Mendengar kata lampu bohlam , ingatan saya langsung putar balik ke jaman saya masih sekolah dasar, itu sudah puluhan tahun yang lalu, kalau kamu mau tahu. Saat dimana kampungku belum dimasuki listrik, tempat rumah kakekku pun demikian, padahal cuma sepuluh kilometer jaraknya dari ibukota propinsi, keren ya ? Tapi kai, sebutan untuk kakekku, tak ada aliran listrik bukan berarti tak ada lampu listrik di rumah, walau isinya bukanlah filamen listrik, tapi dimodifikasi beliau menjadi lampu minyak tanah yang secara de jure adalah bohlam. Caranya nyaris sama dengan postingan prima tentang vas bunga dari bohlam . Langkah-langkahnya kurang lebih sama, cuma isinya bukan air, tapi minyak tanah, lalu dikasih sumbu dari kain bekas, sementara tutup dari bagian atas bohlam yang terbuka adalah potongan tube odol bekas. Dulu, saya terkagum-kagum dengan kreativitas kai saya itu, senang melihat rumah yang walaupun tanpa listrik tapi tetap ada nyala dari bohlam yang secara de facto adalah lampu miny...