Ini kepikiran setelah nonton channel Vincent and Desta, yang bintang tamunya Soleh Solihun, yang harusnya mewawancarai bintang tamunya, tapi malah kebalik. Nah saat Desta ditanya-tanya sama Soleh, dia (Desta) bilang kalo dirinya banyak setengah-setengah dalam banyak hal, dalam segala hal malah.
Saya jadi kepikiran, kalau selama ini, saya sepertinya lebih parah dari itu, saya serba seperempat dalam banyak hal. Di sisi lainnya, saya suka mencoba banyak hal.
Misal, pas main band saat sekolah terus pas kuliah, skill gitar saya ya gitu-gitu aja, teknik fingering aja parah, apalagi teknik yang lain. Itu juga ngeband karena seneng dan kekurangan pemain hehe
Terus, ikutan latihan karate, ini sih lebih untuk nyari keringet dan ngelatih napas, karena saya ada sejarah asma, walau terakhir parling parah waktu SMP kalo ga salah. Itu juga karena saya belum tahu cara nyembuhinnya gimana selain langganan obat bernama asma soho. Padahal ngelatih napas dengan olahraga adalah kuncinya. Dan karate itu ya gitu-gitu aja, gerakan kata aja saya ga hapal-hapal, ngertinya cuma gerakan basic. Di kyokushinkai-kan, kan gitu, ada kata dan basic, selain ngelatih napas.
Sedikit terlambat, saya juga masuk mapala. Tapi ya gitu-gitu aja juga. Paling ramenya cuma pas awal latdas, terus latihan pemantapan dan lalu pas ikut inisiasi anak-anak baru. Kegiatan ya sekedar ikut saja pas ada event. Naik gunung aja ga pernah, selain ga ada gunung juga sih di sini.
Dan pas kerja, saya juga jarang total, kecuali sama suasana kantor yang menarik untuk saya ber-totalitas-ria. Tapi sekarang belum nemu lagi kantor semacam itu. Jika suasana kantor tak bagus,saya kerja ya gitu-gitu aja, semacam rutinitas demi menggugurkan kewajiban. Selain saya juga tak begitu tertarik dengan kompetisi di kerjaan. Semacam mengalir saja lah. Apalagi kalau kompetisi sudah terkait urusan jilat menjilat, oh maaf sahaja. Itu bukan gaya saya.
Bahkan dalam hal lain, misalnya menulis di blog juga. Saya sedari 2007 apa ya pas akhirnya memutuskan bikin blog. Tulisan saya ya gitu-gitu aja juga. Lebih sebagai media untuk menuangkan emosi dan memori saya. Tak ada muluk-muluk mikirin struktur kalimat, atau mikirin page rank dll, walau ya dulu pernah memperhatikan sebentar hal-hal begitu, tapi setelah itu yasudah. Aaa yang berkunjung dan membaca ocehan saya di sini saja saya sudah senang. Lebih-lebih ada yang rajin meninggalkan jejak di kolom komentar hehe
Apalagi ya, tentang prestasi sekolah. Seperti saya ceritakan sebelumnya, saya terlalu malas untuk berkompetisi. Mungkin tujuan saya sekolah adalah masuk dan lulus. Itu saja. Kecuali pas memutuskan untuk lanjut S3. Itu salahsatunya adalah sebagai tameng dan senjata bagi saya, untuk orang yang coba-coba sok pinter. Biar orang-orang yang seakan-akan menganggap gelar adalah segalanya, akan saya tembak sahaja: sampai sejauh apa sekolah sampe bisa sok gitu. Itu saja sih. Selain tentu seperti postingan sebelumnya, untuk bales dendam, biar bisa ngasih nilai lebih untuk yang telah berusaha menjalani rutinitasnya sebagai seorang mahasiswa.
Belum pernah terbetik dengan serius dalam otak saya, bahwa saya haruslah teratas dalam segala hal. Mungkin pernah sekedar ngayal, tapi jikalau benar-benar memikirkannya dan ingin mewujudkannya, usaha saya tak pernah sampai segitunya.
Yang terpenting sih. Saya masih (berusaha) menikmati kehidupan ini. Dan berusaha menjauhi segala masalah yang bikin pusing. Mungkin dalam hal terakhir ini, saya seringkali berusaha untuk totalitas, walau seringkali terlambat untuk memutuskan mengambil langkah yang benar.
Komentar
Posting Komentar