Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Menyatakan Mimpi

Saya percaya kekuatan mimpi seseorang, lebih-lebih setelah membaca buku Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata, bahwa mimpi seseorang akan mewujud nyata jika benar-benar yakin akan hal itu. Pagi ini, tak sengaja saya membaca status beberapa orang kawan di situs facebook.  Yang satu adalah tentang ultahnya seorang fans berat Liverpool yang akhirnya bisa merayakan ultahnya di negeri kesebelasan impiannya berada, walaupun katanya dijebak berada di seputar markas MU oleh fans berat kesebelasan satunya lagi. Mereka berdua di atas itu, selain memang  penggemar berat kesebelasan sepakbola itu, juga memang pinter dan ya mimpi-mimpi mereka yang membawa mereka bisa meneruskan sekolah di sana. Status satunya adalah, tentang seorang kawan yang kebetulan sedang dinas di negeri tempat sekolahnya Andrea Hirata, yang kemudian memamerkan pertemuannya dengan seseorang bapak yang lama hidup disana dan memiliki pengalaman hidup yang menarik, saya nanti sepertinya bakal membeli bukunya itu .   Buku tenta

adaptasi dan observasi

halo apakabar? rasanya cukup lama tak mengisi blog ini, bukannya apa-apa, cuma sedikit bingung mau mengisinya dengan apa lagi.  Setelah episode sekolah selesai dan kembali ke dunia nyata, rasa-rasanya saya sekarang baru memasuki tahap adaptasi (lagi) dan observasi.. rasanya beberapa minggu terakhir ini lebih ke arah menikmati waktu tanpa tekanan dan pertanyaan yang seringkali diawali dengan kata: kapan & bagaimana hehe jadi begitulah, postingan yang ga terlalu penting ini..

P.N.S hari 4

Niat semula adalah ingin sowan sama dosen pembimbing tesis saya waktu kuliah di Surabaya dulu, tapi rencana itu tampaknya harus ditunda karena badan terasa remek redem, paha njarem dan kepala rasanya pengennya nyentuh bantal melulu, ternyata perjalanan sepanjang kurang lebih 327 km itu cukup bikin lelah juga. Akhirnya cuma sempat berkirim kabar pada dua orang kawan, satu adalah mas Tino, seorang sahabat yang dulu sering membantu saat beliau masih bekerja di sekretariat pasca Unair, dan kalau ke Surabaya jarang tak berkabar dengannya.  mas Tino datang ke hotel saat tengah hari pas waktunya check out .  Dan saya tak tahu diri dengan sempat-sempatnya minta bantuannya untuk menemani ke rodalink beli kardus untuk packing sepeda.  Makasih mas Tino, smoga hidup njenengan terus dimudahkan karena hobi banget ngebantu orang lain, amin. Sebelumnya saat pagi hari, seorang kawan lainnya, mas Bagus datang sowan, ini juga sayanya rada kurang ajar juga, pengantin baru bukannya didatengin malah d

P.N.S hari 3

Saya lupa persisnya di SPBU alias POM bensin mana bermalam di hari kedua itu, yang saya ingat tidurnya di teras samping kantor dengan beralaskan jas hujan yang dingin, selain itu banyak nyamuk ganas, untung dikasih autan sama seorang bapak yang naik motor dan singgah istirahat disitu juga di tengah perjalanannya menuju pulau Sulawesi. Sehabis sholat subuh, saya kembali pelan-pelan beranjak, masih ada sisa sekitar 170 km lagi menuju kota Surabaya, sembari memutuskan di jalan nanti nyeberang ke kampung naik apa, saat itu masih labil mutusin antara naik kapal laut atau naik pesawat.  Yang mana kalau naik kapal laut, masih perlu waktu sekitar 24 jam lagi nyeberang dan sesampai di pelabuhan pun masih ada jarak sekitar 40 km sebelum sampai rumah.  Sementara kalau pakai pesawat hanya perlu waktu sekitar satu jam dan jarak antar bandara dan rumah cuma sekitar 9 km. Mengayuh dengan kecepatan sedang, sembari beberapa kali berhenti di minimarket untuk istirahat dan beli minum, akhirnya sehabi

P.N.S hari 2

Rasanya belum pernah saya nyepeda secapek dan sekesel hari kedua kui.  Jarak yang ditempuh sebenarnya lumayan pendek: kurang lebih 12 km, tapi perlu waktu tempuh sekitar 6 jam baru sampai ke titik tuju. Bayangkan aja sepedaan dengan kecepatan rata-rata 2 km/jam. Kesel kan? 😂 Rute Tawangmangu - Cemorosewu benar-benar menguras tenaga & perasaan.  Saya memang sudah dua kali ke Tawangmangu dari Jogja, ke Cemorosewu baru pernah pake motor yang terengah-engah setengah mampus mencapai jalan yang konon posisinya tertinggi di P. Jawa. Pas pake sepeda, ditambah beban yang lumayan di boncengan, membuat saya sampai pada titik kritis putus asa.  Jalan yang rasanya terus menanjak tanpa ada bonus turunan yang berarti.  Bahkan beberapa kilometer menjelang Cemorokandang, saya memutuskan melepas tas di boncengan lalu saya panggul di bahu supaya sepeda sedikit terasa lebih ringan.  Itu pun plus ndorong beberapa ratus meter karena kaki saya sudah tak sanggup mengayuh pedal. Mas Radit sudah dulu

P.N.S hari 1

Niat untuk Pulang kampung Naik Sepeda (PNS) itu sudah terbit di hati sejak lama, dan lama-lama malah makin membatu menjadi semacam nazar yang ingin diwujudkan saat masa studi saya selesai. Dan akhirnya saat itu pun tiba, waktu saya di Jogja sudah usai, niat pun harus diwujudkan.  Jadilah hari minggu kemarin dengan persiapan seadanya saya berangkat ditemani sahabat pesepeda yang sudah sering menemani sepedaan kesana kemarin: mas Radit . Kira-kira jam 7 pagi perjalanan dimulai dari Janti, tak berapa lama teman pesepeda lainnya: mas Andi nyusul, katanya pengen nganter sampai Prambanan.  Setelah mampir sarapan soto bentar, lalu misah di Prambanan. Perjalanan lancar sampai Karangpandan, walau sempat tertahan hujan sebentar sehabis maghrib. Perjalanan hari pertama berakhir di Tawangmangu sekitar jam 9 malam.  Kemudian memutuskan nginep di masjid At Taqwa yang letaknya persis seberang terminal Tawangmangu. Senin pagi perjalanan dilanjutkan dengan target minimal sampai Cemorosewu..

Serial Tontonan Akhir-akhir Ini

Ada beberapa serial yang lumayan intens saya tonton belakangan ini, tapi saya nontonnya ga langsung, berhubung ga ada tipi kabel, jadinya saya selalu menunggu apdetan donlotan di warnet terdekat hehe  Daftarnya adalah sebagai berikut : 1.  Survivor Serial favorit saya entah sejak kapan, saat ini season ke 34.  Selalu menarik menonton bagian rewards challenges dan immunity challenges, dua bagian utama yang selalu saya tonton.  Bagian drama-nya sih seringkali saya lewatin, toh ujung-ujungnya main politik untuk nentuin siapa yang bakal di eliminasi pada akhir episode. Pada bagian rewards, menyenangkan melihat ekspresi peserta yang ngiler saat dikasih tau hadiah yang bakal didapetin saat menangin gim.  Rata-rata sih hadiahnya ya makanan, yang mungkin di hari biasa ya rasanya biasa, tapi saat hidup di pulau dengan makanans seadanya selama berpuluh hari, kebayang gimana rasanya dapet makanan enak dan minuman dingin. Sayang di season-season terakhir ngga ada lagi gim lelang makanan gi

7 years in Jogja

Judul yang ndak kreatif, nyontek Bret Pit, tapi ya biarlah.. Nyaris dua bulan ternyata blog ini vakum, selain karena kemarin domain yang berakhir juga dikarenakan beberapa drama yang harus dilewati.  Intinya saya sementara waktu harus mengakhiri petualangan saya di kota Jogja ini, masa studi saya mencapai titik akhir dalam artian yang sebenarnya.  Kalau kata pembimbing saya, saya benar-benar memaksimalkan waktu 😶 Benar kata mbah Einstein bahwa waktu adalah relatif.  Walaupun menurut saya relativitas juga punya fase-fase tertentu * ngomong opoooo ki * Pokoknya gitu deh, saya memang rasanya akhir-akhir ini kesulitan dalam elaborasi kalimat, muter-muter tak tentu arah cuma ingin bilang kalo saya sekolah lama juga ya, kelamaan tepatnya, hehehe syukurlah dengan bantuan semua pihak yang sabar menghadapi saya akhirnya bisa sampai finish juga.  Untuk itu, sekali lagi, terimakasih pada siapapun yang ngerasa ataupun ndak ngerasa ngebantu saya. Begitu saja deh.  Ndak seru kan? Ndak sesua