Langsung ke konten utama

Milea : resensi dari aing



Iya ini tentang seri ketiga dari trilogi Dilan-Milea.  Biar saja saya bilang trilogi, karena memang adanya tiga buku, tampaknya sudah cukup cerita cinta dua anak SMA di tahun 1990-1991-an itu dituntaskan di seri ketiga ini.  Walau ada membuka kemungkinan dibikin spin off-nya, Macam begitulah.

Namanya juga dari mata Dilan, yang di kedua buku sebelumnya masih sedikit samar dan misterius, bagaimana sebenarnya peristiwa asli dari alam pikirannya.

Ternyata iya, di luar dugaan saya,  kalau itu benar adanya, maka Dilan itu seorang bijak yang bertopeng preman, kurang preman apalagi coba kalau mau berantem aja sampai nekat bawa beceng FN segala.

Namun, seperti di tulisan saya sebelumnya.  Selain menceritakan tentang hubungan Dilan-Milea-Kawan-kawan-Musuh-Sekolah-Bandung, yang menjadi perhatian saya sekali lagi adalah, betapa tetaplah seorang Dilan menghormati sepenuhnya ayah dan bundanya.

Pola pikir dan cara mendidik bunda dan ayahnya menarik, ah keren sih menurut saya.  Menjadikan anak-anaknya bangga dengan hidupnya sendiri, percaya akan kekuatan dirinya sendiri, dan selalu yakin akan langkah yang akan dijalaninya.

Secara tak sengaja cara bertutur Dilan di buku ini, malah menjadikannya semacam tuntunan mengasuh anak yang benar.  Ayah edy mah liwat, sungguh saya seriusan ini euy.

Yang jelas, intinya ini adalah penjelasan panjang lebar, tentang apa-apa yang terlihat dan dirasakan Milea di dua buku sebelumnya.  Sisi lain yang sebelumnya tidak diketahui, yang akhirnya saya ketahui setelah membacanya.

Sisanya, tentu saja, gaya percintaan anak muda di tahun 1990-an itu menyenangkan, kejutan-kejutan spontan, surat-suratan, tanpa di riweuhkan oleh teknologi macem-macem, ya selain saya juga salah satu pelaku di tahun begituan, yah ngelantur..

Baca saja bukunya.  Sungguh tak rugi,  sungguh beneran keren.  Jujur saya mah bilangnya ini.  Terimakasih pada ayah surayah yang bikin kisah bagus ini walaupun katanya ini nyata, bukan fiksi.  Selalu aku tunggu karya-karyamu berikutnya.

Sedang isu yang katanya mau dijadikan pilem, ya kenapa tidak? Saya juga penasaran kalau difilmkan, apakah bakal mengalahkan rekor Warkop Jangkrik Bos nantinya? Halagh malah ngelantur lagi.  Pokoknya setuju.


---

cover buku nyomot di blognya ayah pidi baiq.

Komentar

  1. Wah keren mas, saya kelewatan di bagian didikan ayah ibunya Dilan. Saya kepikiran bahwa novel ini berbahaya karena bisa membangkitkan kenangan dengan mantan wkwkwk...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayah, bagian kenangan mantan itu bagian serunya ada di jilid 1 dan 2 mas hahaha

      Hapus
  2. Aaaaa... Jadi penasaran sama buku ketiga. Belum baca. Belum beli. Nunggu ebooknya aja di Play Store biar lebih murah. Hahahaha...

    BalasHapus
  3. Semangat nungguin pelemnya.. Tp udah dijadiin sinetron anak jalanan wekekekkk :D

    BalasHapus
  4. Semangat nungguin pelemnya.. Tp udah dijadiin sinetron anak jalanan wekekekkk :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa ...

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk ke...

Review Sepatu Brodo Active Krakatau

Bikin review singkat gini, gara-gara sejak rilis awal Agustus tadi, sampai sekarang belum ada yang ngebahas tentang produk sepatu lari lokal ini. Heran.   Bahkan produsennya sendiri ga ada bikin reviewnya sama-sekali.  Makin heran. Karena aku ga bisa bikin vlog, padahal maunya gitu kaya orang-orang;  Maka bikin review singkat di sini aja deh. Aku termasuk penggemar produk sepatu dari Brodo.  Dulunya suka sama produk sepatu kulitnya, terutama seri Signore.  Sepatunya rapi, sederhana dan nyaman dipakai.  Tapi seri terakhirnya terasa kurang menyenangkan, kulitnya tak sebagus produk awalnya.  Beda dan kurang pas di kaki. Sampai akhirnya membeli Brodo seri Active. Active Sprint namanya. Full black.  Bagus ini, dipakai sehari-hari, untuk jalan bahkan untuk lari pun cukup nyaman. Lalu saat mulai menyukai olahraga lari, membeli seri Active Inizio. Ini lebih nyaman daripada Sprint.  Menariknya juga nyaman dipakai untuk sehari-hari, jalan kaki maupun l...