Tadi siang, tak sengaja melihat tulisan tangan saya sendiri di sudut kanan atas halaman kedua dari novel serial anak-anak mama Alin-nya bubin LantanG yang entah sudah berapa ratus kali saya baca ulang. Saya memang biasa menandai buku yang saya beli dengan paraf atau tandatangan dengan tambahan tanggal pembelian, kadang kota tempat saya membelinya, sebagai pengingat saya sendiri.
Rasanya buku itu, adalah novel yang pertama saya beli, dari gaji di tahun pertama saya bekerja, ya tak terasa kalau dihitung masa kerja sudah sedemikian lama sekali, tentu dengan mengabaikan fakta bahwa nyaris setengah dari masa kerja saya diisi oleh cuti besar-besaran atas nama sekolah :D
Buku itu saya beli di toko buku Gramedia yang berada di lantai 2 -kalau tidak salah- Mitra Plasa, pusat pertokoan modern pertama di Banjarmasin yang akhirnya luluh lantak akibat kerusuhan tahun 1997.
Novel itu entah sudah berapa kali juga mengikuti jejak saya kemana-mana, rasanya saya seperti tak bisa dipisahkan dengannya. Soalnya selalu saja, kalau pikiran saya sudah mulai ngaco, membaca buku serial itu adalah salah satu pengganti tabib yang berhasil merubah hari-hari buruk menjadi lebih baik, ya rada drama memang, tapi ya begitulah.
Sedari saya magang di akhir kuliah S1 dulu, sampai saya bawa ke dalam hutan. Kemudian saat meneruskan sekolah di Surabaya sekitar 13 tahun yang lalu juga saya bawa-bawa dalam ransel saya, pun saat saya memutuskan untuk melanjutkan sekolah lagi ke Jogja ini, buku yang satu itu tak lepas dari daftar buku yang harus ikutserta.
Nyatanya saya selalu berusaha menjaga kondisinya tetap bagus dan nyaman untuk dibaca. Rasanya, paling tidak sudah dua kali sampulnya saya ganti, belum lagi bagian kirinya sudah saya jahit, sudah dua kali pula karena lemnya sudah tidak kuat lagi mengikat jilidannya.
Tuh, buku yang saya suka aja, saya simpen dan pelihara sampai sebegitunya, apalagi perempuan yang saya sayangi ^^
open site
BalasHapus