..kira-kira bagaimana perasaan para lelaki di luar sana, yang berstatus punya isteri dan punya anak, atau anak-anak, merasakan bagaimana posisinya dalam keluarga. Sesekali aku ingin membahasnya.
Ini gara-gara aku membaca buku Milea: Suara dari Dilan, yang barusan aku beli di Togamas, diskon 15% kalau tidak salah. Walaupun sekilas fiksi tapi aku tahu itu bukan. Disitu diceritakan bagaimana cara berbicara dan mendidik Dilan, dari sisi ayahnya yang seorang tentara, dan dari sisi bundanya yang seorang guru merangkap kepala sekolah.
Aku ingin seperti ayahnya dilan sih. Tegas tapi bisa bertindak bagus dan ngomong dengan baik dengan anaknya. Aku sendiri? Sampai sekarang, kalau dinilai seperti kuliah, mungkin nilaiku masih D, atau paling tinggi C minus.
Komunikasiku masih belum bagus. Kesabaranku kadang memalukan. Akhir-akhir ini, masa paling lama berpisah dengan mereka, dengan honey, dengan Thor, bang Ai, Q dan Ubay, dua bulan ini, sedikit banyak membuatku merenung berkali-kali: untuk apa sebenarnya semua ini.
Atau di suatu masa, aku bertanya-tanya sendiri: bagaimana sebenarnya diriku di mata dan hati mereka.
Tapi yang jelas aku bertekat, untuk tetap mendukung apapun mau mereka, selama itu bagus dan positif. Kemanapun mereka mau sekolah, terutama, akan aku dukung, sebab aku yakin jatah rejeki untuk mereka sekolah selalu disediakan oleh-Nya.
Aku termasuk orang yang lama belajarnya, secara literal, maupun tidak. Lama menangkap segala gejala alam ataupun apa yang kalian sebut hikmah dari hidup yang sudah sepanjang ini. Walaupun, aku pikir, semua orang ingin lebih baik hidupnya, dan keluarganya, sampai kapan pun pasti begitu.
Sementara begini dulu. Aku ingin menuntaskan buku ini sejenak, mudah-mudahan bisa membantu mengurai benang kusut di celah-celah tugas akhir kuliah ini.
Ini gara-gara aku membaca buku Milea: Suara dari Dilan, yang barusan aku beli di Togamas, diskon 15% kalau tidak salah. Walaupun sekilas fiksi tapi aku tahu itu bukan. Disitu diceritakan bagaimana cara berbicara dan mendidik Dilan, dari sisi ayahnya yang seorang tentara, dan dari sisi bundanya yang seorang guru merangkap kepala sekolah.
Aku ingin seperti ayahnya dilan sih. Tegas tapi bisa bertindak bagus dan ngomong dengan baik dengan anaknya. Aku sendiri? Sampai sekarang, kalau dinilai seperti kuliah, mungkin nilaiku masih D, atau paling tinggi C minus.
Komunikasiku masih belum bagus. Kesabaranku kadang memalukan. Akhir-akhir ini, masa paling lama berpisah dengan mereka, dengan honey, dengan Thor, bang Ai, Q dan Ubay, dua bulan ini, sedikit banyak membuatku merenung berkali-kali: untuk apa sebenarnya semua ini.
Atau di suatu masa, aku bertanya-tanya sendiri: bagaimana sebenarnya diriku di mata dan hati mereka.
Tapi yang jelas aku bertekat, untuk tetap mendukung apapun mau mereka, selama itu bagus dan positif. Kemanapun mereka mau sekolah, terutama, akan aku dukung, sebab aku yakin jatah rejeki untuk mereka sekolah selalu disediakan oleh-Nya.
Aku termasuk orang yang lama belajarnya, secara literal, maupun tidak. Lama menangkap segala gejala alam ataupun apa yang kalian sebut hikmah dari hidup yang sudah sepanjang ini. Walaupun, aku pikir, semua orang ingin lebih baik hidupnya, dan keluarganya, sampai kapan pun pasti begitu.
Sementara begini dulu. Aku ingin menuntaskan buku ini sejenak, mudah-mudahan bisa membantu mengurai benang kusut di celah-celah tugas akhir kuliah ini.
Saya baru baca yang Suara dari Dilan, Milea yang sebelumnya malah belum dibaca. Itu juga karena bukunya adik ipar, pas dia jeda baca saya baca kilat novel itu sampai habis :D
BalasHapusyg dua sebelumnya, yg dari sudut pandang Milea, menurut saya lebih keren sih mas, cuma yg terakhir ini lebih dewasa gitu isinya :D
Hapus