Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

#5 parents

bagian terakhir, tentang orangtua, yang saya panggil abah dan mama. di kampung saya memang panggilan untuk orangtua begitu. abah. beliau adalah orang paling serbabisa yang pernah saya kenal, pinter main gitar dan biola, kidal dan sangat idealis` hal terakhir yang membuat abah akhirnya memutuskan untuk pensiun dini dari pekerjaannya karena tidak berkesesuaian lagi dengan tempat kerjanya. awal bekerja (formal) abah adalah seorang guru, yang juga ngajar di SMP 13 tempat saya sekolah, di sana dikenal sebagai guru yang serius dan tegas, tapi juga tak pernah mau hadir pas upacara bendera.  tapi saya pikir passion  abah sebenarnya adalah memperbaiki sesuatu dan bertukang.   memang sepulang ngajar, profesi abah di rumah adalah tukang servis elektronik, begitu biasa disebut, sampai-sampai pernah buka toko service di pasar 3 km dari rumah, walau akhirnya tutup tentu saja, plang di belakanag rumah itu adalah bukti bahwa toko itu pernah cukup berjaya pada masanya.   sedangkan bertukang, memang ker

#27 who inspires me

topik yang rada membingungkan, karena saya harus memikirnya berulang dan menyaring pikiran saya dan memutuskan seseorang yang menginspirasi ini maksudnya adalah di luar lingkar kehidupanku sampai saat ini, jadi.. saya sebenarnya terinspirasi dan seringkali mengagumi orang-orang dengan kecerdasan berlebih, dan itu banyak sekali urutannya, tapi yang benar-benar menginspirasi ini siapa? bener-bener bikin mikir sebenarnya kalau daftar yang biasa saya susun isinya tak jauh-jauh dari: abah yang serba bisa, adik kelas saya yang selalu juara umum di sekolah itu, orang-orang pintar yang sudah terkenal seperti pa alm habibie, penulis favorit yang sudah berkali-kali saya ceritakan yaitu bubin LantanG a.k.a Ferry Irwanto, dosen-dosen saya yang jenius namun sederhana selama kuliah di Surabaya dan Jogja, atau tokoh dunia yang mempunyai konsep visioner yang cerdas seperti einstein dan steve jobs.. tapi kalau harus memilih satu, dana saya putuskan di luar daftar yang di atas, ini sungguh perlu waktu,

#24 'bout lesson I've learned

menurut saya sih, ya anggap aja ilmu otak-atik guthak gathuk, hidup ini seperti halnya ada bersepeda, paling tidak ada 5 pelajaran, plus bonus satu, jadi ada enam pelajaran yang saya ambil.. (hmm kok kesannya saya jadi ngambil punya siapa gitu ya, sudahlah ga usah dibahas..) yang pertama. sebenernya yg pertama ini sih, filosofi bersepeda ala saya, bersepeda sesampainya, ngepit sak tenake kata temen-temen di Jogja.  Mungkin karena hidup saya juga minim kompetisi, tak begitu suka kompetisi, jadi hidup ya ngalir begitu sahaja.  Jadi kalo ada masalah dalam hidup ya saya pause alias diem dulu sejenak untuk kembali melangkah setelah napas enak dan pikiran tenang. yang kedua. ya kalo berangkat, kemana pun, kudu ingat rumah, inget pulang lah, sejauh dan selama apapun perjalanan.  memang bahaya kalo sampe lupa rumah.. kalo lebih tinggi lagi pemaknaannya terkait hidup ya inget bahwa nanti bakal berpulang juga, seberapa pun hebatnya di dunia ini. Haish kok jadi rada dalem dan sedikit serem ini

#12 serial tv favorit

Dua tahun yang lalu, saya juga pernah bikin ginian di facebook, yang ada di daftar waktu itu adalah serial-serial yang ada di chanenel History seperti Forged in Fire, Storage Wars, the Pickers, juga drakor Lets Eat, lalu tentu saja Amazing Race- sisanya saya lupa.  Dan semuanya masih saya tonton, kecuali Lets Eat yang tidak begitu seru lagi pas season 3-nya.  Kalo Amazing Race sekarang malah memasuki season 32, yang untungnya sempat syuting sebelum virus sialan ini merebak, jadinya season 33 yang harusnya suting taun ini juga kepaksa dibatalkan, hedeh. Serial tambahan yang saya suka terakhir ini adalah MacGyver versi baru, yang sayangnya belum lanjut lagi dengan seri terbarunya, jadi sama AXN diulang-ulang aja, untungnya ada beberapa episode yang memang belum pernah saya tonton sebelumnya. Sekarang mendadak saya inget akan salahsatu serial favorit saya yang lama sudah tidak tayang lagi, yaitu Fear Factor.   Sedang yang paling mutakhir, mari fokus ke drakor aja deh. Sejauh ini baru dua

#13 favourite books

  Rak kiri atas itu adalah salahsatu bagian yang berisi buku-buku favorit saya, karya Andrea Hirata, Dewi Lestari dan Pidi Baiq yang cukup lengkap, lalu beberapa karya Habiburrahman El Shirazy, kemudian dwilogi novel grafis Sepeda Merah karya Kim Dong Hwa. Buku favorit saya lainnya yang sekarang masih belum lengkap lagi adalah trilogi Blomkvist Salander, karya asli Stieg Larsson tentu saja. Kemudian serial Noni karya bung Smas, ini sih saya sampai niat beli dan ngumpulin semua serinya, dan buku-buku itu masih saya baca ulang kadang-kadang.  Satu rak dengan serial Noni adalah 30 Kisah Teladan yang disusun oleh Abdurrahman Arroisi, rasanya saya senang dengan gaya bertutur beliau sejak membaca seri itu di perpustakaan SMP, eh atau perpustakaan daerah ya. Lalu ada buku Jomblo karya Adhitya Mulya yang sudah difilemkan itu, buku yang sejak lama ingin saya koleksi ini adalah hasil barter dengan teman di kantor lama, tukeran dengan karyanya yang lain: Gege Mengejar Cinta yang alur kisahnya cuk

#28 'bout lovin' someone

 saya mau cerita lagi. gambar di atas, tepatnya bangunan sebelah kiri adalah sebuah terminal, yang merupakan persinggahan mobil colt dengan plat berakhiran huruf L, kode untuk kabupaten tempat saya sekolah menengah sedari 1990-1993.   Jikalau lurus ke utara, itu menuju rumah orangtua saya, sedangkan kalau berbelok ke timur atau ke kanan, itu menuju rumah saya sekarang: Banjarbaru. Kalau mau ke kota kecil itu artinya harus turun dari taksi colt ~begitu kami menyebut angkutan umum di sini~ ganti angkot warna hijau putih.  Tetapi di 1992, Banjarbaru adalah rumah adik kelas saya, yang setiap berapa bulan sekali pulang, dan saya dengan senang hati menemaninya, walau lebih banyak diam selama di perjalanan. Malu. Dan sesampainya di terminal itu, alih-alih melanjutkan perjalanan lurus ke utara, saya ikut turun, dan kembali menemaninya naik angkot hijau putih.  Itu artinya saya harus rela berbelok ke timur, dan nanti setelah urusan mengantar tuan puteri kelar, baru memikirkan caranya pulang ke

#8 power of music

sebenarnya ini teh tentang apaan, tentang musik favorit, band kesukaan, pengaruh musik ke kehidupan apa perangkat yang bikin musik lebih powerfull? #dibahas mending musik secara umum aja ya dan gimana pengaruhnya ke hidup saya semenjak kecil. jadi, abah saya kebetulan suka musik, bisa mainin alat musik pula, malah dengan cara yang tidak lazim karena beliau kidal hehe saya masih ingat waktu sekolah dulu, sering ngeliat beliau santai di sofa ruang tamu sambil mainin biola~ alat musik yang samasekali tidak saya kuasai.  lalu juga sesekali mainin gitar, dengan posisi senar terbalik tentu saja.  dan koleksi kaset beliau tentu saja rekaman-rekaman bang Rhoma yang begitu tertanam di otak terdalam saya, lha sedari kecil sudah akrab dengan musiknya Soneta Grup.  Tapi ada beberapa kaset yang disimpan khusus dalam lemari kecil, yaitu kaset rekaman Idris Sardi. jadi sedari kecil sudah akrab dengan musik kalo di rumah, dan yang jelas kualitas suaranya juga tidak main-main, berhubung abah juga tukan

#19 first love

..waktu itu, 1991, ada acara tingkat nasional di sekolah.     Saya diminta ngurusin majalah dinding dadakan, untuk dipamerkan kepada peserta acara, rencananya gitu di taun itu, boro-boro ada aplikasi Canva, Corel.. komputer aja serasa barang luar angkasa yang canggih dan asing, jadinya cuma ada opsi artikel yang akan dipajang diketik pake mesin tik atau ditulis tangan, dan tentu saja saya milih opsi terakhir, lebih cepat dan mudah saat, beberapa artikel sudah siap, tinggal mencari seseorang yang tulisan tangannya cukup bagus dan indah dipandang, hingga ada informasi jikalau ada adik kelas yang memenuhi kriteria itu. Kelas yang saya tuju cuma berjarak dua pintu dari kelas saya, FYI sebenarnya sekolah saya cuma punya empat bangunan kelas, sih. Mungkin saat istirahat siang, menuju kelasnya adik kelas itu *mbulet* lalu memanggilnya.. Gadis yg saya panggil menjawab dengan gestur & paras bertanya “aku?” Saya pun cuma menjawabnya dengan anggukan. Begitulah, saya memberitahu maksud dan tuj

#2 things that make me happy

 Lama ga bercerita, rasanya nomer dua ini belum diceritakan je * cekricek tulisan * Kalo duluuu sih, okay nostalgia dikit, hal-hal sederhana sudah bikin saya hepi, semacam dapet balesan surat yang lama ditunggu-tunggu, atau bisa ngebeliin sesuatu untuk perempuan saya.  Ya itulah, bisa ngasih sesuatu untuk orang lain itu nyenengin.   Atau mendapatkan hal-hal yang sangat diinginkan, itu apalagi.  Kalo skarang sih err.. misalnya err.. beli part-part sepeda yang diinginkan, ya semacam itu lah.  Apalagi pas mau beli, eh pas barangnya ada, udah gitu pas diskon lagi weeehh combo seneng. Cukup hal-hal sederhana kok intinya, semacam hal lain lagi: nemu rute sepedaan yang baru, bagus untuk foto-foto dan relatif sepi, wah itu juga menyenangkan Kalo hal-hal yang serius, sih.  Sekarang ini, hal yang menyenangkan buat saya adalah, saat tagihan-tagihan bulanan bisa terbayar dan bayaran sekolah anak-anak bisa terlunasi.  Itu bikin saya sangat lega dan teramat senang. Gampang, kan bikin saya seneng. Sa

#23 a letter to someone

Jumát, 9 Oktober 2020 Kepada yang terhormat para manusia yang mengaku dan merasa sebagai seorang pemimpin dan atau mewakili manusia lainnya. Pertama, bahwa kalian itu tidak hidup sendirian di atas dunia ini, dan derajatmu sedikitpun tidak lebih tinggi atas manusia manapun juga. Ee kalian pun sama-sama bau & menjijikan, jadi jangan sekali-kali merasa lebih bagus, lebih hebat dari siapapun. Kedua, bahwa seorang baru dinamakan pemimpin, jikalau bisa membawa kebaikan dan membuat siapapun yang berkerja dengannya merasa lebih baik, baik kehidupannya maupun perasaannya.  Jangan sekali-kali merasa berhak untuk dilayani. Logikamu pekok sekali jikalau sampai berpikiran seperti itu.  Jangan ngerasa punya hak atas orang lain. Keempat, bahwa kehidupan ini adalah sebuah sistem, dirimu hanya bagian kecil dari universe kehidupan.  Toh, pemimpin sehebat apapun bukanlah sebuah puncak dalam sebuah rantai makanan, kecuali dirimu merasa sebagai binatang, yang padahal binatang juga ya ga gitu-gitu ama

#14 my style

sebenarnya saya ingin sekali membahas tentang undang-undang yang menyebalkan itu, tapi saya ingin menangkan diri, akhir-akhir ini situasi negeri bikin darah tinggi. argh. lalu apa ini, membahas style, OOTD maksudnya? gaya berpakaian apa gaya hidup. halagh. kalo pakaian saya sih ya gitu-gitu aja, didominasi warna hitam dan favorit saya tentu saja kombinasi tshirt dan celana pendek, lebih-lebih celana lapangan yang bisa dibelah dua, ngerti kan? ada ritsluiting di dekat dengkul, jadi kalo dilepas jd celana pendek.  Praktis soalnya.  Sekarang sebagian besar celana saya ya gitu, kalo mau sepedaan enakeun.  Tapi ya akhirnya males masang sambungannya sih haha Apalagi, hairstyle? hedeuh. Kalo rambut saya enaknya agak panjangan dikit, ya sepundak deh maunya, ga susah ngurusnya tinggal iket wes beres.  Kalo rambut saya pendek malah bingung dan kacau sekali bentukannya, kecuali pendek samasekali, semacam disisain 1cm gitu.  Rambut saya lurus dan lemah sekali soalnya. Kalo gaya hidup. Saya sih sed

#22 'bout today

hari yang panas dan melelahkan, lahir batin. kalo yang bagian lahir yang melelahkan sih, itu lebih karena saya sepedaan cukup jauh hari ini dan cuaca kebetulan sangat cerah, langit teramat biru, dan itu artinya adalah menjelang tengah hari hawanya bakal puanas pake banget, apalagi ini banjar bruh, hawanya bahkan menurutku lebih panas dibanding kota surabaya yang sangat panas itu. dan persinggahan saya hari ini cukup banyak.   yang pertama sesuai niat saya sedari rumah adalah mengunjungi makam mama, sudah lama rasanya tidak menemui beliau, baca yasin di makam, terpekur sesudahnya dan selalu tak bisa menahan mata yang berkaca-kaca, membayangkan kilasan waktu-waktu saat beliau masih hidup.  Tentang mama nanti akan saya ceritakan di bab mengenai orang tua. Ya 13 Januari nanti tak terasa sudah bakal tiga tahun.. sebelumnya, saya berpapasan dengan dengan ading (adik) saya di tengah jalan saat dia naik motor menuju tempat kerjanya, sekalian aja saya kasihkan ting-ting gepuk yang sebenernya ol

#15 Where I would go if I could run away

Pas sekilas membaca pilihan judul ini, ingatan saya melesat ke akhir tahun 2016.  Saat otak buntu di Jogja, orang kantor terus nanyain kepan kelar, sementara beasiswa sudah distop dua tahun yang lalu.  Kampus juga tak kalah bikin panik, nanyain progres disertasi sampai mana.   Belum cukup sampai di situ, orang kantor tiba-tiba datang, biasalah monitoring, tapi toh tak sempat bertemu karena waktu itu saya lagi dalam perjalanan pulang naik motor dari Bogor ke Jogja.  Sebenarnya yang bikin kesel adalah perubahan peraturan tentang tugas belajar, bahwa jikalau studi gagal, dengan alasan apapun, terkecuali mati, harus mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan oleh kantor.  Ini kebijakan baru yang aneh.  Soalnya sebelumnya, tak ada pasal itu, terkecuali yang bersangkutan mengundurkan diri sendiri tanpa alasan yang jelas.  Tapi jikalau sudah berusaha sekuat tenaga kuliah dan terpaksa drop out  karena terkait deadline misalnya , maka  tak ada kewajiban untuk itu. Bayangkan aja, kepikiran harus