di film atau novel Sabtu bersama Bapak, ada bagian yang terkadang saya hindari untuk saya baca/tonton. Yaitu saat si Bapak bercerita tentang pentingnya perencanaan dalam hidup. Apapun harus direncanakan dengan matang. Rencana, rencana dan rencana.
Tadi ngobrol lama dengan kawan di asrama. Saya tersadar sendiri, betapa dalam hidup saya nyaris tak punya rencana sama sekali. Dan akhirnya, saya tidak pernah siap akan kejutan-kejutan yang terjadi sepanjang hidup.
Mungkin dulu, saya menikmati kejutan dalam hidup. Namun, sekarang, walaupun masih berusaha menikmatinya, terkadang ada sedikit rasa kaget, tidak siap saat mengalami hal-hal yang tak terduga.
Saya gelagapan menjalaninya.
Dan ya postingan ini tentang apa sebenarnya. Sungguh random dan tak terencana sama sekali. Beh.
Tadi ngobrol lama dengan kawan di asrama. Saya tersadar sendiri, betapa dalam hidup saya nyaris tak punya rencana sama sekali. Dan akhirnya, saya tidak pernah siap akan kejutan-kejutan yang terjadi sepanjang hidup.
Mungkin dulu, saya menikmati kejutan dalam hidup. Namun, sekarang, walaupun masih berusaha menikmatinya, terkadang ada sedikit rasa kaget, tidak siap saat mengalami hal-hal yang tak terduga.
Saya gelagapan menjalaninya.
Dan ya postingan ini tentang apa sebenarnya. Sungguh random dan tak terencana sama sekali. Beh.
Saya juga seringkali ga punya rencana hidup, om. Seringnya cuma punya mimpi. Dan entah kenapa satu per satu terwujud gitu aja sih..
BalasHapusya, mimpi-mimpimu tanpa sengaja membentuk rencanamu, atau mungkin dirimu membentuk rencana dengan mimpi? tapi toh pada akhirnya dirimu kan punya rencana untuk mewujudkan semua mimpimu *kok saya pusing sendiri baca komen saya ini :(
Hapus