Menahan air mata dengan susah payah bukanlah keahlianku. Akhirnya aku berusaha berbicara yang lucu nyaris absurd & mendistraksi diri dengan tak memandang wajah siapapun yang membuatku terharu. Hari ini anak sulungku menikah. Adiknya yang penghapal quran itu membaca ayat suci sebagai pembuka acara nikah. Dadaku sebenarnya terhimpit dan nyaris pecah, tapi aku tahan. Aku sama sekali tak mau terlihat mengembang mata, nanti susah menghentikannya. Belum lagi acara sungkeman, duh. Untunglah kali ini aku berhasil mensabotase diriku sendiri. Mengendalikan hatiku yang ambyar. Resmi hari ini si sulung akan melangkah keluar rumah untuk bergabung dengan keluarga barunya. Walau suatu saat pasti akan kembali berkumpul tapi tentu tak sesering dan selama dulu lagi. Terakhir si sulung tinggal di rumah berbulan-bulan adalah saat covid sekitar tahun 2021. Ada bahagia, ada lega semuanya berjalan baik, ada juga celah sedih yang akan berusaha aku jaga. Selamat me...
Berlari adalah olahraga yang sederhana sebenarnya, aku pikir begitu. Tapi setelah dipelajari kok ya rada ruwet juga. ..dan rasanya baru kali ini aku rada serius mempelajari teori-teori praktis dalam olahraga. Bersepeda, olahraga lain yang aku sukai, sebenarnya juga ada beberapa teori praktisnya, tapi toh tak banyak lari ini nguliknya . Secara ringkas ada beberapa poin yang aku pikir penting untuk diperhatikan. Poin-poin ini pun pelan-pelan aku telaah dan praktekan satu-satu, walau belum total semuanya bisa diterapin. Mau tidak mau harus dilakukan karena target ikutan marathon dua bulan lagi. Jika ingin berlari nyaman dan terhindar dari cedera, minimal kudu memperhatikan hal-hal berikut: 1. Pemanasan & Pendinginan Hal sederhana yang sering terlupakan dalam olahraga, bahkan saat sepedaan pun aku justru abai akan hal ini. Warming up dan cooling down ini jadi wajib hukumnya saat berlari. Sesuai namanya, biar otot ga kaget tentu saja. Soa...