Jikalau tidak salah ingat, dua hari lagi harusnya saya mengikuti wisuda di Universitas Airlangga, Surabaya. Sehari sebelumnya, istri juga mempersilahkan saya untuk mengikutinya, tapi Banjarbaru-Surabaya di tahun itu adalah perjalanan yang memiliki dua alternatif, yaitu antara mahal dan lama. Harga tiket pesawat cukup lumayan, walau Lion Air yang baru beroperasi waktu itu cuma seratus ribuan sekali berangkat. Sedang jikalau pakai kapal laut perlu waktu di atas 20 jam. Saya tidak memilih kedua opsi itu. Saya memilih tinggal di rumah sakit daerah yang waktu itu masih di Jl. Palang Merah, tepat di jantung kota.
Itulah karena anak kedua saya lahir di 08.20 pagi hari, karena pangkat saya baru saja naik jadi Penata Muda, maka berhak untuk menginap di Kelas 1. Oh, jangan bayangkan itu kamar yang sangat bagus, tapi jelas lebih bagus dari waktu si sulung lahir dua tahun sebelumnya, uminya terpaksa menginap di bangsal yang berisikan 4 atau 6 orang karena pangkat saya masih rendah. Kelas satu artinya dapat privilege untuk sendiri saja di kamar, walau cuma pakai kipas angin, tapi relatif tenang.
Rasanya tiba-tiba saja sudah 15 tahun berlalu, tiba-tiba dia harus masuk sekolah lagi, sudah kelas 1 SMA. Hobinya sekarang selain main gim juga suka ngegambar. Barusan saya tanyai mau makan apaan, terserah, bebas. Dianya cuma senyam senyum sambil meneruskan main gim di hape bututnya. Ya begitulah, bang Ai, begitu dia dipanggil, memang tak pernah neko-neko orangnya. Justru punya bakat dagang karena dulu suka ngejualin donat produksi abahnya hehe
Jadi, selamat ulang tahun, bang. Semoga terus sehat, dan terus senang hidupmu.
/
*gambar di bawah ini bikinannya, keren yak.
alles gute zum Geburtstag, Bang Ai!
BalasHapussuwun, kang!
Hapus