan mas Nuran dan mb Fay , salah dua orang pintar yang pernah saya kenal, dua-duanya alumnus Universitas Jember dan penggiat forum penulis Tegalboto atau apalah namanya itu. Kota kecil yang tenang, tapi sedikit menyebalkan karena di pusat kota diterapkan kebijakan satu arah pada beberapa lajur jalan, jadi mirip labirin di pikiran saya. Di luar itu, menyenangkan untuk bahkan sekedar berjalan kaki di pagi atau sore hari. Dan tiga hari saya berlalu begit...