Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label sekolah

Kawan-kawan Baik di Masa Lalu

 Kadang merasa beruntung, ada saja ketemu kawan-kawan di tiap fase kehidupan, yang syukurnya sifat mereka adalah antitesis dari sifatku yang suka emosi ga jelas.  Misal saat SD aku yang suka berantem sama Hadi, kawan sebangku, akhirnya tak cocok dan tak sengaja jadi pindah sebangku dengan Sayuti di kelas 4 rasanya, Sayuti ini telinganya congekan, tapi pemberani dan baik hati, entah dimana dia sekarang.  Orangnya juga sabar dan tak pernah protes dengan segala kelakuanku yang seringkali ga penting. Saat SD sebangku eh sebelahan bangku dengan Haspan, pas kelas satu dan kelas tiga, di kelas tiga pula aku baru tahu kalau di adalah sepupuku, hedeh.  Pintar menggambar dan sama-sama tak punya buku teks, sehingga harus meminjam dari Nia dan Emelda kawan cewek di meja sebelah.  Nia yang berangkat sekolah naik sepeda mini, dan cuek pas aku sapa sambil jalan kaki, hedeh.  Tapi Nia dan Emelda tulisan tangannya sama-sama bagus dan rapi. Eh kok malah membicarakan perempua...

antara sekolah, ular berbisa & anak kucing

Saya dulu sekolah di jurusan peternakan, jadi selama 3 tahun belajar teori & praktek tentang hewan-hewan (piaraan).  Menarik sih sebenernya, teori-teori diajarkan lengkap, dari anatomi sampai reproduksi, juga tentu saja sampai urusan pakan dan rantai pemasaran. Semua hewan (ternak) diajarkan, kecuali babi, yang cuma dibahas sekilas, karena sekolah tidak menyediakan ternak babi & kandangnya.  Yang ada di lahan praktek cuma sapi, kerbau, kuda, ayam, kambing, puyuh, kalkun dan bebek - banyak ya hehe Tentu saja saya menyerap ilmu ternak dengan kurang baik, minat saya agak kurang, di samping saya takut sama darah dan tak terlalu berani dengan praktek yang melibatkan hewan ruminansia, jadilah cuma dapet ilmu ternak pas-pasan. Lepas sekolah, tidak lagi kuliah di jurusan ternak, malah sengaja menyasarkan diri ke kehutanan.  Secara umum ya mempelajari pohon dan kerabatnya. Toh ternyata ada bagian yang tak begitu jauh dari sekolah.  Selain belajar tentang biologi tentu...

aktif sebentar di sosmed untuk mengenang masa terancam DO

barusan, aktif bentar di sosmed, apdet bentar, tapi kok rasanya.. aneh posting gituan hehe padahal ya cuma mengenang-ngenang masa terancam DO 5 tahun yang lalu. Hal ini sebenarnya saya hindari: mengenang masa-masa sulit di kala semuanya sudah berlalu. Etapi intinya mengenang ya nostalgia kan.  Jadi, dulu itu, detlen ujian tertutup, adalah pada akhir bulan Januari, lewat ke Februari artinya adalah drop out.   Saya memang keterlaluan sekali sih saat sekolah di Jogja itu, overtime 2 tahun dari jatah beasiswa yang disediakan kantor, jadinya ya nanggung sendiri biaya sekolah & hidup tambahan itu, saya eang salah sendiri, terlalu santai ditambah perencanaan yang buruk, harap jangan ditiru kelakuan saya ini.. Endingnya ya bikin panik banyak pihak: ya promotor, ya staf pasca, ya ketua program, ya kantor, ya keluarga.. sayanya malah esmosi kalo ditanya soal progres kuliah hihi untunglah berkat bantuan semua pihak semua akhirnya bisa terlewati, walaupun kelar ujian tertutup s...

#36. Akhirnya Ngajar Juga

.. maaf, cerita nostalgianya pending dulu bentar.  Saya lagi seneng hari ini, gara-gara kesampaian ngajar, dan bentar lagi bisa menunaikan aksi balas dendam haha.  Maaf judulnya juga rada lebay.  Saya lama ga sesenang ini.  Dan ga karu-karuan sejak kemarin. Saya yang biasanya kalo di kantor paling banter jadi moderator dan peserta, lha kinin kudu jadi host  di aplikasi zoom.  Dasarnya pemalas dan gaptek, maka saya belajar cepet-cepet biar bisa rada lancar nge- host,  trus bikin google form untuk absensi. Iya saya tau sepertinya google class dan google meet sepertinya lebih menjanjikan, mungkin.  Tapi saya belum ngerti.  Jadi pake yang saya cukup ngerti aja deh. Trus apa. Mau bikin ppt. Tapi teringat pesen seorang kawan kalo mending bikin di canva  aja trus convert ke pdf.  Jadi skalian saya ujicoba. Isinya sih, cuma pengantar dan outline  untuk perkuliahan satu semester.  Bahannya sementara ya comot sana sini. Trus pas ta...

#35. Sekolah Peternakan Menengah Atas (bagian 1)

Pagi ini hujan.  Sungguh malas sekali melakukan sesuatu.  Tapi ada kerjaan setengah jam lagi, sambil menunggu, mending kembali mengulang-ulang ingatan kala sekolah lagi, ini selepas SMP saya yang tenang dan lurus-lurus saja. Walau kemarin saya lupa menceritakan beberapa detail, seperti saat ujian akhir mata pelajaran kesenian, dan idealisme abah saya sebagai pengajar di sana.  Nantilah mungkin. Sekolah itu dulu disingkat dengan Snakma, kepanjangannya ya sekolah peternakan menengah atas.  Entah darimana abah mendapat informasi sekolah yang asing bagi saya itu. Dan entah kenapa abah memutuskan untuk meminta saya daftar ke sekolah itu, sampai sekarang masih menjadi misteri bagi saya. Tapi karena saya termasuk anak yang patuh, mendaftar juga saya ke sana. Walau sebelumnya saya keukeuh  ingin daftar di SMEA, itu sekolah menengah ekonomi atas, diijinkan sama abah, tapi tetap kudu ndaptar di sekolah ternak itu. Saya pertamakali ke sekolah itu, naik angkutan mobil colt,...

#33. Malas dan Keberuntungan

Saya menyadari sifat saya yang kurang bagus ini sejak lama sebenarnya, tapi menyadari sebentar untuk kemudian tak mempedulikannya lagi.  Iya saya cukup pemalas untuk banyak hal, terkadang di kemudian hari saya menyesal karena sifat itu saya tidak bisa mendapatkan hal yang diinginkan.  Tapi toh saya pun setelah mikir sejenak penyebabnya, saya jadi maklum sendiri dan lalu menyalahkan diri sendiri. Sepertinya saya seringkali tidak memperdulikan sifat jelek itu karena di sisi saya juga seringkali ditemani satu hal yang bernama keberuntungan. Satu hal yang saya ingat sekarang adalah, waktu tes beasiswa S3, kira-kira di tahun 2009.  waktu itu sudah lulus TPA yang beberapa kali berhasil lulus tanpa perlu belajar keras, karena menurut saya TPA tak perlu dipelajari benar-benar, lebih-lebih bagi yang seneng TTS dan teka-teki lainnya.  Teori saya sih begitu. Saya justru sangat menikmati pas bagian deret angka dan gambar, menurut saya itu semacam puzzle , jadi ya menyenangkan me...

#32 Mengingat-ingat Hal-hal di Sekolah Dasar

Sebelum saya bercerita tentang sekolah yang banyak mengubah hidup saya, sebab rasanya banyak sekali hal-hal yang terjadi di sekolah menengah yang rada ajaib itu.  Saya sekarang justru tertarik untuk mengingat-ingat masa-masa di sekolah dasar. Saya masih ingat, saat pertama masuk ke ruangan guru, diantar oleh mama saya yang juga guru, tapi tak mengajar di sekolah saya. SD Inpres Bina Bakti namanya dulu.  Sekolah saya terbuat dari kayu dan jendela dari kawat ram.  Letaknya tak jauh dari rumah dan area persawahan.  Waktu pertama masuk ruang kelasnya baru ada empat. Masuk sekolah dasar pada saat usia belum genap 6 tahun, itu karena di desa waktu itu belum ada yang namanya sekolah TK.  Untung sudah boleh masuk sekolah. Masuk pertamakali tidak pakai seragam, karena belum selesai dijahit, jadi aja pake kemeja bermotif korpri, dari kelebihan kain bahan seragam orangtua saya.  Beberapa hal yang saya ingat adalah saya mendapatkan nilai 5, ditulis dengan pulpen merah,...

#31. Pasrah Wae trus Nostalgia SMP

Kadang-kadang memang sekarang sampai pada titik mikir: " karepmu wae, wes aku meneng ". Soalnya setelah mikir-mikir,  seringkali tak ada gunanya juga teriak-teriak ngasih tau orang-orang kalo ada yang ga beres, tapi toh orang yang dikasih tau juga telinganya seakan-akan seperti ketutup sama headphone mihil yang punya noise cancelling  jadi ga bakal denger apa-apa dan asik sendiri dengan dunianya. Kembali lagi pikiran berputar saat masih di masa SMP (jauh banget ya haha), iya saya es-em-pe itu tahun 1987-1990, sudah begitu lama sekali.  Saat itulah rasanya hidup ya berjalan begitu saja, jarang megang uang saku karena memang ga ada budget untuk hal-hal seperti itu di rumah.  Tapi toh hidup terus berjalan saja, sekan dunia bakal terus baik-baik saja. Masa-masa jadi manusia yang pendiam banget dan tak peduli dengan sekitar. Saya juga tak begitu kenal dan akrab dengan kawan sekolah,  bahkan sampai sekarang saya cuma ingat beberapa orang kawan saja, bentar saya inget...

#26 School

Mungkin maksudnya sekolah yang terakhir, alias SMA.  Nyatanya saya ga' pernah merasakan masa-masa es em a, karena sekolahnya di kejuruan #krik.   Tapi ya, semua sekolah saya sama aja, sedari SD, SMP sampai Snakma ya sama aja jalan kaki ke sekolahnya.  Bedanya sekolah terakhir ini pas kelas satu kami wajib masuk asrama. Oh itu Snakma sebenernya nama dulunya, nama ngetopnya, kepanjangan dari sekolah peternakan menengah atas, pas saya masuk sudah berubah jadi SPP alias sekolah pertanian pembangunan dengan jurusan yang sama tentu saja.  Berjarak kurang lebih 52 km dari desa tempat saya tinggal. Satu tahun masuk asrama, baru akhirnya ngekos di kampung deket lingkungan kampus, iya kami menyebut wilayah sekolah dengan kampus. Toh, lingkungan sekolah cukup lengkap fasilitasnya, ada lokal kelas tentu saja, ada laboratorium yang biologi tentu saja, ada aula gede yang biasa dipakai untuk acara sekolah dan bentuknya seragam seluruh Indonesia, ada lapangan olahraga yang lengkap d...

bila november berakhir

rasanya baru saja, oktober berakhir menuju november yang hujan, tau-tau sekarang sudah tanggal dua puluh empat saja.  terasa sekali waktu berlari, smoga tahun ini berakhir dengan baik-baik saja. entah kenapa akhir-akhir ini terpikirkan akan masalah waktu ini, anak-anak yang satu persatu melangkah meninggalkan rumah, tahun depan giliran si tuan putri yang melanjutkan langkahnya, dia sudah memutuskan mau kemana, dan ya masih ada si bungsu memang, tapi tetap saja, mungkin nanti bakal lebih sepi dibanding biasanya. belum apa-apa aku sudah membayangkan sore hari pulang kantor tak ada lagi yang berlari membukakan pintu rumah.  tak ada lagi yang bakal ribut dengan celoteh artis-artis korea kesayangannya, kecuali nanti saatnya libur semesteran. ya masih lama memang, masih kurang lebih satu tahun lagi. tapi saya seakan-akan sudah bersiap-siap untuk merasa lebih sepi.  walau saya jelas tak bakal siap. ga asik ah tulisan kali ini endingnya. meuni sedih.