Langsung ke konten utama

antara sekolah, ular berbisa & anak kucing

Saya dulu sekolah di jurusan peternakan, jadi selama 3 tahun belajar teori & praktek tentang hewan-hewan (piaraan).  Menarik sih sebenernya, teori-teori diajarkan lengkap, dari anatomi sampai reproduksi, juga tentu saja sampai urusan pakan dan rantai pemasaran.

Semua hewan (ternak) diajarkan, kecuali babi, yang cuma dibahas sekilas, karena sekolah tidak menyediakan ternak babi & kandangnya.  Yang ada di lahan praktek cuma sapi, kerbau, kuda, ayam, kambing, puyuh, kalkun dan bebek - banyak ya hehe

Tentu saja saya menyerap ilmu ternak dengan kurang baik, minat saya agak kurang, di samping saya takut sama darah dan tak terlalu berani dengan praktek yang melibatkan hewan ruminansia, jadilah cuma dapet ilmu ternak pas-pasan.

Lepas sekolah, tidak lagi kuliah di jurusan ternak, malah sengaja menyasarkan diri ke kehutanan.  Secara umum ya mempelajari pohon dan kerabatnya. Toh ternyata ada bagian yang tak begitu jauh dari sekolah.  Selain belajar tentang biologi tentu saja, ternyata ada diajarkan juga tentang satwa liar, walaupun saya tak dapat teorinya karena beda jurusan.  Jurusan saya dipilihkan sama fakultas, aneh memang dulu itu, pilihan saya tak digubris, dialihak secara sepihak ke jurusan teknologi hasil yang waktu itu kurang peminatnya.  Untunglah berhasil lulus juga.

Perjalanan sekolah saya ternyata masih berlanjut, dapat beasiswa untuk sekolah di jurusan yang sama sekali berbeda dengan sekolah dan s1, saya menyesatkan diri lagi, kali ini ke pengembangan sumber daya manusia, kali ini dikarenakan menyesuaikan dengan tempat kerja dan minat saya sesungguhnya.  Lengkap sudah jadinya mempelajari makhluk hidup: hewan, tumbuhan & manusia.

Sekitar sepuluh tahun sejak lulus S1 dan sekitar & tahun lepas S2, malah nekat sekolah lagi, kali ini karena satu dan lain hal, ujug-ujug saya ke kampus kehutanan lagi.  Supaya ilmu sebelumnya kepake, akhirnya saya putuskan untuk tugas akhir neliti tentang gimana manusia yang ngurusin hutan hehehe

Setelah menyelesaikan semua drama sekolah bertahun-tahun itu, balik kerja ke kantor yang ngurusin manusia setahun, habis itu dua tahun ke urusan pemerintahan, dua tahun lagi ngurusin penelitian, sampai akhirnya sekarang, di kantor yang ngurusin keselamatan manusia dan hewan, ah hidupnya ternyata.

Walaupun ini kantor sampai sekarang banyak drama, tapi semangat kerja dan ikatan antar rekan kerja cukup kuat, kalau tidka bisa dikatakan sangat kuat, mereka sungguh semangat kalo sudah turun ke lapangan, nyelemetin orang maupun hewan.  Namanya juga dinas pemadam & penyelamatan hehe

Saya juga baru tau setelah masuk, ternyata yang cukup rutin justru di bagian penyelamatan, ya urusan nangkep ular (berbisa), terutama kobra yang akhir-akhir ini pada sering eksis di rumah penduduk, trus kemarin ngangkat kucing yeng kecebur sumur, selain tugas utama lainnya yaitu madamin api, yang semoga tak sering-sering terjadi..

Dan, tulisan ini tersusun hasil mikir barusan, setelah seorang kawan menitipkan sepasang anak kucing, yang konon dibuang entah oleh siapa di depan pintu rumahnya, dia tak sanggup melihara karena sudah banyak kucing di rumah katanya.  Saya jadi teringat niat beberapa hari yang lalu, ingin membawa sepasang anak anjing untuk dipiara di rumah, tapi tidak disetujui nyonya jenderal karena ya ribet lah urusannya. Eh tau-tau ada yang ngasih sepasang anak kucing, yang usianya mungkin baru sehari dua.

Semoga panjang umur ya, cing.  Semoga saya tabah juga ngejaga kalian.  Duh, random sekali tulisan saya kali ini ya.  Pokoknya kali ini doain saya ..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti