Dulu, hiatus adalah istilah menghilang sejenak dari aktivitas ngeblog. Sekarang tampaknya lebih relevan digunakan untuk beristirahat sejenak dari dunia sosial media yang semakin riuh rendah dan sedikit memusingkan. Mungkin, saya sementara hanya akan bercerita (jikalau tak malas) di blog ini. Mungkin sesekali jadi silent rider (ya bukan reader hehe) . Tapi akan saya usahakan menyepi sejenak di dalam gua ini minimal sampai akhir tahun. Sekalian bercerita, kalau beberapa hari yang lalu saya akhirnya bertemu dengan Andry Franzzy , yang sekarang mengubah namanya menjadi Andry Muhammad. Seniman yang hijrah dari hiruk pikuk dunia panggungnya, untuk menjalani hidup tenangnya dengan berjualan gultik. Masakan yang saya pikir kepanjangan dari gulai itik. Ternyata gultik adalah akronim dari gulai tikungan, konon itu masakan yang terkenal di seputaran Blok M, Jakarta. Salah satu tujuan utama destinasi perjalanan ke NTB kemarin sebenarnya adalah untuk menemui belia...
Circa 2015 mungkin, mas Bagus, teman pesepeda di Jogja, entah kenapa memberikan buku hadiah kuis, tentang sepeda lipat bikinan Inggris. Tentu saja diterima dengan senang hati dan dibaca beberapa bagian. Brompton namanya, sepeda bikinan Andrew Ritchie yang mulai diproduksi massal sejak tahun 1988. Mungkin karena impor, harganya cukup lumayan di negeri ini. Membayangkan punya bekasannya pun tak berani. Sampai akhirnya tahun ini, hasil iseng liat-liat marketplace, nemu ada yang jual Brompton bekas yang harganya cukup lumayan (dibanding harga pasarannya). Walau ini Mark 2, produksi seri kedua, dari serial numbernya itu produksi sekitar tahun 1990-1991. Sepeda yang lipatannya unik dan compact ini memang menarik, apalagi konon produksi awal adalah handmade dari pabriknya langsung di Inggris. Berdasarkan referensi konon produk selanjutnya diproduksi di Taiwan kalo ga salah baca. Lipatan dan kuncian sepeda benar-benar dibikin secara presisi,...