Langsung ke konten utama

Pecat Memecat PNS

Baru buka berita, lagi rame tentang wacana aturan pemecatan PNS, yang dianggap kinerjanya tidak bagus, atau apalah namanya.

Masalah utama dalam hal ini adalah, kinerja itu sendiri, indikator utamanya yang mana dan bagaimana?  Karena kinerja itu sendiri, hakikatnya adalah perbandingan antara output dan input.

Selama ini, dan sampai ini, di instansi mana pun,  indikator utama hanya berdasarkan tingkat kehadiran.  Kalaupun ada sekarang perwujudan lain dari penilaian kinerja sesuai dengan PP Nomor 46 Tahun 2011 dan Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013 tentang ketentuan pelaksanaan PP tersebut, tetap belum ada sistem yang jelas untuk mengatur soal kinerja ini.  Kenyataannya, absensi tetap menjadi dewa dari semuanya.

Yang menjadi tantangan, sementara ini adalah mewujudkan berjalannya UU Aparatur Sipil Negara, yang memang belum jalan.  Dua peraturan di atas itu pun jelas belum mengacu pada UU ASN yang baru terbit tahun 2014.

Dari beberapa jenis jabatan di PNS, sebenarnya yang paling mudah dinilai adalah pejabat fungsional, karena input dan output pekerjaannya relatif lebih jelas.  Unsur-unsur yang dinilai pun sangat jelas, jadi ada target yang jelas untuk dicapai.

Soal pecat memecat PNS itu, aturannya sendiri tidak semudah itu, walaupun KemenPAN-RB berencana membuat aturan untuk itu, patokan utama terkait PNS tetaplah UU ASN, dan juga tentu peraturan disiplin pegawai.

Bukan masalah apa-apa, cuma kembali khawatir pada tata cara penilaian dan penyaringan pegawai yang pantas dan tidak pantas untuk diberhentikan.  Tapi kalau tujuan utamanya untuk memperbaiki sistem, kembali lagi ke titik benah awal: tata cara penilaian kinerja yang bagaimana dan kriterianya apa.

Dan tentunya harus objektif pada semua strata pegawai, hal yang sekarang mungkin agak susah aplikasinya di dunia nyata.

Solusinya gimana, bah?

Nah inilah beberapa bagian yang nantinya bakal masuk ranah pembahasan hasil riset saya yang tertunda cukup lama itu.  Tuh, kan kentara kinerja saya gimana, nulis ginian saya jadi sedikit deg-degan juga, wong meleset dan ndak sesuai target awal je *malah curcol*

Jadi itulah, pemecatan akan terkait dengan sistem kinerja, karena terkait sebuah sistem, maka baiknya sama-sama diperbaiki, dan itu menteri kurangi dikitlah berbagi wacana-wacana di media sebelum membuat kajian secara holistik terkait sebuah objek, yang disinyalir sebagian masuk ranah underlying object.

Komentar

  1. tulisannya bisa masuk di mojok ini om hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. walah, tulisan ini banyak kacaunya di banyak sisi, jauh dari standar mutu mojok, mas hehe

      Hapus
  2. artinya solusi strategis pertama adalah sinkronisasi regulasi?

    *nganu, itu paragraf terakhirnya halus banget bahasanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya harus mereka2 maksud halus disini ini gimana hehehe dan itu jawaban anda itu bagus juga dijadikan bagian dari pembahasan, bahasanya alus hihi

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti