Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2023

Kelebatan Ingatan dan Waktu Yang Berjalan

Tadi sore melihat anak kecil, kecil sekali, seorang balita yang berdiri di depan, antara setang dan duduk ibunya di motor metik.  Entah kenapa ingatanku kembali ke masa dulu, mungkin saat SD, berdiri dalam posisi demikian, tapi di atas skuter, Vespa punya paman, saat beliau masih pedekate dengan acil (bibi) di rumah nini (nenek).  Ketiga orang yang saya sebut barusan sudah almarhum semua. Rumah nini itu sewaktu di selatan jalan, di samping huller  alias penggilingan padi, tempat paman satunya bekerja di sana sejak lama, pamanku yang tuna rungu tapi baik hati, suka membagi uang, terutama saat beliau menang undian buntut, sebutan untuk kupon putih jaman dulu. Di depan rumah nini ada beberapa pohon jeruk bali yang subur dan berbuah sepanjang tahun, jeruk bali yang bulirnya berwarna putih kekuningan, bukan yang merah.  Rumah nini tentu saja panggung dan terbuat dari kayu seluruhnya.  Di belakang rumah nini ada rumah paman utat, pemain gendang orkes dangdut yang aku kagumi. Di samping barat

Konsep Takdir

 Kadang konsep takdir ini membingungkan, bukan--- bukannya tak percaya, wong dalam rukun iman kita diwajibkan mempercayai destiny  kok. Cuma jadinya kan jadi bertentangan dengan konsep doa, yang intinya meminta pada sang Maha Kuasa untuk memberikn hal-hal baik kepada kita. Di satu sisi, segala sesuatunya sudah digariskan tanpa bisa diganggu gugat, bahkan semenjak lahir, di sisi lain kita meminta hal baik, jadi gimana?  Itu kan seakan-akan menjadikan doa sebuah upaya untuk membelokkan  takdir. Destiny adalah garisan yang tidak bisa diganggu gugat, artinya walau berdoa sekuat tenaga kalau memang jalannya sudah ditentukan ya harusnya manusia tidak bisa berbelok dari situ, bahkan nantinya jika doa dianggap mewujudkan sesuatu, lama-lama malah merasa diri adalah Tuhan, yang jika meminta sesuatu jadi terwujud.  Pemikiran yang berbahaya juga lama-lama. Saya malah mikirnya seperti buku Pilih Sendiri Petualanganmu, jadi dalam buku itu ada beberapa pilihan, tergantung nanti pas sampai pada halama

Trust Issue

Sesuatu yang paling berharga dari manusia adalah trust.   Saat hal itu sudah tak dipunyai, maka tak pelak tak berharga lagi manusia itu di mata siapapun yang tak lagi punya percaya darinya. Itu sudah konsekuensi.  Apalagi jika berkali-kali dipercaya lalu kembali lagi memupus trust , jadi yang salah tentu saja yang bikin ulah. Aku.

Si Bungsu dan Handphone yang Rusak

Ya, handphone alias hapeku rusak lagi, sudah dua hape berturut-turut tewas dengan sukses, dan seperti biasa itu justru menyenangkan karena ada alasan untuk ganti yang baru #eh Tapi ada satu hal yang mengharukan, bikin nyess.   Itulah kelakuan si bungsu, barusan pagi-pagi dia mendekati saya, menyodorkan hape yang biasa dia pake untuk main gim, seraya berkata: "abah mau pake hape, ubay? tapi sering rusak sih bah, kadang ga mau dipencet lagi.." Itu hape memang sudah ketinggalan jaman betul, sih. Saya juga sudah lupa belinya kapan, dan sebenarnya dulu yang makai awalnya siapa, spertinya bekas pemakaian kakaknya.   Trus saya tanya "kok, ubay nawarin.. " Dia nunjukin hape saya yang rusak "Itu kan hape abah rusak.." Katanya Saya kok ya terharu, sekecil itu ada inisiatif nawarin hapenya sendiri untuk saya, yang bahkan belum kepikiran untuk menggantinya dalam waktu dekat. Melihat wajah polosnya saat nawarin hapenya sepagi ini, membuat saya trenyuh dan terharu, seak

Sisi Gelap Seseorang

.. Adakalanya, ada sisi hitam dari manusia, yang tersembunyi dari semua orang dari siapapun, dan tersimpan dalam tanpa ada seorang pun tahu, berlapis-lapis.  Semuanya adalah hal-hal negatif yang ingin disimpannya sendiri. Saat sisi gelap itu terbuka, adalah dikira pandora yang menuai kerusakan, kehancuran dan apapun yang tak pernah akan bisa disangka. tapi, seperti kata Axl Rose... " everybody needs sometimes all alone.." Banyak yang tak sadar itu, dan selalu menilai seseorang dengan standarnya sendiri. Aku sendiri?  Mungkin hanya tersenyum datar saat sisi gelap itu terkuak, karena memang ada yang pelan-pelan dikeluarkan ke permukaan.  Biar saja semua senang karena berhasil membuktikan bahwa aku tak sebaik yang mereka pikir. Aku saat ini mungkin cuma ingin sendiri, dalam pikiranku.  Menepi dan menyepi. Meanwhile, pagi ini aku berhasil menaklukkan napas dan kakiku untuk 5 km, setelah sekian lama, tapi dengan napas yang lebih bagus...

Satu Artikel per Hari

 Demikianlah rencananya, minimal satu dan akhir-akhir ini memang bisanya segitu, mungkin idenya lagi mampet.  Nulisnya juga cuma di Kompasiana , sesekali saya juga nulis di sini.   Inginnya nulis di Medium, atau di koran cetak, tapi belum kesampaian, selain tulisan-tulisan saya masih saja segitu-gitu bae. Ah sudahlah.

Padahal.

...siapa juga yang menciptakan situasi, masalah dan jarak sehingga saat hal-hal yang tak diperhitungkan terjadi, malah bingung sendiri, panik dan tak siap dengan segala konsekuensinya. Padahal ingin semuanya baik-baik saja, membiarkan semua berjalan sebagaimana mestinya, tapi manusia memang suka sok tahu, berlagak pintar dan sok kuat menghadapi segalanya, padahal remuk redam pun akhirnya tersungkur. Lalu, bagaimana lagi? Selain berusaha berjalan pelan-pelan menyusuri jalan sempit yang sunyi sepanjang hari, sendiri seperti biasanya, menikmati jalanan seakan-akan hari tak akan pernah berakhir. Padahal..

.

.. pernah tidak ketemu suatu detik saat dirimu tak lagi berharap apa-apa lagi dari dirimu sendiri, saing putus asa dan kecewanya dengan bayanganmu sendiri bukan cuma ingin pergi menghilang, bahkan tidak ingin kemana-mana lagi, hanya diam dan perlahan-lahan berubah jd kabut. hilang. tak ada apa-apa selain kosong. saja

Live and Let Die

When you were young and your heart w as an open book You used to say live and let live But if this ever changin' world i n which we're livin' Makes you give in and cry Say live and let die Live and let die What did it matter to ya When you got a job to do you got to do it well You got to give the other fella hell ( Linda McCartney dan Paul McCartney) ---------------------- Apalagi hidup ini, selain mengalah pada berbagai kesalahan dan keputusasaan dan ketidakpercayaan.   Maka tak ada yang bisa dilakukan lagi selain terus mencoba berjalan dengan ketiadaan, teruslah, terus sampai terbang dan tak ada lagi yang mengingatmu, bahkan satu huruf pun. Aku tak ada dan tak apa-apa.

Lari Lagi

Dulu pernah coba-coba lari, hal yang sebelumnya nyaris belum pernah saya lakukan atas kesadaran sendiri.  Soalnya saya kacau mengatur napas dan kecepatan saat lari yang berujung pada pinggang yang rasanya ditusuk-tusuk, sakit. Terpaksa lari jauh dulu, itupun lebih banyak jalannya, adalah kira-kira pada tahun 1995, saat dipaksa senior Mapala untuk berlari dari hutan pendidikan tempat disiksa kurang lebih 5 hari menuju kampus sejauh 16 km.  Akhirnya saya yang paling terakhir sampai finish dengan terangah-engah dan napas hampir habis.  Menyiksa kembali. Sampai entah kenapa saya tertarik untuk belajar lari, di tahun 2019.  Di catatan akun Strava saya, terakhir berlari adalah pada bulan Maret 2019.  Anehnya ada catatan berlari sejauh 5 km di sekitar Kaliurang Jogja denga pace yang cepat sekali, sampai diangka 6.34.  Sepertinya itu error je, wong pace saya biasanya di kisaran 7-8 kok, lelet sekali.  Soalnya kemeng  dan kaki rasanya berat sekali diangkat hehe Walau begitu saya masih ingat kal

Mengetahui Sebuah Rahasia dan Berharap Nyata

Kebosanan akan sebuah situasi, dan sialnya itu seringkali terjadi, ah kata sial tak pantas untuk ditulis di sini.  Baik ulang . Kebosanan akan sebuah situasi, dan lucunya itu seringkali terjadi, Sang Pencipta memang Maha Lucu kata Cak Nun , sampai akhirnya semau rahasia pelan-pelan diketahui.  Ada yang tetap disimpan sendiri, ada yang tak tahan untuk tidak dibagi. Seperti beberapa hari yang lalu, ada hal yang secara tidak sengaja diketahui, yang terkait dengan situasi hari esok yang rasanya kalau bisa dipercepat saja bisa semua terselesaikan.  Hal-hal yang baik kadangkala memang harus menunggu waktu yang tepat. Aku adalah manusia yang pada akhirnya cuma bisa menunggu, dalam ketidaksabaran yang kadangkala hobi mengganggu.  Ahsudahlah, aku mendadak lapar (lagi), gimana ini.