Langsung ke konten utama

#13 favourite books

 

Rak kiri atas itu adalah salahsatu bagian yang berisi buku-buku favorit saya, karya Andrea Hirata, Dewi Lestari dan Pidi Baiq yang cukup lengkap, lalu beberapa karya Habiburrahman El Shirazy, kemudian dwilogi novel grafis Sepeda Merah karya Kim Dong Hwa.

Buku favorit saya lainnya yang sekarang masih belum lengkap lagi adalah trilogi Blomkvist Salander, karya asli Stieg Larsson tentu saja.

Kemudian serial Noni karya bung Smas, ini sih saya sampai niat beli dan ngumpulin semua serinya, dan buku-buku itu masih saya baca ulang kadang-kadang.  Satu rak dengan serial Noni adalah 30 Kisah Teladan yang disusun oleh Abdurrahman Arroisi, rasanya saya senang dengan gaya bertutur beliau sejak membaca seri itu di perpustakaan SMP, eh atau perpustakaan daerah ya.

Lalu ada buku Jomblo karya Adhitya Mulya yang sudah difilemkan itu, buku yang sejak lama ingin saya koleksi ini adalah hasil barter dengan teman di kantor lama, tukeran dengan karyanya yang lain: Gege Mengejar Cinta yang alur kisahnya cukup absurd itu.

Terakhir, tentu saja lima buku kecil karangan bubin LantanG, penulis idola saya sepanjang hayat: serial Anak-anak Mama Alin dan Bila.  Kelima buku ini tersimpan rapi dalam kotak tersendiri yang saya letakkan di bagian rak paling atas, dan yang di bawah ini adalah halaman awal buku terakhir dari serial anak-anak mama alin, yang saya beli di tahun 1996.


Begitulah.  Kalau buku teori favorit saya ada dua: Dekonstruksi sosial forestri: reposisi masyarakat dan keadilan lingkungan yang merupakan hasil pemikiran pembimbing disertasi saya : pak San Afri Awang.  Satunya lagi adalah salahsatu buku acuan metode penelitian yang saya pakai di disertasi, yaitu karya ibu Cathy Urquhart, bukunya enak sih dibacanya, mau beli bukunya kok belum ada yang jual di sini, untung dapet pinjeman dari perpustakaan Fisipol waktu itu.


Jadi, sementara mungkin itu dulu deh, ya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti