Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label makan

tentang ulat gendut

tiga bulan terakhir ini, sudah tak terhitung saya makan siang, kadang sarapan, di warung makan bernama aneh ini: warung ulat gendut, silakan aja searching di google map, atau di instagram atau dimanapun, pasti ketemu Menu yang sering saya pesan adalah ayam goreng saus kacang, plus sayuran sebagai pelengkapnya.  Rasanya menurut saya sih enak, soalnya saya selalu pesan menu itu pas kesitu, jikalau habis sebagai gantinya paling pesan gado-gado yang rasanya juga enak. Yang menarik, menurut saya, selain rasanya, porsi makanannya presisi sekali.  Jadi tak kedikitan, tak juga berlebihan, seingkali tepat saat saya menikmati suapan nasi terakhir, tepat saat itu juga ayam dan sayurnya habis.  Ohya warungnya kecil saja, letaknya di pinggir jalan, di sebelah kios fotokopian, selatan jalan kira-kira duaratusan meter arah timur dari perempatan Brimob. Bagian menarik lainnya adalah, harga menu disitu rata-rata tak sampai sepuluh ribu rupiah.  Menu favorit saya itu sendiri d...

Males Merubah Menu Makanan

Tabiat saya sedari dulu tampaknya begitu.  Selain kadang-kadang suka mencoba-coba menu baru yang belum pernah saya rasakan, pada akhirnya menu makan saya sehari-hari ya itu-itu aja.  Jadi, kalau saya sudah cocok dengan satu masakan, mungkin sebulan, mungkin lebih menu saya ya yang itu-itu saja.  Terlampau malas untuk merubahnya. Saya tahan sebulan penuh buka puasa hanya dengan mie atom bulan goreng campur sayur dengan saus kacang yang menurut saya super duper enak buatan honey, istri saya. Waktu dulu saya kuliah di Surabaya, nyaris setiap malam menu makan saya adalah pecel lele yang warungnya berjajar di sepanjang jalan Karang Menjangan, sedangkan makan siang nyaris selalu di warung kecil di belakang kampus pasca.  Menunya juga cuma nasi dengan lauk telor ceplok plus sambal kacang dan kerupuk.  Kalau tidak sesekali saya mampir warung di deket pasar karmen.  Nyaris dua tahun muter-muter aja disitu. Sekarang, di sekitar saya berdomisili sekarang....

Makanan apapun terasa enak setelah bersepeda jauh

seperti apa yang dikatakan om Fer Ferdian barusan, dokter gigi kaya raya yang sedang melakukan tirakat turing bersepeda Jogja-Kediri, dan sedang mampir menyantap menu bernama : Kerupuk Pecel.  Pesan beliau: Jangan tanya rasanya, apapun itu setelah bersepeda puluhan km pasti terasa nikmat. - Fer, 19052016 Frasa itu sangat saya amini.   Teringat akan keinginan saya sebulan yang lalu, ingin makan Pecel Magetan di sekitar seberang Amplaz, langganan saya setelah sepedaan yang jaraknya lumayan.  Beberapa kali kesitu biasanya sama mas Radith dan yang lain-lain.  Dan selalu kesitu sehabis bersepeda. Kemarin kapan itu, saya kesitunya naik sepeda motor.  Dan ya, ada yang aneh, padahal menunya ya sama, pecelnya ya sama, telor ceploknya ya sama, nasinya ya sama, yang ngejualinnya ya sama.  Tapi rasanya jauuuh, kurang nikmat dibanding saat bersepeda kesananya. Jadi begitulah, kalau ingin makanan apapun terasa nikmat, makanlah disaat letihnya tak kira-ki...