Setelah beberapa saat menggunakan apple watch untuk sehari-hari, akhirnya mencoba sport watch baru. Walau sebenarnya bukan benar-benar baru, karena membelinya dalam kondisi bekasan.
Terbetik untuk mencoba memakai jam tangan lain gara-gara sewaktu mengikuti acara sepedaan tour de loksado beberapa bulan silam, battery keburu nyaris habis sebelum finish, jadi aja rute sepedaan tidak terekam sepenuhnya.
Apple watch memang rada boros batterynya, ya namanya juga smart watch dengan berbagai fitur. Kalau pemakaian normal dan santai paling tidak kudu dicharge dua hari sekali.
Dengan berbagai pertimbangan, dan juga terinspirasi jam tangan andalan pasangan kang Ery Meb dan Ajeng saat beraktivitas, akhirnya memilih Suunto 9 Baro, persis seperti yang dipakai oleh kang Ery.
Pas paket datang dan dibuka, sedikit senang melihat penampilan aslinya yang apik, walo memang rada bulky dengan diameter 51,5 mm-nya. Kata pemilik terdahulu, dalam pemakaian normal tanpa GPS, jam tangan ini bisa bertahan kurang lebih 10 hari dalam sekali charge. Dan memang terbukti sejak saya charge penuh hari minggu kemarin, sepagi ini daya battery baru berkurang sekitar 16 %.
Beberapa hari yang lalu saat saya mencobanya untuk tracking lari, ada hal yang lucu. HR saya terdeteksi melonjak tinggi secara tak normal, sampai di atas 200 bpm. Setelah saya amati lonjakan HR itu sejalan dengan kenaikan elevasi di beberapa tanjakan ringan di rute lari saya.
Beberapa hari kemudian saya coba eksperimen dengan mengetatkan strap jam tangan satu lubang dan mematikan fitur daily HR, eh ternyata HR kembali terdeteksi normal.
Oiya, sesuai namanya, jam ini ada fitur tambahan yaitu sebagai alat pengukur tekanan udara, dan tentunya juga alat pengukur ketinggian. Walau saya harus lebih banyak belajar lagi terkait satuan hPa sebagai indikator di barometer serta fungsi-fungsi lainnya.
Komentar
Posting Komentar