saya menuliskan ini sehabis menonton episode terakhir dari Sherlock musim keempat. Ada beberapa bagian yang menarik memang, tapi nyatanya saya tidak terlalu antusias.. Saya pikir paling nanti ada kelanjutannya lagi. Tapi, paling tidak saya akhirnya jatuh cinta (lagi) pada tokoh kedua setelah Irene Adler : Eurus.
beberapa saat setelah menamatkannya, saya kembali terusik dengan berita kemari tentang diksar, pendidikan dasar mapala, atau kalau di mapala saya dulu disingkat latdas: pelatihan dasar.
saya bisa bilang panitia diksar yang berujung kematian kemarin itu..argh mau bilang goblok ya kesannya kok terlalu merendahkan, kaya saya ini pinter aja.. ya pokoknya begitu lah. Saya beberapa kali mengalami urusan junior-senior gitu, fisik, otak dan mental saya beberapa kali dihantam habis-habisan, dan memang perlu waktu untuk kembali pulih. Tapi untungnya saya tak mengalami yang namanya kontak fisik.
Okelah dipaksa ini itu, dimarahi dengan mulut comberan para senior, disuruh push-up, menggulingkan badan sampai nyaris muntah, dan kerjaan fisik lainnya. Tapi tak pernah senior saya sampai menghantam fisik secara langsung .
Senior-senior dimanapun, yang berpikir menghantam juniornya dengan tangannya, saya pikir pasti sedang mabok, kalo ngga bisa dibilang gila. Demikianlah, begitu saja. Kesel saya. Beraninya sama orang yang diam tak melawan. Coba ikut pertandingan karate aja gitu, biar sama-sama saling menghajar, sampai mati pun tak masalah.
Jadi keinget sesuatu, tiga hari lagi pun, saya bakal dihajar oleh senior-senior, ini lebih mengerikan, saya bakal dihajar secara ilmiah. Hal yang sebenarnya sangat saya kuasai. Untungnya ajangnya fair, lebih seperti pertandingan bela diri, saya diberi kesempatan untuk membela diri dan menyerang balik Walau sepertinya kecil sekali kemungkinan itu terjadi. Gimana mau menyerang balik, saya ini ibarat prajurit kurang ilmu melawan pasukan jenderal yang sakti mandraguna. Duh, gusti nu agung..
Sebenarnya saya sendiri tak suka konsep seniorijunior begitu. Manusia pada dasarnya sama saja sih, cuma beda di ilmu dan pengalaman. Udahlah, mari berangkat.
update:
Sesampai kampus, eh kok sepi, yaiyalah masih jam 7. Mari kita coba iseng lakukan seperti apa yang pernah diposting oleh salah satu pengunjung blog ini: mb anggi, yaitu menuliskan 30 fakta tentang aku yang semoga saya bisa inget sebanyak itu. Mari kita mulai..
beberapa saat setelah menamatkannya, saya kembali terusik dengan berita kemari tentang diksar, pendidikan dasar mapala, atau kalau di mapala saya dulu disingkat latdas: pelatihan dasar.
saya bisa bilang panitia diksar yang berujung kematian kemarin itu..argh mau bilang goblok ya kesannya kok terlalu merendahkan, kaya saya ini pinter aja.. ya pokoknya begitu lah. Saya beberapa kali mengalami urusan junior-senior gitu, fisik, otak dan mental saya beberapa kali dihantam habis-habisan, dan memang perlu waktu untuk kembali pulih. Tapi untungnya saya tak mengalami yang namanya kontak fisik.
Okelah dipaksa ini itu, dimarahi dengan mulut comberan para senior, disuruh push-up, menggulingkan badan sampai nyaris muntah, dan kerjaan fisik lainnya. Tapi tak pernah senior saya sampai menghantam fisik secara langsung .
Senior-senior dimanapun, yang berpikir menghantam juniornya dengan tangannya, saya pikir pasti sedang mabok, kalo ngga bisa dibilang gila. Demikianlah, begitu saja. Kesel saya. Beraninya sama orang yang diam tak melawan. Coba ikut pertandingan karate aja gitu, biar sama-sama saling menghajar, sampai mati pun tak masalah.
Jadi keinget sesuatu, tiga hari lagi pun, saya bakal dihajar oleh senior-senior, ini lebih mengerikan, saya bakal dihajar secara ilmiah. Hal yang sebenarnya sangat saya kuasai. Untungnya ajangnya fair, lebih seperti pertandingan bela diri, saya diberi kesempatan untuk membela diri dan menyerang balik Walau sepertinya kecil sekali kemungkinan itu terjadi. Gimana mau menyerang balik, saya ini ibarat prajurit kurang ilmu melawan pasukan jenderal yang sakti mandraguna. Duh, gusti nu agung..
Sebenarnya saya sendiri tak suka konsep seniorijunior begitu. Manusia pada dasarnya sama saja sih, cuma beda di ilmu dan pengalaman. Udahlah, mari berangkat.
update:
Sesampai kampus, eh kok sepi, yaiyalah masih jam 7. Mari kita coba iseng lakukan seperti apa yang pernah diposting oleh salah satu pengunjung blog ini: mb anggi, yaitu menuliskan 30 fakta tentang aku yang semoga saya bisa inget sebanyak itu. Mari kita mulai..
- Tak begitu suka dengan pelajaran bahasa Indonesia sejak mendapatkan nilai D tak harus mengulang waktu kuliah dulu hanya gara-gara jawaban saya penuh coret-coret dan tak pake tip ex untuk memperbaikinya, padahal temen saya yang saya kasih contekan malah lulus, beh!
- Gara-gara nomor satu itu di atas, saya juga benci dengan tip ex.
- Suka penasaran dengan jenis minuman atau makanan yang belum pernah dicoba, sedikit aneh pun tak mengapa, misalnya pas nyoba belalang goreng, saya masih penasaran pengen nyicipin kalajengking goreng, tapi kan adanya cuma di China eh atau di Jepang ya mbuh, liat di tipi gitu.
- Kalau sudah nemu menu makanan enak (dan murah), saya bakal balik kesitu-situ lagi berkali-kali sampai bosen, tak ada batasan waktu untuk itu.
- Lebih milih tidur daripada makan disaat lapar tapi ngantuk.
- Pemarah yang bisa meledak sewaktu-waktu jika penyulutnya tepat. Anger management saya parah memang. Salah satu sifat diri sendiri yang tak disukai, sering bikin menyesal sendiri dan ingin dihilangkan.
- Tak pernah punya seorang sahabat. Rasa-rasanya begitu. Kawan banya, kawan baik ada beberapa, tapi kalau seorang sahabat, rasanya belum pernah, definisi sahabat apa toh? #lah
- Tidak begitu suka dengan sepatu, lebih-lebih pantofel. Saya lebih suka sandal gunung atau sendal jepit. Pakai sepatu hanya gara-gara kepaksa saat kerja atau musti berhadapan dengan dosen, atau saat kadang-kadang harus pakai sepatu cleat saat bersepeda. Sekarang pun saya pakai sendal gunung.
- Tidak tahan dingin, lebih-lebih dingin AC, naik kereta ekonomi saja skarang terasa begitu menyiksa karena ac-nya mesti disetel maksimal. Naik bis juga sekarang saya hindari karena kadar ac-nya kadang biadab.
- Suka pilek saat bangun tidur, untunglah skarang bisa teratasi dengan rutin minum air jeruk nipis, walau akhir-akhir ini mulai males-malesan lagi bikinnya
- Masih tak bisa move on dari serial anak-anak mama alin-nya bubin LantanG, saya mungkin sudah baca ratusan kali buku-buku tipis itu. Saya sampai-sampai punya masing-masing dua eksemplar untuk tiap bukunya. Satu set di Jogja, satu setnya lagi di rumah dan saya simpen di kotak khusus.
- Jarang sarapan, kecuali benar-benar dalam keadaan lapar atau pas malemnya males makan. Ini kenapa kembali ke topik makanan.
- Pernah berantem tak sengaja dengan monyet waktu SD, dan saya menyerah kalah setelah mendapatkan gigitan di nadi tangan kanan dan kaki sebelah kiri, lukanya abadi sampai kini #halagh
- Akhir-akhir ini suka baper kalo nonton film yang alur ceritanya disangkutpautkan dengan hutan, misalnya Pete's Dragon dan Jungle Book.
Yang nomor 20 itu lucu! 😂
BalasHapusDemikianlah 😐
HapusKok aku juga ngakak pas bagian no 20 dan cabut gigi pakai tang itu ya. Bener-bener random hahaha...
BalasHapusPas lg sakit lalu nekat ya gitu deh 😐
HapusEh, btw saya juga baru mau posting tentang diklat mapal itu tapi berkali-kali revert to draft. Kesel banget tapi belum menemukan kalimat yang tepat untuk mengungkapkan kekesalan itu fiuuuh...
BalasHapusDitunggu postingannya mb
HapusNo 11 tolong saya dong saya mau banget dikirimin itu... #negek
BalasHapusSaya juga ngalamin no 13. Tapi karena saya dengan lugunya *coret* bodohnya ngasih makan monyet nya daun singkong.... Entahlah apa yang waktu itu ada di pikiran saya, yang jelas monyetnya sih tampak sekali nggak terima.
20 dan 27 😂😂😂😂😂😂😂😂
Kalo seriusan pengen yg no.11 kirim alamat aja ke email saya. Tp saya kirimin kopiannya saja ya? Ditunggu di rd.syarani@gmail.com
Hapusaheeeeyyy... meluncuuuurrrr....
Hapus