Langsung ke konten utama

tentang eardbud

saya memang tak begitu memahami istilah teknis dalam hal audio, meskipun tergabung dalam komunitas audio kere hore di facebook.  Beberapa lama mempelajari karakter-karakter audio, lewat beberapa earbud yang saya beli, akhirnya toh kuping dan perasaan saya sekilas akhirnya bisa memilah, jenis suara apa yang saya inginkan, walaupun sekali lagi tak sedetil dan teknis.

Suara yang saya inginkan adalah semuanya imbang tentu saja dan tak berlebihan, inginnya source menampilkan apa yang studio rekaman ingin sampaikan, detil setiap instrumen maupun suara yang dihasilkan bagus dan tidak bikin sakit telinga walau dipakai cukup lama, walau tentu pemakaian gadget audio untuk waktu yang lama jelas tidak disarankan.

Setelah mencoba dan membanding-bandingkan, secara tidak sengaja saya menemukan komposisi part audio, earbud tepatnya, yang enak untuk kuping.  Kebetulan saya lebih suka earbud daripada IEM, part utamanya pun cuma tiga: driver, jack dan kabel.

Earbud yang sedang ngetop dan naik daun sekarang, karena kualitas suara dan harganya, adalah Vido dan KGIS.  Bedanya cuma kualitas bass Vido relatif lebih besar dibandingkan KGIS yang lebih rapi.  Sedang jack, ternyata yang berbahan rhodium memang bagus.  

Beberapa waktu yang lalu, saya melepas jack rhodium yang terpasang di earbud Qlabs karena mau diganti sama Oyaide Platinum Palladium yang konon lebih bagus, selain harganya yang juga cukup lumayan.  Lalu saya coba pasang di KGIS yang saya punya, ternyata hasilnya lebih enak. Bisa dikatakan bassnya pas, tak berlebihan, detil dan separasinya bagus, 3D nya juga dapet .. bener-bener audio kere hore.

Saya penasaran, beli KGIS satu lagi, juga beli kabel copper dan jack rhodium.  Saya pasangkan kombinasi ketiganya, dan tetap memuaskan.  Bahkan, maaf ini lebih enak di kuping saya dibandingkan earbud satunya, soal harganya pun beda jauh.

Saya kasih nama saja racikan saya itu ((eardbud)), pas kebetulan suka bikin nama-nama merk sendiri gegayaan yang mengandung huruf; rd haha suungguh ga penting.  Pokoknya kalo mau nyoba bikin, sok lah.  Cuma ya solder sendiri, ga sulit juga kok.  Toh bagian yang disolder cuma empat titik di sepasang driver dan tiga titik di jack.  Saya sih selama ini pake timah cardas, besok2 mau nyoba timah oyaide sih, siapa tau bedanya signifikan, walau tetap saya ragukan prosentasenya hehe.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti