Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

tentang Hari ini

alhamdulillah.. setelah menunggu selama kurang lebih 7 tahun, akhirnya misi di Jogja bisa terselesaikan.  Terimakasih untuk siapapun yang mendoakan saya hingga sampai di bagian akhir perjalanan sementara ini. Iya sementara, barusan saya baru ujian tertutup, yang cukup membuat saya kliyengan dikeroyok selama tiga jam oleh sembilan orang penguji yang benar-benar ahli di bidangnya.  Sementara saya yang statusnya masih santri hanya bisa terkagum-kagum bahkan saat menyimak semua pertanyaan-pertanyaan mereka. Jadi meskipun sudah dinyatakan resmi.. ehm .. masih banyak masukan-masukan yang harus saya perhatikan untuk perbaikan sebelum nanti kembali mempresentasikannya di ujian terbuka, yang yaa mudah-mudahan dalam waktu kurang lebih satu bulan ini bisa kelar.  Doain (lagi) ya! Pesan promotor utama saya yang saya inget barusan justru di bagian: kamu istirahat dulu dua hari, hari ketiga langsung garap perbaikan, secepatnya!   Keren sekali kan pesan beliau. Jadinya kan dua hari ini s

tentang H-1 Redemption

Tak terasa tengah mala sudah lewat, sudah menjelang jam dua dinihari disini, hujan sudah lama berhenti, itu artinya hari ini resmi hari minggu.  Artinya sehari lagi adalah senin, yang mana jam delapan paginya adalah waktunya melakukan tanya jawab, yang mana saya sama sekali tak mau membayangkan prosesnya saat ini, sama sekali tak berminat.  Biarlah waktu menjawabnya #halagh Alih-alih stress, seperti tuduhan beberapa rekan kuliah yang bilang saya ga bisa tidur nyenyak dan ga enak makan. Nyatanya saya tidur masih tak tau diri dan makan juga alhamdulillah lumayan, malah laper lagi sekarang.  Saya bilang bahwa titik stress saya mungkin sudah terlewati, sampai-sampai saya sudah seperti mati rasa haha absurd.  Temen-temen asrama lebih-lebih seperti bingung melihat saya yang seperti begitu santai saja.  Lah, trus saya harus gimana? Yang menjadi perhatian saya sekarang ini justru smoga saya inget untuk menyetrika kemeja putih, meminjam dasi dan membersihkan sepatu yang jarang terpakai it

tentang H-2 Moana, Angkringan dan Rindu

my island is dying - moana di postingan saya sebelumnya, saya sudah bilang kalo saya seringkali mikir sendiri, atau istilah kekiniannya: baper, jika nonton film yang berlatar hutan dan semacamnya, eh ternyata saya menemukan hal itu lagi di film Moana. Mari saya ceritakan hal-hal random setelah nonton film apik itu: Saya membayangkannya terlalu jauh, kepikiran bumi yang sekarat dan marah karena kenyamanannya terusik, lalu marah, lalu bikin semuanya suram dan sekarat, sampai muncul pahlawan yang ditunggu: Moana dan Maui. Kenapa harus dua orang? karena manusia tak bisa berjalan dan hidup sendiri, harus punya seseorang yang bisa mengingatkan dan membuat semangat untuk mencapai tujuan.  Saat seseorang yang diharapkan bisa memberi semangat itu pergi, dengan alasannya sendiri, akhirnya cuma bisa bengong di kapal yang dia di tempat.  Itu yang dirasa Moana saat ditinggalkan Maui yang merasa tak bisa membantu lagi saat senjatanya rusak dan tidak sakti lagi. Untungnya ada neneknya ya

tentang h-3 ingatan-ingatan

saya menuliskan ini sehabis menonton episode terakhir dari Sherlock musim keempat.  Ada beberapa bagian yang menarik memang, tapi nyatanya saya tidak terlalu antusias.. Saya pikir paling nanti ada kelanjutannya lagi.  Tapi, paling tidak saya akhirnya jatuh cinta (lagi) pada tokoh kedua setelah Irene Adler : Eurus. beberapa saat setelah menamatkannya, saya kembali terusik dengan berita kemari tentang diksar, pendidikan dasar mapala, atau kalau di mapala saya dulu disingkat latdas: pelatihan dasar. saya bisa bilang panitia diksar yang berujung kematian kemarin itu..argh mau bilang goblok ya kesannya kok terlalu merendahkan, kaya saya ini pinter aja.. ya pokoknya begitu lah.  Saya beberapa kali mengalami urusan junior-senior gitu, fisik,  otak dan mental saya beberapa kali dihantam habis-habisan, dan memang perlu waktu untuk kembali pulih.  Tapi untungnya saya tak mengalami yang namanya kontak fisik. Okelah dipaksa ini itu, dimarahi dengan mulut comberan para senior, disuruh push-up

tentang H-4 Setelah Sherlock episode 1 musim keempat ..

..mikir tak begitu lama, akhirnya saya putuskan untuk menghentikan ' proyek ngomongin kegagalan diri sendiri ' itu.  Sementara biar saya simpan untuk diri sendiri, lagian siapa yang peduli dengan kisah hidup saya sih haha Saya sepagi tadi, bukannya mempersiapkan segalanya menuju empat hari ke depan, malah menyelesaikan episode pertama dari serial Sherlock musim keempat yang tertunda sejak kemarin.  Tetap saja saya puyeng dengan segala deduksi dan gaya becandaan mas Sherlock kui.  Sir Arthur Conan Doyle memang hebat. Saya pikir tak ada yang perlu dibanggakan dari hidup ini, lebih-lebih dari kegagalan, btw saya pengen ngisi angket yang saya dapatkan dari blog mb lulu yang beberapa kali mampir ke blog ini, tapi ga janji saya bisa ngisi sejujur beliau haha. Random sekali postingan kali ini, tapi inilah dia, aturannya katanya : Rules: Once you’ve been tagged, you are supposed to write a note with 100 Truths about you. At the end, choose 15 people to be tagged Itu kan seharu

tentang H-5 Dear Zindagi

Film yang barusan selesai saya tonton itu, adalah film yang sejak tayang di blitz beberapa minggu yang lalu pengen saya tonton tapi tidak kesampaian sampai akhirnya tidak tayang lagi.  Syukurlah akhirnya bisa nonton donlotannya #eh.  Ohiya kata google: Zindagi is actually an urdu word which means life. Film yang mengisahkan tentang seorang Kaira, seorang perempuan muda pintar dan cantik namun sedikit temperamental yang sedang galau dengan kehidupannya, beberapa kali putus dengan pacar, kemudian mengalami patah hati karena lelaki yang diinginkannya justru tertarik dengan orang lain, lalu mempunyai masalah dengan orangtua, sampai akhirnya memutuskan untuk istirahat sejenak dari pekerjaan yang sebenarnya sangat disukainya. Saat pulang kampung, memutuskan untuk terapi ke seorang psikolog bernama Dr. Jug. Sesi terapi inilah menurut saya sebenarnya inti dari film sepanjang kurang lebih dua setengah jam ini.  Rasanya saya baru kali ini nonton bagaimana sebenarnya proses terapi itu.  Di

tentang H-6 : Gandhi the Man

Saya terus terang, justru semakin ingin mengenal sosok Mahatma Gandhi setelah menonton film Lage Raho Munna Bhai, yang tokoh utamanya dipaksa menerapkan nilai-nilai yang diajarkan Gandhi dalam kehidupannya.  Padahal dia sendiri sejatinya adalah seorang preman kambuhan yang sedang jatuh cinta dengan seorang penyiar radio.  Ohiya, sutradara dan produser film itu adalah orang yang sama dibalik suksesnya film 3 idiot. Baiklah cukup tentang filmnya ya. Sekarang kembali pada sosok Gandhi, yang sederhana dan super pemaaf, bagaimana tidak, bahkan pada orang yang menembaknya pun dia memberikan maafnya sebelum akhirnya tewas.  Lelaki luhur yang mengajarkan arti cinta dengan cara sederhana. Ajaran Bapu, panggilan lain dari Gandhi, adalah manisfestasi dari butir dasa dharma pramuka: suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan, dalam arti yang sesungguhnya.  Gandhi tak hanya berteori dan berbicara tapi juga melakukan apa yang dia ajarkan di kehidupan sehari-harinya. Sedikit banyak, pandan

tentang H-8

Seharusnya, kedatangan keluarga, paling tidak memberikan semangat lebih untuk melanjutkan studi.  Saya memang menikmati masa-masa mengantar anak-anak sekolah, hidup dengan keluarga lagi selama dua tahun lebih di kampung orang seharusnya sangat menyenangkan. Saya memang dodol, karena ada kejadian yang sayangnya saat ini masih harus saya skip dari bagian cerita saya.  Anggap saja semua berlalu begitu saja, bahkan sampai tak terasa si sulung sudah masuk SMP, Q yang waktu itu kasih berstatus si bungsu tak terasa sudah masuk TK, dan bang Ai tau-tau sudah kelas 3 SD saja, tahu-tahu honey sudah menyelesaikan kuliahnya, tahu-tahu saya ditinggal sendiri lagi di Jogja. Salah siapa? Ya salah saya sendiri lah.  Sampai tak terasa si bungsu lahir di 2014, bahkan proposal riset saya belum rampung-rampung.  Kemana saja saya?  Hingga surat peringatan dari kampus datang, saya diberi peringatan keras, diminta segera menyelesaikan apa yang saya mulai empat tahun yang lalu, atau dipersilakan mengundurk

tentang H-9

Akhir tahun 2009 adalah hal yang tak terduga, usulan untuk melanjutkan sekolah saya disetujui oleh kantor.  Masalahnya adalah, pendaftaran sekolah untuk semester ganjil rata-rata sudah ditutup di bulan Agustus.  Tetapi sesuai rencana awal, akhirnya saya memutuskan untuk tetap mendaftar ke Brawijaya, kemudian sempat ikut TPA dan TOEFL disitu, sebelum akhirnya memutuskan untuk mundur. Mundur karena dua hal: yang pertama, biaya sekolah disana naik secara signifikan gara-gara akreditasinya yang konon jadi A.  Hitungan sekilas tampaknya beasiswa ga bakal nutup hidup disitu selama setahun.  Kemudian alasan yang kedua, sya di PHP-in seorang teman, yang awalnya janji mau ngebantuin soal kos selama di Malang, tapi menjelang hari H katanya sudah dipake orang lain.  Baiklah, ga masalah juga sih sebenarnya soal ini.  Tapi dijanjiin bertahun-tahun untuk kemudian dibatalkan itu kan sungguh nganu. Batal ke Malang, saya memutuskan untuk nyoba balik ke almamater tercinta Airlangga, tapi katanya tid
pernah bertemu orang yang mau sekolah tapi tanpa tujuan yang jelas? pernah bertemu orang yang sekolah bermodal nekat dan keberuntungan? orang yang bahasa inggrisnya pas-pasan tapi nekat sekolah dan risetpake moetode yang tak ada terjemahannya sama sekali? kalau belum, berarti sekarang kata belum itu silakan diganti dengan sudah hehehe

tentang titik kritis biografi

ada dua kata inti dari judul postingan kali ini, dan saya ingin bercerita tentang dua kata tersebut. yang pertama adalah biografi, salah satu hal yang menjadi minat saya sejak dahulu, jangan tanya persisnya kapan, saya juga lupa.  Faktanya saya sangat suka dengan cerita kehidupan seseorang, yang memang sudah terkenal di media maupun cerita hidup teman-teman saya, bahkan kisah hidup seseorang yang baru pertamakali saya kenal pun.  Silakan bercerita tentang perjalanan hidupmu, saya mungkin akan tahan berjam-jam mendengarkannya, lalu diam-diam mencatat poin-poin pentingnya dalam pikiran saya. Menurut saya, kisah hidup siapapun selalu menarik untuk diikuti, terkadang juga untuk dipelajari.  Makanya, kalau ke toko buku, saya nyaris tak pernah absen untuk menengok rak buku tentang biografi.  Nyatanya saya pun (pernah) punya koleksi buku tentang perjalanan hidup seseorang, sebut saja Abdul Qadir Jailani, Umar bin Khattab, Steve Jobs, Einstein, Margaret Thatcher, Soeharto, Chico Mendes, Da

pada sebuah Teluk

Hari masih pagi, pagi yang berkabut, Tanjung Karang masih sepi.  Rei masih mengerjapkan matanya saat mendengar notifikasi pesan pendek masuk ke telpon genggamnya. Setengah sadar membaca pesan singkat, matanya setengah terbelalak, tapi perlahan senyumnya juga melebar, tanpa pikir panjang jemarinya bergegas mengetik balasan.

tentang ulat gendut

tiga bulan terakhir ini, sudah tak terhitung saya makan siang, kadang sarapan, di warung makan bernama aneh ini: warung ulat gendut, silakan aja searching di google map, atau di instagram atau dimanapun, pasti ketemu Menu yang sering saya pesan adalah ayam goreng saus kacang, plus sayuran sebagai pelengkapnya.  Rasanya menurut saya sih enak, soalnya saya selalu pesan menu itu pas kesitu, jikalau habis sebagai gantinya paling pesan gado-gado yang rasanya juga enak. Yang menarik, menurut saya, selain rasanya, porsi makanannya presisi sekali.  Jadi tak kedikitan, tak juga berlebihan, seingkali tepat saat saya menikmati suapan nasi terakhir, tepat saat itu juga ayam dan sayurnya habis.  Ohya warungnya kecil saja, letaknya di pinggir jalan, di sebelah kios fotokopian, selatan jalan kira-kira duaratusan meter arah timur dari perempatan Brimob. Bagian menarik lainnya adalah, harga menu disitu rata-rata tak sampai sepuluh ribu rupiah.  Menu favorit saya itu sendiri dibanderol cuma Rp.9

tentang seni menikmati kopi

Salah satu ilmu yang baru saya dapatkan selama di Jogja adalah cara menikmati minum kopi, tanpa gula.  Faktanya saya bukanlah penggemar kopi, saya ini aslinya fans berat air putih dan teh.  Minum kopi cuma sesekali pas pengen, dan itu kejadiannya juga jarang sekali. Saya dulu mikirnya, orang yang minum kopi tanpa gula itu aneh, dan saya pikir kopi itu rasanya cuma satu: pahit.  Ternyata setelah diminta temen saya mencicipi kopi yang katanya berjenis arabika, nah di bagian ini saya lupa yang ngajarin itu temen yang mana haha. Saya coba minum pelan-pelan, eh ternyata ada rasa sedikit asam di samping pahitnya, dan ternyata bisa diminum tanpa gula sampai habis.  Saya merasa aneh sekaligus merasa senang, bisa menemukan cara lain menikmati sesuatu yang dulunya menurut saya ya biasa saja. Etapi sungguh, saya toh taunya cuma kopi robusta yang kata temen saya yg rada ahli soal kopi kalo jenis itu emang cuma enak kalo diminum pake gula, dan kopi arabika yang ada asam-asamnya yang selalu me

tentang fiksi yang ngambang

dulu, beberapa tahun yang lalu, saya pernah membuat cerita fiksi, yang entahlah bagaimana prosesnya, mengalir aja gitu tanpa ada kerangka cerita yang jelas, akhirnya endingnya ngambang, beberapa malah ada yang belum nyampe ending sudah ga jelas lagi juntrungannya.  Salah satunya adalah cerita di bawah ini, yang judulnya pun saya lupa, atau malah memang belum dikasih judul, entahlah 😁 ... / bagian pertama Pengumuman pada para penumpang untuk segera menaiki pesawat terdengar lagi, Jo malah sibuk memasang earphone, hanya satu lagu di playlistnya yang diputar berulang-ulang sejak dua jam yang lalu, saat kakinya berat menuju area departure. Wajahnya datar menatap deretan orang-orang yang seperti tak sabar keluar dari ruang tunggu 1E. Hingga tersisa tiga empat orang yang tersisa di antrian, baru dengan malas-malasan menaikkan ransel prensnya ke pundak, dengan langkah yang tak ringan terseret. Menunjukkan boarding passnya pada petugas yang tersenyum sekilas. Baru bebera

tentang Gnothi seauton

minggu pagi ini, masih ada sisa-sisa gerimis yang sedari sore kemarin membasahi Jogja, yang akhirnya membuat rencana sepedaan ke Kaliurang terpaksa batal dan ditunda.  Akibatnya saya sekarang bisa menikmati koleksi-koleksi video klip hasil donlot di youtube sembari membaca buku berjudul Happiness Inside karangan Gobind Vashdev, buku pemberian teman saya unidede yang katanya bagus. Isi bukunya tentang pencerahan, kesabaran, mengenal diri dan orang lain dengan lebih baik, dan tumben-tumbennya saya dengan nyaman membaca buku genre ini.  Biasanya kan bacaan saya ga jauh-jauh dari novel, fiksi dan sesekali literatur tugas akhir #lah Bacaan saya terhenti di halaman 87, di baris kelima yang membahas frasa yang saya kenal sejak sekitar dua puluh tahunan yang lalu, salah satu frasa favorit saya selain carpe diem . Frasa yang saya maksud adalah gnothi seauton , :  saya kenalnya justru karena itu tulisan tercetak gede-gede di bagian depan kaos saya yang berwarna putih, yang saya beli

tentang sepeda yang berangkat sekolah

..mungkin cerita saya kali ini terkesan riya dan pamer, tapi tak apa-apalah sesekali, tapi sungguh kejadian tadi pagi hari di lampu merah seputaran jakal membuat mata saya tiba-tiba berkabut.. kira-kira pukul enam pagi tadi, saya sudah begitu rajin ke tempat fotokopi, demi bikin fotokopi lah, sekalian ngejilid tugas akhir yang kebetulan detlen   dan harus disubmit tepat hari ini,  dan empat tempat fotokopi kompakan saja menolak keinginan saya. Ada yang tak punya kertas sampul sesuai warna yang saya inginkan, ada yang katanya kekurangan petugas, ada yang saatnya ganti shift, ada yang katanya ngga bisa cepet, sampai akhirnya jam tujuh lewat sedikit semua terselesaikan, walaupun harus menunggu selama dua jam, ada-ada saja.. beberapa bulan yang lalu, saya lupa tepatnya, saya memutuskan untuk memberikan sepeda saya ke salah satu tempat yang saya pikir suatu saat akan berguna bagi anak-anak yang tinggal disitu. Sepeda yang tidak bisa dibilang bagus juga sih, sebenarnya malu menitipka

tentang Values

Salah satu bagian penting dari tugas akhir yang saya kerjakan adalah mengenai value , iya, sebenarnya intinya ada di kata itu. Dan dari salah satu literatur yang saya baca, buku yang berjudul Interpersonal Skills in Organizations yang disusun oleh Suzanne de Janasz, Beth Schneider, dan Karen Dowd, ada bagian yang jelas sekali tentang values ini: Itu merupakan bagian yang disebut mereka sebagai clarifying values , menentukan dengan jelas apa sebenarnya ingin dicapai dalam hidup ini.   Beruntunglah siapapun yang sudah bisa mempelajari dirinya sendiri sejak lama, dan bisa menentukan tujuan hidupnya dengan jelas, lebih-lebih yang tahu apa sebenarnya nilai dari dirinya sendiri. Hal ini, yang sepertinya saya abaikan sejak dulu, hidup saya benar-benar mengikuti falsafah lagu Bengawan Solo yang dijadikan theme song iklan paralon :... air mengalir sampai jauh, akhirnya ke laut.. Saya menganggap hidup teruslah dijalani, mengikuti takdir yang sudah digariskan, dan terus menganggap apa

KoeiSenin : Inteligensi

Saya baru ingat kalau punya buku terakhir dari serial Supernova yang berjudul Inteligensi Embun Pagi.  Dan saya juga rasanya sudah lama nggak bikin kuis di blog ini.  Jadinya karena nunggu hari jum'at masih lama, saya bikin Koeis Senin saja deh. Hadiahnya ya satu buku koleksi saya itulah, jika ada yang berkenan memilikinya silakan menjawab pertanyaan singkat di bawah ini.  Jawaban yang terbaik akan mendapatkan buku iti. Pertanyaan kuis kali ini adalah : apa sebenarnya inteligensi itu, tapi harus dikaitkan dengan pengalaman hidup kalian. Gampang sekali, bukan? Silakan saja dijawab di kolom komentar jika ingin meramaikan pagi ini.  Terimakasih.

tentang blog yang berantakan

Seorang kawan pernah bertanya : "bagaimana ya caranya biar blog rame.. Mungkin, maksudnya biar banyak pengunjung, yang mungkin indikatornya bisa dilihat dari banyaknya komentar yang masuk. Saya pun tak bisa menjawabnya, lah blog saya ini aja sepinya luar biasa, dan entah sejak kapan ya begini-gini saja kok.  Tapi toh nyatanya saya menikmatinya saja, namanya blog kan memang catatan pribadi, yang dibuka untuk khalayak ramai *deuh bahasa saya haha Lagian, menurutku, seriusan, blog sekarang bukanlah hal yang hits seperti beberapa tahun yang lalu, dimana internet belum diramaikan oleh bermacam platform sosial media.  Tempat dimana semua orang lebih banyak dan cepat berkicau dan mendapatkan respon dengan instan pula. Manusiawi lah, orang menulis dengan segala usaha yang menguras pikiran dan waktu, tentu sedikit banyak ya ingin ditanggapi.  Masalahnya adalah beberapa orang sering tak sabaran menunggu respon dari pembacanya, juga sebaliknya pembaca yang memberi komenter juga tak

tentang seseorang

Mas Wahyu namanya, usianya mungkin sekitar 4-5 tahun di atas saya, tapi wajahnya, gimana ya seperti memancarkan semangat positif saja saat lama-lama ngobrol dengannya.  Saya ketemu tak sengaja, saat duduk memasang sepatu di area kampus.  Tak lama setelah menyapanya, kami tiba-tiba saja terlibat percakapan yang menyenangkan.  Sebenarnya tepatnya saya yang dengan senang hati mendengarkan cerita-ceritanya. Dua kalimat yang saya ingat, saat pertama ketemu beliau: Sayang ya mas kalo waktu kita ngadep Allah terbuang dan sia-sia Allah itu ada mas, dan selalu membantu kita kalau kita dekat dengannya. Saya rasanya dikasih bachagi telat di uluhati, saat beliau dengan dengan tenangnya bilang gitu sebelum akhirnya bercerita tentang hidupnya. Hipotesis saya (halagh)bahwa masih banyak orang baik dan jujur di muka bumi ini, semakin diyakinkan dengan dipertemukannya saya dengan beliau. Hidup saya yang saya pikir rada jungkir balik sungguh tak ada apa-apanya dibandingkan kisah hidupnya. 

musholla bukan untuk tidur

Pada beberapa kali perjalanan saya yang jaraknya lumayan jauh, beberapa kali saya terpaksa singgah di beberapa tempat untuk istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.  Dan tempat favorit untuk ngaso adalah pom bensin dan masjid. Seringkali karena lelah yang tak tertahankan, saya kadang merasa perlu tidur beberapa waktu di tempat persinggahan.  Masalah yang sering mengganjal di benak saya adalah, seringkali terpampang tulisan : dilarang tidur di musholla malah pernah saya temui di sebuah pom bensin, yang dalam jam-jam tertentu, mushollanya digembok. Saya tak tahu atas dasar alasan apa larangan tersebut, mungkin ada yang pernah jorok tidurnya atau gimana, tapi saya rasa, mana ada orang yang tidur tanpa pakaian lengkap dalam musholla, maksud saya entahlah, di bagian mana mengganggunya orang yang tertidur dalam musholla. Soalnya, sungguh tempat yang paling enak untuk tidur di musholla gitu ya di bagian sudut atau paling samping. Aduh kenapa pagi-pagi saya malah menuliskan
ga ada hal yg baru di dunia ini, semuanya bekas - Cak Lontong Tadi saya nonton episode yang kapan entahlah, kata cak Lontong, tak ada hal yang benar-benar baru, bahkan jas barunya juga bukanlah baru, menurut cak Lontong, jasnya itu bekas kain, lalu berlanjut kain itu juga ga baru, itu dulunya adalah benang, benang dulunya adalah kapas, gitu aja sampe entahlah hehe

menapaki rindu

..sesiang tadi, saya lewat jalan samping kampus.  Rencananya ingin rehat makan tumbuhan, jadi teringat akan menu ikan asin khas kampung saya di warung sekitar situ.  Apa daya ternyata stok ikan telangnya habis, katanya harus menunggu kiriman. Akhirnya kembali menuju warung andalan seminggu ini.  Dan jalan menuju kesitu, mau tidak mau memutar ingatan saya dengan paksa ke waktu sekitar tiga tahun yang lalu. Biasanya jam segitu, saya naik sepeda dari rumah kontrakan, menunggu Q yang waktu itu statusnya masih bungsu, di bawah pohon, di depan sekolah TK nya.  Sekolahnya yang sekarang lagi dibangun ulang.  Sisi jalan malah dibangun trotoar yang lumayan lebar. Begitu lama saya tidak lewat situ rupanya. Biasanya pula, sehabis menjemput Q, saya mampir sekolah dasarnya bang Ai, yang memang satu jalan.  Kalau waktunya tepat, sekalian saya ajak pulang.  Rutinitas yang sederhana tapi selalu menyenangkan. Mendadak, saya ingin pulang lagi.  Sudah lama saya menahan diri, tapi
I get it, you like to live like a shark. swimming straight forward, never looking back, and that's cool, man. Sharks are cool. But even if a shark could make a choice... I mean, if it had a brain that was developed enough to make a conscious decision, I don't know the science behind it... But if it could choose between swimming forward, all the time, or stop and taking a moment to reflect.   Hey, what I'm saying is, it's okay to step back, reflect, look at the past, come home, and let it remind you what it is that makes you you. Even if it's complicated.    MacGyver.2016.S01E10 18:13