Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label kawan

Kawan-kawan Baik di Masa Lalu

 Kadang merasa beruntung, ada saja ketemu kawan-kawan di tiap fase kehidupan, yang syukurnya sifat mereka adalah antitesis dari sifatku yang suka emosi ga jelas.  Misal saat SD aku yang suka berantem sama Hadi, kawan sebangku, akhirnya tak cocok dan tak sengaja jadi pindah sebangku dengan Sayuti di kelas 4 rasanya, Sayuti ini telinganya congekan, tapi pemberani dan baik hati, entah dimana dia sekarang.  Orangnya juga sabar dan tak pernah protes dengan segala kelakuanku yang seringkali ga penting. Saat SD sebangku eh sebelahan bangku dengan Haspan, pas kelas satu dan kelas tiga, di kelas tiga pula aku baru tahu kalau di adalah sepupuku, hedeh.  Pintar menggambar dan sama-sama tak punya buku teks, sehingga harus meminjam dari Nia dan Emelda kawan cewek di meja sebelah.  Nia yang berangkat sekolah naik sepeda mini, dan cuek pas aku sapa sambil jalan kaki, hedeh.  Tapi Nia dan Emelda tulisan tangannya sama-sama bagus dan rapi. Eh kok malah membicarakan perempua...

tentang seorang Indah

.. entah sedang kerasukan apa tiba-tiba ingin bercerita tentang salah seorang kawan, dia setengah angkatan kuliah di bawah dan satu bimbingan, artinya punya promotor disertasi yang sama.  Riwayat hidupnya cukup unik, salahsatunya adalah pekerjaannya sekarang di kementerian yang ngurusin pohon satu negara, tapi ilmu dasarnya sendiri adalah ngurusin ikan, ya mari kita anggap saja dia ahli dalam hal makhluk hidup. Awal kenal dengan dirinya tentu saja waktu perkuliahan, walau tak berkesan-kesan amat, karena saat itu sama-sama sudah biasa mendapatkan nilai A untuk nyaris semua mata kuliah (lah malah nyombong).  Sampai suatu ketika sempat berkunjung ke kontrakannya yang sebenarnya adalalah garasi, yang membuatku takjub, bagaimana bisa tabah menjalani hidup di tempat itu bersama keluarganya. Haruskah aku ceritakan juga kalau suaminya juga kawna saya dan juga sama-sama kuliah di fakultas yang sama? Rasanya tidak perlu, karena tidak begitu menarik untuk diceritakan, karena hidupnya yan...

tentang seorang teman

.. rasanya sudah berkali-kali sebenarnya saya bercerita tentang sosok kawan yang satu ini, yang cerdas memang namun kadangkala mengesalkan, itu karena saya merasa sulit untuk menandinginya, dalam hal apapun, ditambah saya orangnya memang tidak kompetitif, makin menyebalkanlah jadinya.. salahsatu yang saya sadari, dia kalo ngomong jelas, terarah, intonasinya bagus, detilnya diperhatikan, saya yang menyimak pun senang- kan sangat antitesis dengan saya yang kalo niat ngomong A di otak kadang bisa jadi yang keluar dari mulut malah Z.. rasanya semuanya yang dia pikirkan, ucapkan dan lakukan terencana dengan baik- saya sungguh iri dengan dirinya. tapi saya kali ini tak mau menyebutkan jatidirinya, nanti malah ge-er ga karu-karuan, meskipun saya tau hal itu sangat tak penting baginya.. tapi sungguh, punya teman yang cerdas itu sangat menyenangkan, seringkali bisa jadi pengingat bahwa diri saya ini bukanlah apa-apa, tidak ada apa-apanya dibanding keberadaan orang lain, dan bahwa saya ini masih...

#32 Mengingat-ingat Hal-hal di Sekolah Dasar

Sebelum saya bercerita tentang sekolah yang banyak mengubah hidup saya, sebab rasanya banyak sekali hal-hal yang terjadi di sekolah menengah yang rada ajaib itu.  Saya sekarang justru tertarik untuk mengingat-ingat masa-masa di sekolah dasar. Saya masih ingat, saat pertama masuk ke ruangan guru, diantar oleh mama saya yang juga guru, tapi tak mengajar di sekolah saya. SD Inpres Bina Bakti namanya dulu.  Sekolah saya terbuat dari kayu dan jendela dari kawat ram.  Letaknya tak jauh dari rumah dan area persawahan.  Waktu pertama masuk ruang kelasnya baru ada empat. Masuk sekolah dasar pada saat usia belum genap 6 tahun, itu karena di desa waktu itu belum ada yang namanya sekolah TK.  Untung sudah boleh masuk sekolah. Masuk pertamakali tidak pakai seragam, karena belum selesai dijahit, jadi aja pake kemeja bermotif korpri, dari kelebihan kain bahan seragam orangtua saya.  Beberapa hal yang saya ingat adalah saya mendapatkan nilai 5, ditulis dengan pulpen merah,...

#31. Pasrah Wae trus Nostalgia SMP

Kadang-kadang memang sekarang sampai pada titik mikir: " karepmu wae, wes aku meneng ". Soalnya setelah mikir-mikir,  seringkali tak ada gunanya juga teriak-teriak ngasih tau orang-orang kalo ada yang ga beres, tapi toh orang yang dikasih tau juga telinganya seakan-akan seperti ketutup sama headphone mihil yang punya noise cancelling  jadi ga bakal denger apa-apa dan asik sendiri dengan dunianya. Kembali lagi pikiran berputar saat masih di masa SMP (jauh banget ya haha), iya saya es-em-pe itu tahun 1987-1990, sudah begitu lama sekali.  Saat itulah rasanya hidup ya berjalan begitu saja, jarang megang uang saku karena memang ga ada budget untuk hal-hal seperti itu di rumah.  Tapi toh hidup terus berjalan saja, sekan dunia bakal terus baik-baik saja. Masa-masa jadi manusia yang pendiam banget dan tak peduli dengan sekitar. Saya juga tak begitu kenal dan akrab dengan kawan sekolah,  bahkan sampai sekarang saya cuma ingat beberapa orang kawan saja, bentar saya inget...

tentang tadi malam

.. kembali dijemput seorang kawan, pada tadi malam, yang sebelumnya mengirim pesan seperti ini kurang lebihnya: mau nanya, apa dikau sedang perlu sesuatu dan terkait hal tersebut mengharuskan adanya aktifitas jalan-jalan? karena aku lagi pengen jalan tapi bingung, sehingga jika dikau ada tujuan akan aku antarkan bingung, bukan?  saya pun perlu waktu beberapa jenak untuk mencerna kalimat ajakan yang bunyinya samasekali tak beraroma ajakan, apalagi aslinya dituliskan dalam bahasa Banjar slang. akhirnya saya sanggupi sahaja, karena kebetulan si bungsu sudah tidur karena capek main seharian. mobil merah marun itu datang tak lama setelah isya, lalu meluncur sambil memikirkan tujuan berikutnya, karena aslinya sungguh saya pun tak punya tujuan mau kemana, hedeh lalu diputuskan untuk menuju ke arah barat, ke kota Banjarmasin saja, ke satu-satunya mall yang ada di tengah kota agak ke pinggir dikit.  Sekitar satu jam sampai di sana, masuk mall, muter-muter, liat-liat, sampai ...

Digitalisasi Kenangan

Rencana yang entah sejak kapan, akhirnya terwujud hari ini: mendigitalisasi foto-foto lama.   Sempet nyesel juga sih membuka album foto-foto semenjak kecil, beberapa ada yang rusak berat. Akhirnya barusan, beberapa foto saya abadikan dengan di scan satu persatu.  Bagian menyenangkannya adalah, beberapa foto saya bersama foto temen kuliah S1 saya sebarkan di grup whatsapp .  Mereka bersukacita sekali tampaknya hehehe Sementara, banyak foto yang bikin saya termenung sendiri, tersenyum-senyum sendiri.  Ya tak terasa begitu lama waktu sudah dijalani, bersama banyak orang: keluarga, kawan dan gebetan :D Saya pikir, sesekali memang hidup harus menengok ke belakang, biar ingat bahwa tak ada sampai di titik ini sebelum menjalani semua yang telah dilewati. Bahwa, masa sekarang tak akan pernah hadir tanpa adanya masa lalu.

kala laptop saya tidak bisa login

.. jadi, entah kenapa, laptop saya yang isinya adalah debian jessie itu, kmaren malam tak bisa dihidupkn.  Jadi cuma sampai pada halaman login, tapi ngga bisa login.  Bingung kan? Saya juga.  Jadi habis ngisi username dan passoword nalik lagi ke halaman login. Gitu terus. Saya pun bingung.  Namanya juga user linux abal-abal yang cuma bisa make doang, tapi pas ada masalah cuma ada satu pikiran: format ulang apa ya? haha Mau menghubungi master debian, itu mas galih , saya ya takutnya mengganggu beliau.  Akhirnya saya minta bantuan teman-teman asrama (iya skarang saya nggak kos lagi, tapi masuk asrama, nantilah bagian menarik ini saya ceritakan kapan-kapan) Yang pertama temen sebelah kamar yang memang mahasiswa IT, dia utak atik, masuk terminal, ketik ini itu, masih tak merubah apa-apa. Akhirnya minta tolong sama penghuni kamar satunya yang juga kuliah di jurusan IT, tapi yang satu ini programmer handal.  Langsung saja dia ketak ketik, sambil menginter...