Sebelum bercerita tentang isi bukunya, marilah mengenang masa bertemu Elia , pengarang buku itu. Rasanya sekitar tahun 2016-2017, malam hari di sebuah warung Mie Ongklok di pinggir jalan Magelang, Jogja. Saat itu Elia dalam rangka mengunjungi saudaranya yang sedang bekerja di sebuah rumah di daerah yang dikelilingi area persawahan. Oh ada juga Pito yang juga sedang sibuk mengejar tenggat kerjaannya kala itu. Anak muda itu bercerita (cukup banyak) tentang hidup dan banyak hal. Herannya dia mau saja menjawab hal-hal apapun yang saya tanyakan. Lalu ujug-ujug saya dikasih tas selempang dari kulit asli, yang masih saya simpan sampai saat ini. Entah kapan kemudian saya membeli dan membaca buku karya pertamanya: Pantai Kupu-Kupu, karya yang menurutnya kurang sesuai harapan setelah lewat meja editor. Persisnya saya lupa. Nah tahun ini, tiba-tiba ada kabar kalau anak muda itu menerbitkan bukunya lagi, kumpulan cerita tepatnya, yang ada kemiripan dalam p...