Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

25 Februari, 23:20

aku tertidur di kursi jejer tiga di lorong itu, di depan sebuah ruangan di batas kota, kala mendengar tangis pertamamu mengetuk telingaku.lalu menengokmu dari gorden yang sedikit terbuka di sudut jendela. tenang saja kau disana, ya. aku lagi menemani umimu, disini... --- aku ingin menuliskan lebih banyak lagi, tapi kehabisan kata-kata hanya selamat datang, melengkapi keriuhan ketiga kakak-kakakmu :)

Subuh bersamamu

Mungkin niat subuh ini sedikit ternodai, karena ada keinginan lain selain bersujud bersama-sama disana.  Ya aku diam-diam duduk tak begitu jauh darinya, mencuri-curi pandang pada sosok yang beranjak dewasa yang tadi berbaju hijau kotak-kotak dan bercelana cokelat. Wirid pun dilakukan sembari tak melepaskan pandang padanya, sampai akhirnya aku tak tahan lagi.  Sehabis mengantarkan do'a dengan konsentrasi sebisanya nyaris buyar.  Akhirnya aku pun mendekatinya, menyodorkan telapak tangan kanan yang langsung diciumnya pelan. Hanya sekedar menanyakan hal tak penting saja, 'kenapa tak lagi mengirim cucian ke laundry langganan?'.  Lirih jawabnya 'nyuci sendiri saja, bah!'.  Ah ! Aku langsung terbayang kegiatannya yang padat sedari jam tiga pagi, untuk kemudian berlanjut hingga pulang sekolah jam satu siang, yang sepanjang delapan kilo ditempuhnya setiap hari, dengan kayuhan sepeda yang belum sempat-sempat ku upgrade , itupun akan terus bersambung sampai waktu

Donat apakabarmu?

Gara-gara membaca postingan simbok disana , saya sekarang teringat masa-masa jaya produksi donat, yang dipasarkan oleh Kaka Thor dan bang Ai di sekolahnya.  Dan keliatan siapa yang punya bakat, turunan dari uminya, juga kebalikannya, keliatan sekali yang kayak saya, sama sekali gak ada bakat jualan. Sebelum subuh sudah harus bikin adonan, yang hasil akhirnya disiapkan honey dalam dua kotak gede berisi selusin lebih donat coklat, yang konon memiliki penggemar tersendiri.  Yang paling menyenangkan adalah ekspresi bang Ai saat menunjukkan hasil jualannya pas pulang dijemput dari sekolah.  Iya hasil jualannya setengah buat jajan, setengahnya lagi untuk disetor ke juragan produser hehe, ah honey, bang Ai, kaka Thor, kapan kita bikin donat lagi ? dan Q, kita bagian makannya aja ya ?

Kebiasaan Pintu

Biasanya pulang darimana-mana, muter gagang pintu langsung kebuka, lalu ada yang menjawab salam.  Karena paling nggak ada honey di dalam rumah.  Kebiasaan itu tak pernah bisa hilang. Sudah beberapa kali tadi, dari kemarin, pas mau masuk rumah, langsung membukanya.  Masih saja sedikit terkejut, menemui kenyataan kalau pintu dalam keadaan terkunci, dan sepi.  Tangan kanan pun malas-malasan merogoh anak kunci di saku kanan. Menyebalkan bro ! Iya iya, menyedihkan sih tepatnya

Salman Al Jugjawy

Dinihari tadi, saya terbangun karena mimpi yang kembali menusuk kesadaran saya, dalam mimpi itu saya menyalami orang-orang, lalu berkata pada seseorang, bahwa sebentar lagi usia saya empat puluh, dan itu artinya sebentar juga akan mati. Saya kadang lupa, bahwa waktu yang berjalan ini, tak akan pernah bisa diputar ulang lagi, sering lupa bahwa jatah di dunia itu tak lama, dan tiap hari semakin berkurang.  Dunia sering menipu mata dan hati saya, sekan-akan hidup dibumi ini kekal. Sekan-akan apapun yang tak bisa dilakukan sekarang bisa dikerjakan nanti besok, yang padahal belum ada jaminan apakah masih ada buat saya. Lalu, saya teringat dengan sosok Salman Al Jugjawy, yang beberapa bulan yang lalu pernah saya temui di masjid Nurul Ashri seusai maghrib.  Rasanya saat ini saya baru mengerti, sekaligus iri, akan jalan hidup yang dia tempuh.  Saat dia lagi jaya-jayanya di puncak karir, terkenal dan bisa melakukan apa saja di masa mudanya, justru dia tinggalkan, untuk melakukan hal terbaik