Di satu sisi, saya ingin bercerita banyak tentang hari-hari di bulan-bulan terakhir ini. Tapi, di sisi lainnya saya kehabisan cara untuk menceritakannya.
Mungkin yang pertama, saya lelah melihat berita-berita, baik di media mainstream maupun sosial media yang berisik itu. Berita negatif selalu berakibat tidak baik untuk pikiran, paling tidak untuk pikiran saya yang sudah tidak terlampau baik. Saya pikir, ada yang ingin di dengar tapi malas untuk mendengar. Ada yang ingin lantang berbicara tapi tak ingin membiarkan orang lain ikut bicara. Ada yang ingin dilihat tapi menutup mata untuk orang lain. Ada yang ingin dihargai pendapatnya, tapi berpikir sinis terhadap pendapat orang lain. Gitu aja terus sampe tahun depan. Dan tahun depannya lagi, dan lagi.
Yang kedua. Saya semakin kesulitan menemukan bahan bacaan berupa tulisan-tulisan di blog yang bagus dan nyaman untuk dibaca. Sementara feedreader saya rasanya semakin hari semakin sepi. Tak bagus untuk saya yang suka kepo dengan kehidupan kawan-kawan saya haha. Tapi ya maklum, sekarang (lagi-lagi) lebih mudah berbagi cerita di sosial media. Blog memang hanya trend sesa(a)t bagi banyak orang. Kalaupun ada yang sering apdet, kadang-kadang isinya hanya sampah iklan, terang-terangan maupun terselubung.
Ada pula beberapa yang rajin berbagi postingan-postingan basi, aduh tolong lah, jangan bikin saya ketipu berkunjung hanya untuk melihat tulisan lama yang disebar ke sosial media dengan aplikasi, entah untuk apa. Lagian kan ada plugins/gadget bernama arsip di sidebar. Sungguh ini menyebalkan saya, walaupun ya terserah yang punya blog, mau nyebarin postingan yang manapun, tapi kan terserah saya untuk sebal akan hal itu haha
Tapi, sekali lagi itu hak semua orang untuk menuliskan apa saja di blognya, saya saya sering enggan membacanya. Egois memang. Sementara tulisan saya pun semakin hari seperti tak ada kemajuan, eh memang apa yang diharapkan dari postingan di blog selain tentang keseharian.
Yang ketiga. Saya pikir saya harus lebih belajar mikir lebih sistematis lagi, berusaha mengurangi berpikir dan berbuat secara random. Ah entahlah. Padahal masih banyak mimpi yang belum terwujud: benerin rumah, bikin buku, dan yang terpenting menyelesaikan misi dengan elegan.
Itu saja, sudah azan isya dan saatnya nonton bola, Indonesia vs Vietnam.
Mungkin yang pertama, saya lelah melihat berita-berita, baik di media mainstream maupun sosial media yang berisik itu. Berita negatif selalu berakibat tidak baik untuk pikiran, paling tidak untuk pikiran saya yang sudah tidak terlampau baik. Saya pikir, ada yang ingin di dengar tapi malas untuk mendengar. Ada yang ingin lantang berbicara tapi tak ingin membiarkan orang lain ikut bicara. Ada yang ingin dilihat tapi menutup mata untuk orang lain. Ada yang ingin dihargai pendapatnya, tapi berpikir sinis terhadap pendapat orang lain. Gitu aja terus sampe tahun depan. Dan tahun depannya lagi, dan lagi.
Yang kedua. Saya semakin kesulitan menemukan bahan bacaan berupa tulisan-tulisan di blog yang bagus dan nyaman untuk dibaca. Sementara feedreader saya rasanya semakin hari semakin sepi. Tak bagus untuk saya yang suka kepo dengan kehidupan kawan-kawan saya haha. Tapi ya maklum, sekarang (lagi-lagi) lebih mudah berbagi cerita di sosial media. Blog memang hanya trend sesa(a)t bagi banyak orang. Kalaupun ada yang sering apdet, kadang-kadang isinya hanya sampah iklan, terang-terangan maupun terselubung.
Ada pula beberapa yang rajin berbagi postingan-postingan basi, aduh tolong lah, jangan bikin saya ketipu berkunjung hanya untuk melihat tulisan lama yang disebar ke sosial media dengan aplikasi, entah untuk apa. Lagian kan ada plugins/gadget bernama arsip di sidebar. Sungguh ini menyebalkan saya, walaupun ya terserah yang punya blog, mau nyebarin postingan yang manapun, tapi kan terserah saya untuk sebal akan hal itu haha
Tapi, sekali lagi itu hak semua orang untuk menuliskan apa saja di blognya, saya saya sering enggan membacanya. Egois memang. Sementara tulisan saya pun semakin hari seperti tak ada kemajuan, eh memang apa yang diharapkan dari postingan di blog selain tentang keseharian.
Yang ketiga. Saya pikir saya harus lebih belajar mikir lebih sistematis lagi, berusaha mengurangi berpikir dan berbuat secara random. Ah entahlah. Padahal masih banyak mimpi yang belum terwujud: benerin rumah, bikin buku, dan yang terpenting menyelesaikan misi dengan elegan.
Itu saja, sudah azan isya dan saatnya nonton bola, Indonesia vs Vietnam.
LAH PUNYAKU TERMASUK KATEGORI YANG MANA OOOOM??????????????
BalasHapus#CeritanyaInsekyur
Tulisanmu masuk kategori must read, nona :D
HapusSedih juga banyak teman-teman lama blog yang kini lebih sering posting iklan dan paid review. Memang kesempatan sih, banyak tawaran lumayan untuk penghasilan tambahan.
BalasHapusSetuju sama paragraf 4. Dipikir ada update, ternyata postingan tahun 2006. Tapi kalo dipikir-pikir, para aktivis blogger jaman dulu sudah pada pensiun yah, apa karena sekarang sisi komersilnya pindah ke media sosial?
Mungkin begitu, wah saya tiba2 benci dgn pak Roy Suryo kalo ucapan beliau jd nyata haha
BalasHapus