Langsung ke konten utama

#29. Hal-hal yang biasa dilakukan di hari Sabtu

Karena ga bisa kemana-mana akibat kekonyolan kala sepedaan beberapa hari yang lalu, yang berakibat kaki saya susah dilipat karena lukanya deket lutut, maka mungkin bercerita saja deh.

Hari sabtu adalah awal libur di dua hari di akhir pekan.  Dan biasanya hari sabtu adalah jadwal saya sepedaan.  Tapi itu juga pas mood dan langit cerah, karena beberapa waktu terakhir mendung akrab sekali dengan pagi hari.  Kadang saya sudah siap-siap, baru sepeda mencapai teras, eh gerimis.

Tapi ya akhir-akhir ini rasanya belum pernah lagi sepedaan yang rada jauhan, banyak malesnya juga.  Pengen juga serajin pas di Jogja, tapi di sini cuacanya beda.  Lewat jam 10 pagi aja panasnya kalo hari cerah naudzubillah.  Di sisi lain kalau pas langit cerah bagus untuk foto-foto sepeda haha dilematis

Barusan ngecek tanggal hari ini, eh kok pas kejadiannya dengan tanggal 13 bulan februari kemarin.  Waktu itu saya sepedaan ke arah timur, lalu penasaran dengan jalan menuju SMP 6 di Sungai Ulin yang katanya pemandangannya cukup bagus.  Saya pun ke sana, ternyata aspal cuma beberapa ratus meter rasanya, sehabis makam disambung jalan tanah. dan nanjak pula.

Sepeda pun dituntun naik, tapi ga rugi, soalnya sampai atas pemandangannya bagus.  Di atas bukit dengan hamparan landscape yang cukup keren, andai saja ga ada menara sutet yang menghalangi pandangan mungkin bakal lebih bagus lagi.

Saya tentu saja ga ngikutin jalur sepeda XC di sepanjang jalur sutet, begitu mereka menyebutnya.  Sepeda saya kan peruntukannya buat jalan aspal saja bagusnya hehe

Beberapa saat setelah sampai puncak bukit deket sutet itu, eh hujan. Tapi saya masih nekat moto sepeda bentar.  Lalu turun dan kembali ke jalan raya lalu pulang.

Nah, malamnya saya demam, badan rasanya seperti terbakar.  Saya mikir tapi kok panasnya ga enak samasekali.  Badan juga serasa dipukulin orang sekampung, kepala puyeng, badan kena air rasanya ga enak.

ternyata itu gejala covid, yang baru ketauan setelah saya tes swab antigen di hari seninnya. Trus lanjut swab pcr hari rabunya.  Wah sukurlah semua sudah berlalu, ga asik bener itu virus. Semoga ga kena lagi deh, cukup sekali.  Soalnya beberapa orang ada yg terinfeksi ulang.

Hedeh ini kok ceritanya random sekali ya, dari sepedaan trus ke covid.

*difoto pas ujan-ujan, sungguh kurang kerjaan

Oh, satu lagi. Sabtu adalah saatnya menunggu apdetan drakor terbaru.  Tapi biasanya apdetnya pas malam hari, sekitar jam 10 apa 11 gitu.  Sekarang yang cukup ditunggu adalah serial Vincenzo,  kisah yang menyenangkan, penjahat ketemu penjahat. Rhasakanh! 

Komentar

  1. Alhamdulillah sudah kembali pulih yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mb. sukurlah sdh berlalu, dan smoga ga tertular lagi. smoga njenengan juga sehat sekeluarga di sana

      Hapus
  2. Sampeyan kena tapi keluarga pie kang? Aman waktu itu?
    Sehat-sehat terus kang!

    BalasHapus
    Balasan
    1. yg kena saya sama istri, mas, anak2 sukurnya aman gpp

      Hapus
  3. Hola mas RD ~ Penasaran arti sepeda XC apa? *datang-datang langsung banyak tanya* hahaha, maklum bukan anak sepeda, taunya Wimcycle doang, sama sepeda Onthel punya simbah 🤣

    By the way, selalu interesting baca pengalaman teman bloggers naik sepeda, yang saya kenal ada mas RD dan mas Rivai, hihihi, sama-sama suka naik sepeda jarak jauh, apalagi mas Rivai tuh sampai 100km, membayangkannya saja sudah berapa encok duluan 🤪 Kalau mas RD paling jauh berapa km naik sepedanya? Saya kayaknya paling jauh 2km mas *bangga ceritanya* 😂

    Ngomong-ngomong soal COVID, akhirnya mas RD hanya gejala atau sudah sampai tahap positif Corona? Huhu, rasanya ternyata begitu yaaa, nggak enak banget pastinya. Semoga nggak sampai terulang sakitnya mas, jaga kesehatan karena sakit di era Corona super nggak enak 🙈

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya paling jauh sepedaan sekitar 300km, itu pas memenuhi nazar pulang kuliah, Jogja-Surabaya. Pernah saya posting di sini jg dg judul P.N.S hehe

      XC itu sepeda croas country, pale shockbreaker dan rodanya gede, enak di jalan rusal tp berat di jalan aspal. Jelas kurang cocok utk saya yg kebanyakan sepedaan di jalur aspal 😅

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

tentang Nuran, penulis yang mencoba bengal namun gagal

..."Aku pake topi bergambar macan.."  Demikian isi pesan pendek yang masuk ke telepon genggam jadul saya. Waktu itu adalah acara meet and greet Pidi Baiq di Togamas Gejayan. Akhirnya saya bisa bertemu & bersalaman dengan blogger yang -maaf- baru-baru saja saya kenal waktu itu namun langsung membuat terpikat dengan tulisan-tulisannya. Apalagi beberapa tulisannya menguak lugas berbagai sisi Guns n' Roses, band rock n' roll peringkat satu dalam hidup saya. Itulah Nuran, pemuda bertubuh sehat jebolan Tegalboto. Belakangan saya baru nyadar kalau saya berkenalan dengan wartawan majalah musik ternama. Pantas saja tulisan-tulisannya beralur rapi, batin saya. Beberapa jeda kemudian, saya sempat nengok kontrakannya di Condongcatur. Kenalan dengan peliharaanya yang bertitel Oz. Berkesempatan melihat-lihat sebagian koleksi bacaannya yang.. tampaknya terlalu berat untuk otak saya. Ohiya, waktu itu seorang Nuran masih berstatus maha