Langsung ke konten utama

tentang pensiun dini

 setelah diberlakukannya pilkada di daerah sebagai konsekuensi dari penerapan otonomi daerah, saya pikir sistem birokrasi bukannya membaik, tapi semakin ngaco, di beberapa bagian krusial, terutama terkait dengan kendali dan keuangan justru dikuasai oleh sebagian manusia dalam lingkarang bernama tim sukses.

masalahnya tidak semua orang berpikiran dan ingat akan fungsi utama di pemerintahan daerah, terutama manusia yang bekerja di dalamnya, yaitu untuk melayani masyarakat, lupa akan hakikat public service,  yang ada hanyalah mengedepankan sikap egois, bagimana agar dirinya dilayani dengan baik dan memperoleh fasilitas yang cukup sesuai jabatannya.  Sungguh logika yang sangat terbalik.

meliat kondisi seperti sekarang, apalagi melihat beberapa orang yang petantang petenteng menduduki jabatan gara-gara merasa ada back up,  dan cuma mikirin dirinya sendiri, rasanya kian hari kian bikin eneg.

saya pikir kalo terus menerus begini, lama kelamaan saya jadi mikirin opsi untuk pensiun dini dari asn, nyebahi tenanan, di samping semakin berat dan berbahayanya sebuah tanggungjawab, saya kadang heran kok ya masih banyak yang mikir kalo jabatan itu semata-mata anugerah..

kembali soal pensiun dini, abah saya sudah melakukannya tepat dua puluh tahun yang lalu, saya baru menyadari hal itu setelah kemarin membuka berkas-berkas kepegawaian beliau.  Dulu, sekilas pernah abah cerita, kalau beliau pensiun dini di usia 51 tahun gara-gara tidak tahan dengan suasana kantor, yang orang-orangnya kerja cuma mikirin duit dan lupa akan fungsi pelayanan pada masyarakat.

Mirip dengan kondisi saya sekarang euy.

Bedanya, abah punya keahlian service peralatan elektronik dan bikin pigura, jadinya beliau santai aja ngelanjutin nyervis dan bikin-bikin pigura selepas pensiun.

Sementara saya? Itulah masalahnya, belum punya keahlian lain, dan kemungkinan tambahan penghasilan setelah pensiun, terkecuali.. ngajar hehe  Walau itupun belum optimal.

Jikalau nanti saya sudah sampai pada puncak kesel di pemerintahan, bisa jadi saya mengikuti jejak abah.  Hidup tenang bekerja sendiri, tanpa harus mengikuti orang-orang sok kuasa, yang tak mengerti perbedaan antara manajer dan pemimpin

Komentar

  1. Jadi mau ngapain nih? #ihik
    Tapi memang keluarga itu nomer satu, idealisme menyusul hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. belum ngerti lg nih, mas. msh nyusun rencana hihi
      itulah, kadang kalo mikir idealisme emang suka lupa keluarga..

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti