..sebenernya, lebih pas ini adalah tentang buku perjalanan band indie asal Bandung. Band yang musiknya tidak masuk kategori favorit saya hehe tapi apapun buku mengenai kisah perjalanan seseorang selalu menarik perhatian saya. Hal itulah yang secara random membuat saya memutuskan dengan singkat untuk membeli buku ini (yang sebenernya diterbitkan pertamakali di tahun 2013 oleh nkl347 yang kemudian dicetak ulang oleh KPG di tahun sekarang) beberapa menit sebelum ada pengumuman kalau toko buku akan ditutup.
Firasat saya kali ini tepat. Buku yang bersampul warna hitam, warna favorit saya, ditambah dengan tampilan yang super sederhana, itu ternyata isinya mudah sekali dicerna, alurnya mudah diikuti, walau berisi perjalanan (karir) band Pure Saturday secara detil dan runut sejak personilnya berkenalan, membentuk band, manggung, sampai bikin rekaman, sampai keadaan personilnya di saat sekarang.
Saya sendiri mengenal band ini melihat videoklip Pure Saturday tampil di televisi, dan mendengerkan satu-dua lagunya dari kaset yang dibeli kawan saya yang drummer di band saya dulu.
Dalam buku ini pula konflik antar personil serta masalah mereka masing-masing tergambar dengan baik. Yang menarik adalah atmosfer dunia musik di tahun 1990-an menguar dengan jelas, bagaimana situasi kreatif di era itu, bagaimana semua keterbatasan di kala itu- yang justru memicu kreatifitas musik secara maksimal..
Selain itu, bonus tambahan bagi saya- berupa orang-orang yang ada di belakang layar perjalanan mereka- itu sungguh menarik. Salah satunya adalah sosok Dee/Dewi Lestari yang muncul di beberapa bagian, lebih-lebih ada tokoh bernama Kewoy- salah satu nama utama di Elektra, seri Supernova favorit saya selain Akar. Saya pikir adad beberapa bagian di elektra dan akar yang mengambil sejumput kisah dari pertemanananya dengan anak-anak musik Bandung yang sekilas diceritakan di situ.
Buku karya Idhar Resmadi ini keren, paling tidak berhasil membuat saya menamatkannya dalam satu hari: sebuah aktifitas yang jarang saya lakukan, terkecuali buku itu benar-benar menyenangkan- dan kisah ini adalah salah satunya.
Firasat saya kali ini tepat. Buku yang bersampul warna hitam, warna favorit saya, ditambah dengan tampilan yang super sederhana, itu ternyata isinya mudah sekali dicerna, alurnya mudah diikuti, walau berisi perjalanan (karir) band Pure Saturday secara detil dan runut sejak personilnya berkenalan, membentuk band, manggung, sampai bikin rekaman, sampai keadaan personilnya di saat sekarang.
Saya sendiri mengenal band ini melihat videoklip Pure Saturday tampil di televisi, dan mendengerkan satu-dua lagunya dari kaset yang dibeli kawan saya yang drummer di band saya dulu.
Dalam buku ini pula konflik antar personil serta masalah mereka masing-masing tergambar dengan baik. Yang menarik adalah atmosfer dunia musik di tahun 1990-an menguar dengan jelas, bagaimana situasi kreatif di era itu, bagaimana semua keterbatasan di kala itu- yang justru memicu kreatifitas musik secara maksimal..
Selain itu, bonus tambahan bagi saya- berupa orang-orang yang ada di belakang layar perjalanan mereka- itu sungguh menarik. Salah satunya adalah sosok Dee/Dewi Lestari yang muncul di beberapa bagian, lebih-lebih ada tokoh bernama Kewoy- salah satu nama utama di Elektra, seri Supernova favorit saya selain Akar. Saya pikir adad beberapa bagian di elektra dan akar yang mengambil sejumput kisah dari pertemanananya dengan anak-anak musik Bandung yang sekilas diceritakan di situ.
Buku karya Idhar Resmadi ini keren, paling tidak berhasil membuat saya menamatkannya dalam satu hari: sebuah aktifitas yang jarang saya lakukan, terkecuali buku itu benar-benar menyenangkan- dan kisah ini adalah salah satunya.
Komentar
Posting Komentar