rasanya baru saja, oktober berakhir menuju november yang hujan, tau-tau sekarang sudah tanggal dua puluh empat saja. terasa sekali waktu berlari, smoga tahun ini berakhir dengan baik-baik saja.
entah kenapa akhir-akhir ini terpikirkan akan masalah waktu ini, anak-anak yang satu persatu melangkah meninggalkan rumah, tahun depan giliran si tuan putri yang melanjutkan langkahnya, dia sudah memutuskan mau kemana, dan ya masih ada si bungsu memang, tapi tetap saja, mungkin nanti bakal lebih sepi dibanding biasanya.
belum apa-apa aku sudah membayangkan sore hari pulang kantor tak ada lagi yang berlari membukakan pintu rumah. tak ada lagi yang bakal ribut dengan celoteh artis-artis korea kesayangannya, kecuali nanti saatnya libur semesteran.
ya masih lama memang, masih kurang lebih satu tahun lagi. tapi saya seakan-akan sudah bersiap-siap untuk merasa lebih sepi. walau saya jelas tak bakal siap.
ga asik ah tulisan kali ini endingnya. meuni sedih.
entah kenapa akhir-akhir ini terpikirkan akan masalah waktu ini, anak-anak yang satu persatu melangkah meninggalkan rumah, tahun depan giliran si tuan putri yang melanjutkan langkahnya, dia sudah memutuskan mau kemana, dan ya masih ada si bungsu memang, tapi tetap saja, mungkin nanti bakal lebih sepi dibanding biasanya.
belum apa-apa aku sudah membayangkan sore hari pulang kantor tak ada lagi yang berlari membukakan pintu rumah. tak ada lagi yang bakal ribut dengan celoteh artis-artis korea kesayangannya, kecuali nanti saatnya libur semesteran.
ya masih lama memang, masih kurang lebih satu tahun lagi. tapi saya seakan-akan sudah bersiap-siap untuk merasa lebih sepi. walau saya jelas tak bakal siap.
ga asik ah tulisan kali ini endingnya. meuni sedih.
Komentar
Posting Komentar