1. Senyum Dahlan ~ Tasaro GK
Katanya ini spin off dari trilogi kisah hidup pak Dahlan, nah harusnya masih ada satu lagi judul yang belum keluar dari karya Khrisna Pabichara. Senyum Dahlan adalah karya Tasaro GK.
Buku yang saya dapatkan dari obralan produk Mizan ini isinya lumayan menarik, sudah lama saya tak menemui buku yang bisa saya habiskan sampai tamat, terakhir buku yang saya nikmati adalah karya terakhir A. Fuadi: Rantau.
Senyum Dahlan pada awalnya dibuka dengan membingungkan, yaitu kejadian saat pak Dahlan baru saja selesai senam di Monas lalu bertemu dengan Saptoto, yang berencana menulis biografi tentang Menteri BUMN tersebut. Kemudian spontan diajak ke kantor menteri sambil membawa dua penumpang dadakan lainnya. Dari situ kemudian alur cerita beranjak mundur, ke masa-masa penulis biografi yang juga seorang wartawan memasuki awal perkuliahan di UNY.
Cerita berlanjut saat berkenalan dengan Kanday, seorang sahabat yang idealis, punya ambisi untuk jadi wartawan dan kemudian keterikatan kisah hidup mereka dengan kliping koran yang dikumpulkan oleh ibunya Saptoto yang juga pengagum berat Dahlan Iskan.
Sampai disini saya bingung, ini buku bercerita tentang kisah hidup Saptoto-Kanday atau tentang seorang Dahlan Iskan. Tapi di bab berikutnya sedikit terjawab, alur cerita kembali mundur beberapa belas tahun, saat awal-awal pendirian Jawa Pos, masuk lagi tokoh baru yaitu Eric Samola yang berperan penting dalam hidup pak Dahlan.
Sehabis bab tentang Dahlan Iskan, kembali alur cerita sedikit maju ke masa-masa Saptoto dan Kanday merintis hidup, sedari mahasiswa sampai akhirnya jadi wartawan. Nyaris begitu setiap peralihan bab, alur cerita bolak balik sampai akhirnya kembali ke masa dimana alur cerita dimulai.
Bagian menarik dari buku ini karena tempat-tempat kejadian sangat familiar dengan hidup saya, oke ini sangat objektif sih. Terutama kota Surabaya, Jogja, Bogor dan Banjarmasin. Jadi saya membaca sambil membayangkan kondisi kota-kota itu di saat kejadian-kejadian yang ada dalam buku itu.
bagian menarik lainnya adalah beberapa ilmu tentang menulis dan bisnis yang ada dalam alur cerita, dan hal-hal itu dapat dicerna dengan mudah, selain tentu ada selingan tentang kekaguman pada wanita yang berujung pada hal-hal yang sedikit tidak logis. Begitulah.
2. Tempest ~ Julie Cross
Ada sedikit kemiripan dengan Senyum Dahlan di novel ini, yaitu alur cerita yang maju mundur, walau lebih ngaco dan jelas belum logis.
Tempest bercerita tentang Jackson Meyer, seorang anak muda kaya di tahun 2009 yang punya kemampuan mundur ke masa lalu, tapi tidak dalam waktu yang lama, palingan berapa jam, atau paling pol beberapa hari. Adam sahabatnya saja yang tahu kemampuannya melompati dimensi waktu ini, walaupun ternyata berdasarkan pengalaman mereka lompatan waktu ke masa lalu tidaklah mempengaruhi kejadian di masa sekarang.
Jackson punya cewek bernama Holly, mereka berdua ini sedang hot-hotnya, sepertinya bercinta di setiap ada kesempatan adalah hobi mereka, sepertinya begitu dugaan saya #lah.
Sampai suatu ketika, Holly tertembak, dan di Jackson kui bukannya nolong malah meremin mata terus terbang ke masa lalu, ke tahun 2007, lalu kemudian lompat ke tahun 2003, dan entah gimana malah kemudian bisa lompat lagi ke tahun 1992. Ya ampun, semau-maunya lompat-lompatan.
Akhirnya malah bisa ketemu kembarannya yang sudah meninggal, Holly waktu masih belum pacaran, ayahnya yang entah gimana malah mau membunuhnya. Tapi kok ya ceritanya bikin saya penasaran sampai halaman terakhir. Walaupun bacanya bikin kepala sedikit pening. Untunglah keterangan waktu yang tertera nyaris di setiap judul bab sangat membantu menyambungkan benang merah cerita.
Intinya ini sebenernya cerita dewasa anak muda yang suka lompat sana sini, mencari tahu akan bahaya yang terjadi, sambil tetap tak bisa move on dari Holly-nya. Ajaibnya saya juga penasaran dengan alur ceritanya sampai mampu menamatkannya.
Saya juga baru tahu kalau Tempest ini bagian pertama dari trilogi. Tapi sepertinya judul lanjutannya belum dibikin terjemahannya, yah piye dab
Katanya ini spin off dari trilogi kisah hidup pak Dahlan, nah harusnya masih ada satu lagi judul yang belum keluar dari karya Khrisna Pabichara. Senyum Dahlan adalah karya Tasaro GK.
Buku yang saya dapatkan dari obralan produk Mizan ini isinya lumayan menarik, sudah lama saya tak menemui buku yang bisa saya habiskan sampai tamat, terakhir buku yang saya nikmati adalah karya terakhir A. Fuadi: Rantau.
Senyum Dahlan pada awalnya dibuka dengan membingungkan, yaitu kejadian saat pak Dahlan baru saja selesai senam di Monas lalu bertemu dengan Saptoto, yang berencana menulis biografi tentang Menteri BUMN tersebut. Kemudian spontan diajak ke kantor menteri sambil membawa dua penumpang dadakan lainnya. Dari situ kemudian alur cerita beranjak mundur, ke masa-masa penulis biografi yang juga seorang wartawan memasuki awal perkuliahan di UNY.
Cerita berlanjut saat berkenalan dengan Kanday, seorang sahabat yang idealis, punya ambisi untuk jadi wartawan dan kemudian keterikatan kisah hidup mereka dengan kliping koran yang dikumpulkan oleh ibunya Saptoto yang juga pengagum berat Dahlan Iskan.
Sampai disini saya bingung, ini buku bercerita tentang kisah hidup Saptoto-Kanday atau tentang seorang Dahlan Iskan. Tapi di bab berikutnya sedikit terjawab, alur cerita kembali mundur beberapa belas tahun, saat awal-awal pendirian Jawa Pos, masuk lagi tokoh baru yaitu Eric Samola yang berperan penting dalam hidup pak Dahlan.
Sehabis bab tentang Dahlan Iskan, kembali alur cerita sedikit maju ke masa-masa Saptoto dan Kanday merintis hidup, sedari mahasiswa sampai akhirnya jadi wartawan. Nyaris begitu setiap peralihan bab, alur cerita bolak balik sampai akhirnya kembali ke masa dimana alur cerita dimulai.
Bagian menarik dari buku ini karena tempat-tempat kejadian sangat familiar dengan hidup saya, oke ini sangat objektif sih. Terutama kota Surabaya, Jogja, Bogor dan Banjarmasin. Jadi saya membaca sambil membayangkan kondisi kota-kota itu di saat kejadian-kejadian yang ada dalam buku itu.
bagian menarik lainnya adalah beberapa ilmu tentang menulis dan bisnis yang ada dalam alur cerita, dan hal-hal itu dapat dicerna dengan mudah, selain tentu ada selingan tentang kekaguman pada wanita yang berujung pada hal-hal yang sedikit tidak logis. Begitulah.
2. Tempest ~ Julie Cross
Ada sedikit kemiripan dengan Senyum Dahlan di novel ini, yaitu alur cerita yang maju mundur, walau lebih ngaco dan jelas belum logis.
Tempest bercerita tentang Jackson Meyer, seorang anak muda kaya di tahun 2009 yang punya kemampuan mundur ke masa lalu, tapi tidak dalam waktu yang lama, palingan berapa jam, atau paling pol beberapa hari. Adam sahabatnya saja yang tahu kemampuannya melompati dimensi waktu ini, walaupun ternyata berdasarkan pengalaman mereka lompatan waktu ke masa lalu tidaklah mempengaruhi kejadian di masa sekarang.
Jackson punya cewek bernama Holly, mereka berdua ini sedang hot-hotnya, sepertinya bercinta di setiap ada kesempatan adalah hobi mereka, sepertinya begitu dugaan saya #lah.
Sampai suatu ketika, Holly tertembak, dan di Jackson kui bukannya nolong malah meremin mata terus terbang ke masa lalu, ke tahun 2007, lalu kemudian lompat ke tahun 2003, dan entah gimana malah kemudian bisa lompat lagi ke tahun 1992. Ya ampun, semau-maunya lompat-lompatan.
Akhirnya malah bisa ketemu kembarannya yang sudah meninggal, Holly waktu masih belum pacaran, ayahnya yang entah gimana malah mau membunuhnya. Tapi kok ya ceritanya bikin saya penasaran sampai halaman terakhir. Walaupun bacanya bikin kepala sedikit pening. Untunglah keterangan waktu yang tertera nyaris di setiap judul bab sangat membantu menyambungkan benang merah cerita.
Intinya ini sebenernya cerita dewasa anak muda yang suka lompat sana sini, mencari tahu akan bahaya yang terjadi, sambil tetap tak bisa move on dari Holly-nya. Ajaibnya saya juga penasaran dengan alur ceritanya sampai mampu menamatkannya.
Saya juga baru tahu kalau Tempest ini bagian pertama dari trilogi. Tapi sepertinya judul lanjutannya belum dibikin terjemahannya, yah piye dab
Komentar
Posting Komentar