Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label buku

Elia dan Kelopak-kelopak Mawarnya

Sebelum bercerita tentang isi bukunya, marilah mengenang masa bertemu Elia , pengarang buku itu.  Rasanya sekitar tahun 2016-2017, malam hari di sebuah warung Mie Ongklok di pinggir jalan Magelang, Jogja.  Saat itu Elia dalam rangka mengunjungi saudaranya yang sedang bekerja di sebuah rumah di daerah yang dikelilingi area persawahan.  Oh ada juga Pito yang juga sedang sibuk mengejar tenggat kerjaannya kala itu. Anak muda itu bercerita (cukup banyak) tentang hidup dan banyak hal.  Herannya dia mau saja menjawab hal-hal apapun yang saya tanyakan.  Lalu ujug-ujug saya dikasih tas selempang dari kulit asli, yang masih saya simpan sampai saat ini.   Entah kapan kemudian saya membeli dan membaca buku karya pertamanya: Pantai Kupu-Kupu, karya yang menurutnya kurang sesuai harapan setelah lewat meja editor.  Persisnya saya lupa. Nah tahun ini, tiba-tiba ada kabar kalau anak muda itu menerbitkan bukunya lagi, kumpulan cerita tepatnya, yang ada kemiripan dalam p...

Hasil Submit Jurnal, Bikin Proposal dan Buku Kolab

Seperti rencana awal di bulan Januari , ternyata akibat semangat yang lagi bagus-bagusnya-syukurnya nyaris semua rencana akhirnya terwujud. Mari dievaluasi satu-satu: Jurnal yang rencana terbit di Mei itu akhirnya selesai dibikin dan sudah submit.  Masih dalam proses review. Tapi sambil menunggu, saya kepikiran bikin artikel untuk disubmit. Bahannya adalah dari hasil laporan pelatihan beberapa bulan silam. Eh,ternyata prosesnya cukup cepat dan telah terbit saja.  Menyenangkan. Proposal pengabdian masyarakat untuk kampus akhirnya tersusun dan telah submit di litabmas.   Tinggal nunggu jadwal seminar. Tak cukup itu,  mendekati tenggat waktu malah nambah submit proposal penelitian dengan skim biaya dari kampus.  Semoga kenekatan kali ini di jalan yang benar. Tiga judul book chapter itu sudah terbit aja dong.  Kok ya menyenangkan melihat list di akun google scholar  bertambah.  Norak memang.  Tapi ya gimana. Senang je haha.  Salahsatunya ada...

Submit Jurnal, Bikin Proposal dan Daftar Buku Kolab

Sebenarnya bisa dibilang kemaruk ini, memang ya saya kalau sekali bikin masalah ga kira-kira.  Patah hati dari birokrasi rupanya ada sisi positifnya juga.  Saya memutuskan fokus ke kampus dulu.  Biar ada kegiatan yang memenuhi kepala dan tak peduli dengan urusan birokrasi yang terasa agak-agak tidak logis akhir-akhir ini. Jadilah, saya melakukan hal-hal berikut lebih detilnya: Submit artikel Jurnal untuk jadwal terbit Mei, demi mengejar fungsional dosen, demi supaya bisa membimbing skripsi mahasiswa.  Lalu berencana lagi untuk submit satu lagi biar bisa terbit bulan depan atau Maret gitu minimal.  Barusan baru pertamakali juga belajar submit jurnal secara online, katro sekali saya ini ckckck. Memutuskan membuat proposal Pengabdian Masyarakat untuk kampus, demi mencari pengalaman yang mana belum pernah juga saya lakukan.  Semoga dilancarkan deh, smoga bisa submit dengan lancar juga di web PPM kampus. Nah ini yang mantep dan tanpa mikir. Memutuskan mendaftar ...

biografi Buya Hamka oleh A. Fuadi

  .. akhirnya nemu lagi buku yang nyaman dibaca, karena gaya bahasa penulisnya yang memang sudah nyaman dan sepertinya menulisnya dalam  mood  yang bagus pula.  Kebetulan yang nulis biografi Buya Hamka ini satu kampung dengan beliau, dan kebetulan pula saya suka dengan gaya nulisnya A. Fuadi, yang terkenal dengan Negeri 5 Menara-nya. Saat saya menuliskan ini, masih ada beberapa puluh halaman akhir yang belum tuntas, dari total sekitar 300-an halaman dengan font ukuran lebih kecil dari standar novel biasa.  Iya ini biografi berbentuk novel, jadi asik ngikutinnya.  Saya terus terang terbawa dalam alur ceritanya, dari awal kasian dengan awal kehidupan Buya, kemudian kagum dengan pencapaiannya, sampai ikutan kesal dengan ambisi beliau yang rada janggal di beberapa bagian. tapi banyak hal yang saya dapatkan dair buku ini, di antaranya yang terngiang adalah bagaimana cara memuliakan pekerja sebelum melaksanakan tugas yang diajarkan pemilik penerbitan tempat Buya ...

#42. Buku & Fender

 1. Buku. Tadi siang, mampir ke .. apa ya namanya.. ya orang jualan buku, ngampar aja gitu di depan bekas tempat karaoke, di pinggir jalan.  Penuh buku tentu saja, sangat penuh, mengingatkan akan sudut Kwitang jaman dulu sebelum digusur. Juga shoping  di Jogja.  Kebetulan yang jualan dari Jogja, katanya. Rencananya sih mau beli buku untuk nambah-nambah referensi tentang public service,  eh ujug-ujug malah beli Kisah Hidup Herb Feith yang dulu pernah ingin saya beli tapi batal gara-gara liat harganya.  Cerita perjalanan seseorang selalu menarik untuk dibaca.  Lalu, satu buku yang bikin saya terkenang-kenang masa menyendiri di perpustakaan sekolah, buku yang seringkali saya pinjem, entah berapa puluh kali, itu Ilmu Pengetahuan Populer yang selain informasi padat ringkasnya, juga penuh gambar-gambar berwarna.  Tadi beli seri 7.  Tergoda sih ingin beli kesemua serinya, tapi harganya bikin mikir juga kalo beli semuanya. Tapi cukup murah euy harga ...

#12 : membaca saja sudah

.. akibat cukup banyak buku-buku yang menarik untuk dibaca, selain juga ada sesuatu dan lain hal, maka sepertinya kegiatan yang cukup menarik selain bersepeda di tahun 2021 ini adalah membaca buku, iya buku fisik tentu saja. sampai saat ini tak terasa sudah menamatkan lima buah buku: tiga novel, satu biografi dan satu catatan perjalanan, menyenangkan juga pas mood membaca muncul kembali, sementara mood  sepedaan masih saja labil, semau-maunya, belum mau mikir rute yang terlalu jauh, e bentar ini kan tadi nyeritain tentang membaca, kenapa lari ke persoalan sepeda lagi jadinya menghidupkan aplikasi goodreads  yang lama mati suri, lalu sok-sokan membuat target, kali ini saya lebih realistis, cuma menargetkan bisa baca 50 buku dalam satu tahun, pikiranku yang stabil kan 2 buku per bulannya, jadi harusnya sih bisa tercapai laah. apalagi kalo baca ulang koleksi buku yang itu-itu aja tetep dihitung hehe di antara buku yang sudah kebaca awal tahun ini, buku biografi Andi Noya adalah ...

#13 favourite books

  Rak kiri atas itu adalah salahsatu bagian yang berisi buku-buku favorit saya, karya Andrea Hirata, Dewi Lestari dan Pidi Baiq yang cukup lengkap, lalu beberapa karya Habiburrahman El Shirazy, kemudian dwilogi novel grafis Sepeda Merah karya Kim Dong Hwa. Buku favorit saya lainnya yang sekarang masih belum lengkap lagi adalah trilogi Blomkvist Salander, karya asli Stieg Larsson tentu saja. Kemudian serial Noni karya bung Smas, ini sih saya sampai niat beli dan ngumpulin semua serinya, dan buku-buku itu masih saya baca ulang kadang-kadang.  Satu rak dengan serial Noni adalah 30 Kisah Teladan yang disusun oleh Abdurrahman Arroisi, rasanya saya senang dengan gaya bertutur beliau sejak membaca seri itu di perpustakaan SMP, eh atau perpustakaan daerah ya. Lalu ada buku Jomblo karya Adhitya Mulya yang sudah difilemkan itu, buku yang sejak lama ingin saya koleksi ini adalah hasil barter dengan teman di kantor lama, tukeran dengan karyanya yang lain: Gege Mengejar Cinta yang alur kis...

mungkin kurang baca, kurang musik

keruwetan akhir-akhir ini, bisa jadi disebabkan oleh mungkin kurang baca, kurang musik.  hal yang penting untuk saya yang suka berpikir pendek, atau kurang nonton, ah tidak. mungkin kurang jalan-jalan.  kurang bikin sesuatu, yang ini sudah masuk malas. padahal sudah ada rencana entah dari bulan apa, ingin benerin sadel yang sejak lama cuma parkir di kantor sejak diakuisisi, ingin bikin meja dari kayu-kayu yang tak terpakai, modelnya sudah donlot dari internet- entahlah jadinya kapan, eh niatnya kapan, padahal cuma punya pengalaman sekali bikin meja dari kayu- dulu, sekitar 20 tahun yang lalu. sementara, kemarin liat-liat tokopedia, nemu ada yang jual tiga buku serial anak-anak mama alin-nya bubin LantanG, saya beli aja lagi dong, lha gimana ya, apalagi lagi diskon ongkir, cuma bayar tiga ribu je.  sementara satu buku dijual cuma 20 ribu, biarlah untuk tambahan koleksi saya hehe. cuma baru teringat, dua jilid buku bubin  LantanG yang terakhir yang berjudul ...

tentang Almira bastari, Folio dan Vulcan

akhirnya, kelar juga baca buku yang saya beli minggu kemarin, setelah penasaran gara-gara baca buku Resign-nya.  Almira bastari ini pengetahuannya luas, dan detil dalam menceritakan satu hal, terutama dalam menjelaskan perasaan dan hubungan antar dua insan *tsaelah istilahnya. .  Satu hal menarik dari buku Ganjil-Genal itu adalah: ceritanya realistis, dan sedikit berbeda dengan Resign yang seperti ngajak pembacanya ngos-ngosan pengen mengetahui ending  yang sedikit gampang ditebak. Sementara kisah Ganjil Genap, menjungkirbalikkan tebakan saya, ada sedikit hal yang mirip dengan karya bubin LantanG, ya mau tak mau saya terus teringat beliau, bahwa tak semua hidup berakhir bahagia, walau yaa jelas isinya tak se- rebel  karya bubin lah.  Maaf jadi sedikit spoiler,  eh buat apa saya minta maaf, wong  ga ada salah ini ya. Kemudian, soal template  blog ini, kemarin kembali ngubek-ngubek jagat mayapada internet ini dengan kata koentji: free blogger...

tentang buku yang tak sabar ditamatkan dan sebuah kisah penipuan

..walaupun sudah berlangganan gramedia digital dan menamatkan satu buku puisi karya M. Aan Mansyur yang berjudul Tidak Ada Newyork Hari Ini, juga menamatkan semua seri novel grafis Grey & Jingga karya Sweta Kartika, lalu apa ya saya lupa lagi.  Pesona buku kertas tak juga pudar, saya masih juga membaca ulang beberapa buku kang Pidi Baiq. Sampai kemudian, saya menemukan informasi tentang buku yang katanya bagus, judulnya Resign yang ditulis oleh Almira Bastari.  Dan itu terbukti benar adanya, buku yang katanya masuk metro-pop itu saya tamatkan kurang dari jam jam secara marathon, alur kisahnya mengalir, seakan-akan menonton film tentang kehidupan kerjaan dalam sebuah kantor -mungkin suatu saat buku ini bakal dibuat filmnya juga.  Gara-gara itu pula akhirnya saya memutuskan membeli karya terbarunya yang konon saat dibuka sesi pre ordernya, ratusan buku cetakan pertamanya terjual habis dalam 10 menit . Luarbiasa sekali. Beberapa minggu setelahnya, saya membaca kabar ...

tentang Pure Saturday

..sebenernya, lebih pas ini adalah tentang buku perjalanan band indie asal Bandung.  Band yang musiknya tidak masuk kategori favorit saya hehe tapi apapun buku mengenai kisah perjalanan seseorang selalu menarik perhatian saya.  Hal itulah yang secara random membuat saya memutuskan dengan singkat untuk membeli buku ini (yang sebenernya diterbitkan pertamakali di tahun 2013 oleh  nkl347 yang kemudian dicetak ulang oleh KPG di tahun sekarang) beberapa menit sebelum ada pengumuman kalau toko buku akan ditutup. Firasat saya kali ini tepat.  Buku yang bersampul warna hitam, warna favorit saya, ditambah dengan tampilan yang super sederhana, itu ternyata isinya mudah sekali dicerna, alurnya mudah diikuti, walau berisi perjalanan (karir) band Pure Saturday secara detil dan runut sejak personilnya berkenalan, membentuk band, manggung, sampai bikin rekaman, sampai keadaan personilnya di saat sekarang. Saya sendiri mengenal band ini melihat videoklip Pure Saturday tampil di...

tentang 100 Soneta Cinta

gara2 beberapa kali ada yang bercerita tentang buku 100 Soneta Cinta karya Pablo Neruda, yang mana saya sendiri belum punya dan belum baca hehe.  Sepertinya itu buku yang menarik.  Dan teringat bahwa sudah sekian lama ga bikin kuis-kuisan.  Maka sepertinya menjelang lebaran ini keren juga dibikin kuis *mbulet dan ketoke  samasekali ga ada hubungannya* Jadi, pertanyaan kuisnya mudah aja; Kenapa buku itu sepertinya menarik dan ingin dibaca? Tinggal jawab di kolom komentar di bawah kui.  Lah, skalian mbantu saya sesekali memperbanyak kunjungan di blog yg lama tak diisi lagi ini, hehe. Nanti komentar2 yang masuk saya undi deh, rencananya mau disiapin hadiahe utk dua orang pemenang. Gampang ae toh. So, monggo jikalau pengen ikutan. -------- nb: *kuis ini ditutup hari sabtu, tgl 1 Juni jam 00.00. rencanane gitu. suwun

tentang sepeda merah yang menenangkan

.. ini bukan tentang sepeda saya, tapi tentang buku, atau tepatnya novel grafis, atau lebih tepat lagi, kumpulan cerpen dalam bentuk cerita bergambar, atau mehwa dalam bahasa asli pengarangnya, Kim Dong Hwa.. buku yang masuk dalam rak khusus ini ada dua jilid, yaitu Yahwari dan Bunga-bunga Hollyhock.  Resensi yang lebih bagus mungkin bisa dicari di internet.  Saya masih kesulitan menyusun kalimat untuk membikin resensi buku bagus ini. Pilihan warna-warna dalam sepeda merah ini menyenangkan, terasa menggambarkan benar keadaan desa Yedong dan Setdong yang menjadi latar belakang kisah keseharian penduduk desa dari mata seorang tukang pos yang menggunakan sepeda merah tiap kali bertugas.  Setiap bagian cerita di dalamnya berhasil membuat saya larut, terjerat dan terseret dalam alurnya .. Ceritanya pun berkisar dari kehidupan sehari-hari di pedesaan, tentang orangtua yang jauh dari anaknya yang beranjak ke kota, tentang orang-orang kota yang pemikirannya lebih rumit di...

tentang Senyum Dahlan & Tempest

1.  Senyum Dahlan ~ Tasaro GK Katanya ini spin off dari trilogi kisah hidup pak Dahlan, nah harusnya masih ada satu lagi judul yang belum keluar dari karya Khrisna Pabichara.  Senyum Dahlan adalah karya Tasaro GK. Buku yang saya dapatkan dari obralan produk Mizan ini isinya lumayan menarik, sudah lama saya tak menemui buku yang bisa saya habiskan sampai tamat, terakhir buku yang saya nikmati adalah karya terakhir A. Fuadi: Rantau . Senyum Dahlan pada awalnya dibuka dengan membingungkan, yaitu kejadian saat pak Dahlan baru saja selesai senam di Monas lalu bertemu dengan Saptoto, yang berencana menulis biografi tentang Menteri BUMN tersebut.   Kemudian spontan diajak ke kantor menteri sambil membawa dua penumpang dadakan lainnya.  Dari situ kemudian alur cerita beranjak mundur, ke masa-masa penulis biografi yang juga seorang wartawan memasuki awal perkuliahan di UNY. Cerita berlanjut saat berkenalan dengan Kanday, seorang sahabat yang idealis, punya ambisi untu...

tentang novel Anak Rantau

..proses membeli buku ini punya drama sendiri, memutuskan membelinya saat ke Jogja (lagi) kemarin.  Muterin empat toko buku besar, tapi tidak tersedia.  Ketemunya malah saat memutuskan untuk mampir di toko buku Social Agency di Jakal sepulang turun sepedaan dari Pakem. Novel karya A. Fuadi isinya khas, selalu ada quote yang bagus di dalamnya, ada ilmu yang bisa dipetik selain pilihan kata-katanya yang unik.  Alur ceritanya juga rapi, penggambaran tempat dan tokohnya detil, bercerita tentang kesederhanaan hidup dan yang penting nyaman untuk dibaca dan dicerna otak saya. Kisahnya berkutat antara hubungan ayah-anak-keluarga-kawan, dan adat Minang, sedikit tentang PRRI dan ditambah bumbu petualangan detektif ala Lima Sekawan.  Intinya itu. Yah ini resensi macam apa sih.  Lha saya takut kalau bercerita lebih jauh takut ada spoiler, mending beli sendiri terus baca, menarik kok, bener hehe

Hari ke 14 : Resensi buku 99 Wisdom

Dua hari yang lalu, ada paket yang ditujukan untuk saya.  Setelah saya buka, isinya buku, dua biji, karya Gobind Vashdev .  Yang pertama berjudul Happiness Inside , yang kedua judulnya 99 Wisdom.  Buku yang pertama saya sudah punya, dikasih oleh uni Ade beberapa waktu yang lalu. Akhirnya saya konfirmasi ke uni Ade, ternyata katanya salah kirim, jadilah saya pinjam dulu bukunya untuk saya baca, sebelum saya kirim balik.  Jadi, sedari pagi yang hujan, sampai kemudian reda di sore hari, saya luangkan waktu untuk membaca buku pinjeman tersebut.  Saking niatnya, sempet-sempetnya saya baca di Artemy Italian Gelato, kedai gelato yang saya baru tau dan belum pernah nyoba, walau kemudian kapok dan tak bakal kesana lagi, harganya lumayan mihil bro, masa dua scoopnya Rp. 28.500,- dan rasanya masih kalah jauh sama di Il Tempo Gelato.  Tadi nyoba rasa Rhum & Capucino apa gitu.  Khusus yang rasa rhum, jauh lebih nendang yang di Old Dish malah. Eh, malah mis...

Hidden Heroes : lagi-lagi tentang berbagi hal-hal baik

Lama-lama saya gemas juga, gara-gara setiap melihat sosial media, masih saja berbagi berita buruk.  Saya pikir, plis deh, kadang ngebilangin orang lain provokator, lah trus apa bedanya dengan menyebarkan berita buruk lalu menyebabkan orang lain berpikir lebih buruk bahkan jadi mimpi buruk.  Seakan-akan tiada hal yang baik lagi di negeri ini.  Barusan saya membaca buku Hidden Heroes, buka lama, cetakan tahun 2012, tapi rasanya masih saya up to date isinya.  Di saat banyak orang (termasuk saya) cuma bisa ngomong begini begitu, tapi nyatanya omong kosong doang.  Orang-orang yang ada dalam buku ini, luar biasa, membawa kebaikan, bukan untuk dirinya sendiri, tapi juga bagi orang-orang di sekelilingnya. Tokoh-tokoh dalam buku ini juga sebagian besar, bukanlah orang yang mempunyai pendidikan formal yang tinggi, tapi pola pikir dan apa yang diperbuatnya jauuuuuuh melampaui orang-orang yang kelamaan sekolah (termasuk saya) Ayolah, daripada berdebat yang tak beg...

novel serial berusia 20 tahun

Tadi siang, tak sengaja melihat tulisan tangan saya sendiri di sudut kanan atas halaman kedua dari novel serial anak-anak mama Alin-nya bubin LantanG yang entah sudah berapa ratus kali saya baca ulang.  Saya memang biasa menandai buku yang saya beli dengan paraf atau tandatangan dengan tambahan tanggal pembelian, kadang kota tempat saya membelinya, sebagai pengingat saya sendiri. Rasanya buku itu, adalah novel yang pertama saya beli, dari gaji di tahun pertama saya bekerja, ya tak terasa kalau dihitung masa kerja sudah sedemikian lama sekali, tentu dengan mengabaikan fakta bahwa nyaris setengah dari masa kerja saya diisi oleh cuti besar-besaran atas nama sekolah :D Buku itu saya beli di toko buku Gramedia yang berada di lantai 2 - kalau tidak salah - Mitra Plasa, pusat pertokoan modern pertama di Banjarmasin yang akhirnya luluh lantak akibat kerusuhan tahun 1997 . Novel itu entah sudah berapa kali juga mengikuti jejak saya kemana-mana, rasanya saya seperti tak bisa dipisa...

Penjaga rumah dan sang Profesor

Judul aslinya ya the housekeeper & the professor , judul di buku terjemahannya pun begitu, biar saja saya terjemahkan lagi judulnya, karena toh ini buku terjemahan.  Syukurnya buku ini semacam membuat napsu membaca saya terbakar lagi. Entah darimana saya mendapatkan referensi tentang novel yang satu ini, yang jelas karya Yoko Ogawa ini membuat saya penasaran, terlebih setelah membaca keterangan di sampul bagian belakang bahwa buku ini telah terjual lebih dari 4 juta eksemplar di Jepang.  Wah. Bagian awal cerita justru di awali dengan bagian yang sesungguhnya baru akan terjadi di seperempat cerita, jadi ada sedikit alur mundur.  Tapi itu menjelaskan bagaimana inti pertemuan antara profesor dan penjaga rumah, dan tokoh bernama Root, salah satu tokoh kunci di dalam cerita ini. Tokoh utama yang tampil di cerita ini minimalis sekali, ada agen tenaga kerja, kaka ipar profesor, si penjaga Rumah dan Root.  Mungkin gara-gara sedikit tokoh itu membuat saya lebih kon...

abah yang lagi entahlah

..kira-kira bagaimana perasaan para lelaki di luar sana, yang berstatus punya isteri dan punya anak, atau anak-anak, merasakan bagaimana posisinya dalam keluarga.  Sesekali aku ingin membahasnya. Ini gara-gara aku membaca buku Milea: Suara dari Dilan, yang barusan aku beli di Togamas, diskon 15% kalau tidak salah.  Walaupun sekilas fiksi tapi aku tahu itu bukan.  Disitu diceritakan bagaimana cara berbicara dan mendidik Dilan, dari sisi ayahnya yang seorang tentara, dan dari sisi bundanya yang seorang guru merangkap kepala sekolah. Aku ingin seperti ayahnya dilan sih.  Tegas tapi bisa bertindak bagus dan ngomong dengan baik dengan anaknya.  Aku sendiri? Sampai sekarang, kalau dinilai seperti kuliah, mungkin nilaiku masih D, atau paling tinggi C minus. Komunikasiku masih belum bagus.  Kesabaranku kadang memalukan.  Akhir-akhir ini, masa paling lama berpisah dengan mereka, dengan honey, dengan Thor, bang Ai, Q dan Ubay, dua bulan ini, sedikit banyak...