Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label tujuh

tentang Hari ini

alhamdulillah.. setelah menunggu selama kurang lebih 7 tahun, akhirnya misi di Jogja bisa terselesaikan.  Terimakasih untuk siapapun yang mendoakan saya hingga sampai di bagian akhir perjalanan sementara ini. Iya sementara, barusan saya baru ujian tertutup, yang cukup membuat saya kliyengan dikeroyok selama tiga jam oleh sembilan orang penguji yang benar-benar ahli di bidangnya.  Sementara saya yang statusnya masih santri hanya bisa terkagum-kagum bahkan saat menyimak semua pertanyaan-pertanyaan mereka. Jadi meskipun sudah dinyatakan resmi.. ehm .. masih banyak masukan-masukan yang harus saya perhatikan untuk perbaikan sebelum nanti kembali mempresentasikannya di ujian terbuka, yang yaa mudah-mudahan dalam waktu kurang lebih satu bulan ini bisa kelar.  Doain (lagi) ya! Pesan promotor utama saya yang saya inget barusan justru di bagian: kamu istirahat dulu dua hari, hari ketiga langsung garap perbaikan, secepatnya!   Keren sekali kan pesan beliau. Ja...

tentang H-1 Redemption

Tak terasa tengah mala sudah lewat, sudah menjelang jam dua dinihari disini, hujan sudah lama berhenti, itu artinya hari ini resmi hari minggu.  Artinya sehari lagi adalah senin, yang mana jam delapan paginya adalah waktunya melakukan tanya jawab, yang mana saya sama sekali tak mau membayangkan prosesnya saat ini, sama sekali tak berminat.  Biarlah waktu menjawabnya #halagh Alih-alih stress, seperti tuduhan beberapa rekan kuliah yang bilang saya ga bisa tidur nyenyak dan ga enak makan. Nyatanya saya tidur masih tak tau diri dan makan juga alhamdulillah lumayan, malah laper lagi sekarang.  Saya bilang bahwa titik stress saya mungkin sudah terlewati, sampai-sampai saya sudah seperti mati rasa haha absurd.  Temen-temen asrama lebih-lebih seperti bingung melihat saya yang seperti begitu santai saja.  Lah, trus saya harus gimana? Yang menjadi perhatian saya sekarang ini justru smoga saya inget untuk menyetrika kemeja putih, meminjam dasi dan membersihkan sepatu...

tentang H-2 Moana, Angkringan dan Rindu

my island is dying - moana di postingan saya sebelumnya, saya sudah bilang kalo saya seringkali mikir sendiri, atau istilah kekiniannya: baper, jika nonton film yang berlatar hutan dan semacamnya, eh ternyata saya menemukan hal itu lagi di film Moana. Mari saya ceritakan hal-hal random setelah nonton film apik itu: Saya membayangkannya terlalu jauh, kepikiran bumi yang sekarat dan marah karena kenyamanannya terusik, lalu marah, lalu bikin semuanya suram dan sekarat, sampai muncul pahlawan yang ditunggu: Moana dan Maui. Kenapa harus dua orang? karena manusia tak bisa berjalan dan hidup sendiri, harus punya seseorang yang bisa mengingatkan dan membuat semangat untuk mencapai tujuan.  Saat seseorang yang diharapkan bisa memberi semangat itu pergi, dengan alasannya sendiri, akhirnya cuma bisa bengong di kapal yang dia di tempat.  Itu yang dirasa Moana saat ditinggalkan Maui yang merasa tak bisa membantu lagi saat senjatanya rusak dan tidak sakti lagi. Untungnya ada ne...

tentang h-3 ingatan-ingatan

saya menuliskan ini sehabis menonton episode terakhir dari Sherlock musim keempat.  Ada beberapa bagian yang menarik memang, tapi nyatanya saya tidak terlalu antusias.. Saya pikir paling nanti ada kelanjutannya lagi.  Tapi, paling tidak saya akhirnya jatuh cinta (lagi) pada tokoh kedua setelah Irene Adler : Eurus. beberapa saat setelah menamatkannya, saya kembali terusik dengan berita kemari tentang diksar, pendidikan dasar mapala, atau kalau di mapala saya dulu disingkat latdas: pelatihan dasar. saya bisa bilang panitia diksar yang berujung kematian kemarin itu..argh mau bilang goblok ya kesannya kok terlalu merendahkan, kaya saya ini pinter aja.. ya pokoknya begitu lah.  Saya beberapa kali mengalami urusan junior-senior gitu, fisik,  otak dan mental saya beberapa kali dihantam habis-habisan, dan memang perlu waktu untuk kembali pulih.  Tapi untungnya saya tak mengalami yang namanya kontak fisik. Okelah dipaksa ini itu, dimarahi dengan mulut comberan para...

tentang H-8

Seharusnya, kedatangan keluarga, paling tidak memberikan semangat lebih untuk melanjutkan studi.  Saya memang menikmati masa-masa mengantar anak-anak sekolah, hidup dengan keluarga lagi selama dua tahun lebih di kampung orang seharusnya sangat menyenangkan. Saya memang dodol, karena ada kejadian yang sayangnya saat ini masih harus saya skip dari bagian cerita saya.  Anggap saja semua berlalu begitu saja, bahkan sampai tak terasa si sulung sudah masuk SMP, Q yang waktu itu kasih berstatus si bungsu tak terasa sudah masuk TK, dan bang Ai tau-tau sudah kelas 3 SD saja, tahu-tahu honey sudah menyelesaikan kuliahnya, tahu-tahu saya ditinggal sendiri lagi di Jogja. Salah siapa? Ya salah saya sendiri lah.  Sampai tak terasa si bungsu lahir di 2014, bahkan proposal riset saya belum rampung-rampung.  Kemana saja saya?  Hingga surat peringatan dari kampus datang, saya diberi peringatan keras, diminta segera menyelesaikan apa yang saya mulai empat tahun yang lalu, atau...

tentang H-9

Akhir tahun 2009 adalah hal yang tak terduga, usulan untuk melanjutkan sekolah saya disetujui oleh kantor.  Masalahnya adalah, pendaftaran sekolah untuk semester ganjil rata-rata sudah ditutup di bulan Agustus.  Tetapi sesuai rencana awal, akhirnya saya memutuskan untuk tetap mendaftar ke Brawijaya, kemudian sempat ikut TPA dan TOEFL disitu, sebelum akhirnya memutuskan untuk mundur. Mundur karena dua hal: yang pertama, biaya sekolah disana naik secara signifikan gara-gara akreditasinya yang konon jadi A.  Hitungan sekilas tampaknya beasiswa ga bakal nutup hidup disitu selama setahun.  Kemudian alasan yang kedua, sya di PHP-in seorang teman, yang awalnya janji mau ngebantuin soal kos selama di Malang, tapi menjelang hari H katanya sudah dipake orang lain.  Baiklah, ga masalah juga sih sebenarnya soal ini.  Tapi dijanjiin bertahun-tahun untuk kemudian dibatalkan itu kan sungguh nganu. Batal ke Malang, saya memutuskan untuk nyoba balik ke almamater tercint...

tentang titik kritis biografi

ada dua kata inti dari judul postingan kali ini, dan saya ingin bercerita tentang dua kata tersebut. yang pertama adalah biografi, salah satu hal yang menjadi minat saya sejak dahulu, jangan tanya persisnya kapan, saya juga lupa.  Faktanya saya sangat suka dengan cerita kehidupan seseorang, yang memang sudah terkenal di media maupun cerita hidup teman-teman saya, bahkan kisah hidup seseorang yang baru pertamakali saya kenal pun.  Silakan bercerita tentang perjalanan hidupmu, saya mungkin akan tahan berjam-jam mendengarkannya, lalu diam-diam mencatat poin-poin pentingnya dalam pikiran saya. Menurut saya, kisah hidup siapapun selalu menarik untuk diikuti, terkadang juga untuk dipelajari.  Makanya, kalau ke toko buku, saya nyaris tak pernah absen untuk menengok rak buku tentang biografi.  Nyatanya saya pun (pernah) punya koleksi buku tentang perjalanan hidup seseorang, sebut saja Abdul Qadir Jailani, Umar bin Khattab, Steve Jobs, Einstein, Margaret Thatcher, Soehart...