Langsung ke konten utama

#9 : suka atau tidak suka

.. pagi tadi sarapan di warung, duh.  kebetulan ketemua dua orang tenaga kontrak di kantor sebelah, yang bercerita tentang kebijakan kontrak yang tidak sama antar karyawan, ada yang kontrak cuma 3 bulan, ada yang enam, ada yang sembilan dan ada lagi langsung kontrak setahun.

yang jadi masalah, sekilas saya simak, adalah tentang kriteria ataupun indikator (halagh) yang digunakan dalam pengkategorian lama kontrak mereka, walau katanya setelah habis kontrak bakal di tinjau lagi untuk nantinya diperpanjang lagi atau dihentikan.

satu hal kata mereka, penilaiannya adalah dari hal disiplin, tapi disiplin yang kutangkap cuma dari masalah absensi, tidak dari kualitas kerjaan, soalnya sedikit tau mereka berdua itu kerjanya cukup bagus dan tidak ada masalah.  apalagi setelah saya verifikasi lebih lanjut, ada unsur like and dislike dari manajemen menegngah terkait kebijakan tersebut, karena unsur manajemen itu yang memberikan rekomendasi akan waktu kontrak.

yang bikin saya kesel sih, gaji mereka itu juga ga seberapa, kadang ya kinerja karyawan tetap pun tidaklah paripurna, apalagi soal bonus, wah pesimis sekali saya.  Membayangkannya pun saya ngilu, sudahlah gaji di bawah UMP eh apa UMR sih, kesejahteraan ya gitu-gitu aja, belum lagi masa pandemi ini, ga ada sama sekali proteksi dan supplemen tambahan dari kantor akan kesehatan dan keamanan mereka.  Reward atas prestasi kerja juga mbuh.  Lalu bisa-bisanya waktu kontrak dibatasi dengan dalih disiplin.

Hedeh, masih aja ada yang mikir disiplin cuma dari absensi doang.  Trus hasil kerja mereka masa ga dinilai juga, ya ga fair dong.

Kadang aku pikir, orang kalo sudah di posisi atas itu mikirnya jadi rada absurd, jadi seakan-akan ngerasa hidupnya sempurna dan orang harus bisa kerja seperti dia, yang padahal aku yakin ga sempurna-sempurna amat juga, pesimis pokmen.

Ah, entahlah.  Tapi ya biasanya yang macem-macem sama orang kecil ntar juga bakal dapet balesannya kok, ya kasian aja sih..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti