Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2016

Hutan Pinus Kragilan yang sedang ngehits

awalnya adalah ajakan dari teman-teman pesepeda Federal Jogja yang ngajak untuk sepedaan ke tempat yang juga dikenal dengan nama Top Selfie itu, yang entah siapa yang memulainya, mulai rajin nongol di media sosial dimana-mana Berhubung sepeda saya lagi belum beres, jadinya mau ikutan kesana, tapi naik motor, dan mas Radith ternyata berkenan untuk ikutan.  Belakangan mas Andi beserta istri juga ikutan.  Jadilah tadi pagi sekitar jam sembilan lebih berangkat kesitu.  Mas Radith yang bawa motor, saya dibonceng "pengen njajal motormu, mas" jare. Menuju kesitu cukup gampang (kalo naik motor), dari Jogja ke arah magelang, pas sampe perempatan Artos belok kanan ke arah terminal.  Lurus sampai mentok pertigaan kemudian belok kanan.  Dari situ luruuus terus sampai nanti ketemu lagi pertigaan Kaponan namanya.  Belok kanan yang kalo lurus terus konon menuju Ketep Pass.  Tapi dari pertigaan itu cuma sekitar tiga kilometer nanti akan sampai pertigaan yang ada tulisan Top Selfie ke ar

Q yang sekarang

rasanya baru kmaren bikin blog khusus Q yang skarang entah apakabarnya itu.  Tau-tau skarang dia sudah kelas 3 SD. Tau-tau dia sudah pinter dandan sendiri, itu masang kerudung sendiri, dan sukanya kerudung yang ribet yang harus dipuntir sana sini, tapi toh keahliannya itu otodidak dan bahkan dikagumi oleh uminya sendiri. Kemarin kapan uminya nelpon.  Saat itu Q protes karena keinginannya tak bisa langsung dipenuhi. Katanya: biasanya kalo aku mau sesuatu langsung diiyakan sama abah.. Duh, saya jadi merasa bersalah, iya saya emang suka ga tegaan sama anak-anak.  Bilang kata 'tidak' terhadap keinginan mereka tak bertahan lama, sebentar aja biasanya saya revisi dengan memberi jawaban 'iya' Habis saya pikir, keinginan mereka masih dalam tahap wajar, dan kebetulan pas mereka pengen pas rejeki juga ada.  Gimana dong? .

Saya jarang bercanda soal sumber tulisan

Jadi, sesederhana apapun tulisan orang lain, sesedikit apapun, kalau dibagi-bagikan tanpa menyebutkan sumbernya, rasanya kurang etis.  Jadi biarpun teman, siap-siap saja saya iseng protes kalau pas iseng ngebagikan apapun tanpa sumber yang jelas, terutama di media sosial yang terbuka, semacam fesbuk dan twitter. Jikalau becandaan di grup whatsap misalnya, olehlah saya masih bisa maklum karena sudah sama-sama maklum kalo tulisan/gambar yang dibagi biasanya sudah hasil kopi paste entah yang ke berapa kali.  Tapi biasana pun, tulisan yang dibagi toh seringkali sudah nyebutin sumbernya juga. Duh, pagi ini saya terlalu serius tampaknya, mungkin efek dari..ahsudahlah..padahal langit sedang cerah.

Seberapa susah menjawab pertanyaan?

Saya beberapa kali bertanya sesuatu, pada mungkin beberapa orang.. Ada malah yang cuma pada satu orang via dua media yang berbeda, bahkan lebih. . Tapi, dijawab pun tidak.. Maksudku seberapa sulit sih menjawab sebuah pertanyaan simpel? . Apa karena tingkat urgensi pertanyaannya yang dianggap tak penting.. Atau bisa jadi sayanya sebagai penanya yang dianggap sama sekali tak penting. . Yasudahlah.. Saya berusaha maklum saja. . . Sementara itu.. Saya tiba-tiba rindu dengan sepeda lama saya yang sudah.. Ahsudahlah.. Toh tak apa sekedar mengingatnya kan? . . Saya juga rindu rumah beserta isinya.. Tiba-tiba, dan selalu. . .

Aplikasi Prisma yang menyenangkan

Aplikasi filter foto bernama Prisma itu menurut saya keren.. Syukurnya sekarang tak lagi monopoli iOS.. . Karena sudah tersedia di playstore kemarin akhirnya langsung coba-coba. Walaupun beberapakali gagal karena servernya yang tampaknya lelah. . . Dan akhirnya berhasil merubah foto saya bersama honey, dan tanpa pikir panjang mengaplotnya di fesbuk.. Narsis sesekali tak apa-apa laah hehe . Sejauh ini saya suka filter berjudul: dreams dan tears juga curly .. Menurutku ketiga filter itu apik... . Yang sedikit penasaran adalah filter yang hasil akhirnya semacam lukisan van gogh.. Kalau tidak salah fear itu tadi tak ada lagi di list.  . .  

delapan bulan bersama Jessie

Tak terasa, kebersamaan dengannya sudah delapan bulan saja , sedikit akrab, banyak bingung. Ya tak terasa, perlu penyesuaian sedikit saat ngetik, untunglah aplikasi Lisrel untuk SEM juga bisa jalan via Wine walaupun sebatas pakai student edition saja. Dan saya saya masih betah dengannya.  Ringkas, tak menyebalkan, gampang dihidupin dan dimatiin. Paling sedikit musuhan dengan printer Epson saya yang memang sudah rumit dari sononya.  Pemeliharaannya rada susah itu L200, suka ngambekan. Walau, entah berapa lama lagi saya disini mengakrabinya, entah lima-enam bulan lagi, atau justru tinggal seminggu.  Atau justru nanti malah saya tergoda dengan kehadiran Xenial yang barusan saya ambil iso-nya..

rekapitulasi ketololan

tidak, akhir-akhir ini sebenarnya saya tidakmarah sama siapapun, saya cuma kesal dengan diri saya sendiri.  beberapa kali saya dikhianati justru oleh diri saya sendiri.  sesekali-sekali mengungkap ketololan diri sendiri rasanya tak apa-apa.  palingan lain waktu kalau dirasa tidak nyaman tinggal masukkan ke list draft. Saya cuma, mangkel, sama diri saya sendiri, dan sekarang, walaupun mungkin sudah tiada gunanya lagi.  cuma bisa bikin list, bikin daftar, apa-apa saja, yang telah saya perbuat, yang sama sekali bukanlah teladan yang baik, untuk siapapun, lebih-lebih untuk anak-anak semoga ke depan, diri saya sendiri, tak akan mengkhianatinya, dengan mengulang jejeran daftar yang sama sekali tak penting dan tak perlu dilakukan dan tak ada gunanya termasuk mungkin menuliskan hal ini di postingan blog. blah!

Nonton Sabtu Bersama Bapak di hari Sabtu

Dari entah kapan pengen beli novel berjudul sama dengan film itu.. Akhirnya memutuskan untuk nonton filmnya. . Ada lucunya khas Adhitya Mulya.. Ditambah banyak hasil pengalaman hidup pengarangnya sepertinya. . Ada beberapa bagian yang membuat saya sedikit sedih. Ya apalagi selain adegan-adegan tentang interaksi anak-anaknya dengan bapak dan ibunya. . Sedihnya saya jauh, jauh sekali dari bapak di film itu.. Juga sebagai anak, saya jauh, jauh sekali dari bayangan seorang anak di film itu. . Film yang bikin saya mikir dan sesekali menghela napas panjang. . Dan saya jadi kangen honey. Saat di film si sulung itu manggil Acha septariasa dengan panggilan: neng. Sama sih soalnya dengan kebiasaan saya sampai sekarang hehe

earphone yang bermasalah

kemarin pas mood lagi bagus-bagusnya, memutuskan untuk asik di perpustakaan, memperbaiki draft yang terbengkalai sekian lama sampai akhirnya.. ahsudahlah.  intinya saya duduk di baris depan di ruangan itu.  Seperti biasa ritualnya memasang earphone, yang baru saya beli lagi kemarin karena yang lama entah bagaimana caranya rusak saat dipake si sulung. Milih lagu yang agak ngebeat, kebetulan kemarin tertarik dengan lagunya Taylor Swift yang Blank Space hehehe di play, volume lebih setengah, dan tenang-tenang sajalah saya sambil asik dengan laptop. Tak lama, ada seorang mbak-mbak menghampiri saya, dan bilang.. "maaf mas, itu suaranya keluar..." Walagh, earphone saya ternyata tak kedap-kedap amat, saya memang lebih suka yang jenis earbuds, karena lebih nyaman di telinga dibandingkan dengan in-ear monitoring (IEM) yang serasa menyumpal telinga.  Kebetulan saat baca-baca referensi, dan pas ada diskon, saya akhirnya memutuskan membeli edifier H185.  Suara yang dihasilkan k

ingat lagu-lagunya Kidnap Katrina

..itu nama grup musik jaman saya dulu, vokalisnya adalah mas Anang yang waktu itu masih gondrong.  band ini menurut saya musiknya unik dan asik, aroma rocknya garang-garang dan rada-rada ajaib, tapi asli keren.  Sampul kasetnya pun desainya unik.  Dulu saya pernah beli kasetnya, untuk saya jadikan hadiah buat pacar dulu *ihiy

Tiket kereta api Jombang-Jogja

Barusan, saya berhasil membeli tiket Jombang-Jogja langsung di stasiun.. Saya memutuskan begitu karena saya pikir kalau tiketnya habis saya bisa langsung naik bis dari depan stasiun. Saat awal datang, kata petugas tiket kereta Logawa yang saya incer sudah habis... Tapi berdasarkan hasil pengecekan berkali-kali ke situs resmi kereta-api.co.id sepertinya stok tiket cenderung berubah-ubah. Jadi saat dinyatakan habis bisa jadi nanti berubah menjadi tulisan tersedia yang berwarna hijau. Akhirnya saya putuskan menunggu sambil kembali memantau ketersediaan tiket via browser di hape canggih saya #halaghnggaya Eh pucuk dicinta, setelah dicek ulang ternyata tiket Logawa kembali dinyatakan tersedia.. Bergegaslah saya kembali ke loket.. Nyetor KTP nyetor duit Rp..74.000,-.. Skarang tinggal santai menunggu jadwal keberangkatan yang masih tiga jam lagi. Muterin alun-alun depan stasiun ini dulu apa ya? 😁

Tamu hotel

Aku pikir.. Kuliah itu semacam masuk hotel saja.. Pas masuk dibaik-baikin, diramah-ramahin, pas waktunya check out ditelpon-telponin mulu ngingetin waktunya sudah mau cabut. . Padahal resepsionis tak pernah tahu apa yang terjadi saat dalam kamar... Tapi toh hubungan semacam ini ujung-ujungnya memang cuma antara owner dan customer.. Tak lebih. . Lagian, apapun memang salahnya si tamu.. Ngapain milih nginep disitu.. Trus pake lama lagi. Dasar tamu tak tahu diri emang 😁

Pesepeda tua yang tiada

Ada beberapa pesepeda di Jogja yang usianya sudah tak lagi muda, banyak yang usianya jauh di atas saya.. Tapi semangat mereka luar biasa. Beberapa di antaranya saya kenal baik.. Salah satunya pak Noorda yang sering gonta ganti sepeda saat ketemu di Pakem.. Tapi ciri khasnya adalah sepeda yang dipakai beliau semuanya jenis MTB klasik dan keren. Ciri khas lainnya adalah sering memakai kaos bertuliskan namanya: Noorda. Dan pagi ini ada berita kalau beliau sudah berpulang pada Yang Maha Kuasa... Entah kenapa sejenak ada sedih dan senyap yang saya rasa... Mendadak ingat pada suatu masa saat saya menyambangi rumah beliau, ngobrol-ngobrol di samping ruang kerja jahitnya... Sambil mengagumi koleksi sepeda di ruangan kecil samping rumah. Selamat jalan, pak.. Baik-baik disana : (

Xiaomi edisi salah beli

Jadi, kmaren pas ada duit lebih, muncul rencana untuk beli gadget yang lama ingin dipunya.. Awalnya pengen iphone 5 tapi tak cukup dana hehe jadinya pilihan alternatif ke Xiaomi yang konon bagus.  Salahnya saya.. Kurang informasi.. Saya sukanya hape yang layarnya tak begitu lebar.. Akhirnya kepincut sama varian Redmi 2.  Kebetulan di toko yang saya tuju cuma tersisa Redmi 2 Pro untuk ukuran layar yang saya ingini.  Kemudian setelah dibeli coba sana sini.. Lha kok sinyal 4G nya tak muncul-muncul padahal kan sudah support LTE.  Ternyata oh ternyata.. Saya baru tahu kalo frekuensi 4G di dunia itu beda-beda. Dan Redmi 2 Pro tampaknya diciptakan untuk sinyal 4G di negara Amerika Latin sana.. Walagh!  Tapi ya gpp lah.. Hitung-hitung sebaran 4G belum merata juga *menghibur diri* Diluar itu.. Layarnya bagus pisan.. Hasil kameranya pun bagus.. Keren lah pokoknya untuk hape seharga sejutaan lebih empat ratusan hehe