21 tahun adalah rentang waktu yang lama, banyak yang berubah: pengetahuan, keterbukaan, keberanian.
tahun 1998, saya masih mahasiswa tahun kelima- yang belum tahu lulusnya kapan, sementara pengetahuan terbatas, baik referensi mata kuliah, ataupun referensi atas berita-berita di media yang sangat ketat. Apalagi tahun-tahun sebelum presiden waktu itu turun, semua berita isinya selalu yang manis-manis. Nyaris tak tahu ada apa di balik semua peristiwa yang terjadi di sudut-sudut negeri sendiri.
Informasi paling cepat mungkin hanya bisa didapatkan dari televisi, yang sekali lagi isinya selalu yang manis dan baik. Penonton mengkonsumsi produk yang sudah melalui QC lumayan ketat. Kebenaran di baliknya entahlah.
sekarang, 21 tahun kemudian. Orang-orang tua di gedung Yoni dan kerabatnya, mungkin berpendapat, masih bisa semaunya berperilaku seperti di duapuluh tahun yang lalu. Memanfaatkan kekuasaan di atas segalanya. Menganggap bisa mengendalikan dunia dengan cangkemnya.
Men, sekarang semuanya nyaris transparan, kebenaran jelas terlihat, walau berusaha ditutup-tutupi. Apalagi semua yang berbau kebusukan, banyak yang sudah muntah dan tak lagi mau pura-pura tak melihatnya. Anak-anak sekarang jauh lebih luas pengetahuannya dan lebih pintar dari segala hal.
Kalau ada bergerak melawan, dan hari ini pelajar, bukan lagi para mahasiswa, itu artinya benar-benar ada yang salah. Ada cermin yang harus benar-benar dicermati. Ada napas busuk yang harus diendus sendiri. Tak usah lagi menutup mata, menyumpal kuping dan melumpuhkan otak & pikir sendiri.
Melihat aksi mereka di televisi, jujur saya menjadi malu dan ingin rasanya melakukan demo dan protes terhadap diri sendiri, yang langsung ataupun tidak menjadi bagian dari lingkarang setan itu.
Doa saya, smoga semuanya aman. Semua pihak, terutama yang lebih tua, bisa lebih membuka wawasan, minimal membaca dikit lah.
..
Sehabis menuliskan ini, entah kenapa saya ingin merutuk dan berkata kasar sekasar-kasarnya.
KPRT!
tahun 1998, saya masih mahasiswa tahun kelima- yang belum tahu lulusnya kapan, sementara pengetahuan terbatas, baik referensi mata kuliah, ataupun referensi atas berita-berita di media yang sangat ketat. Apalagi tahun-tahun sebelum presiden waktu itu turun, semua berita isinya selalu yang manis-manis. Nyaris tak tahu ada apa di balik semua peristiwa yang terjadi di sudut-sudut negeri sendiri.
Informasi paling cepat mungkin hanya bisa didapatkan dari televisi, yang sekali lagi isinya selalu yang manis dan baik. Penonton mengkonsumsi produk yang sudah melalui QC lumayan ketat. Kebenaran di baliknya entahlah.
sekarang, 21 tahun kemudian. Orang-orang tua di gedung Yoni dan kerabatnya, mungkin berpendapat, masih bisa semaunya berperilaku seperti di duapuluh tahun yang lalu. Memanfaatkan kekuasaan di atas segalanya. Menganggap bisa mengendalikan dunia dengan cangkemnya.
Men, sekarang semuanya nyaris transparan, kebenaran jelas terlihat, walau berusaha ditutup-tutupi. Apalagi semua yang berbau kebusukan, banyak yang sudah muntah dan tak lagi mau pura-pura tak melihatnya. Anak-anak sekarang jauh lebih luas pengetahuannya dan lebih pintar dari segala hal.
Kalau ada bergerak melawan, dan hari ini pelajar, bukan lagi para mahasiswa, itu artinya benar-benar ada yang salah. Ada cermin yang harus benar-benar dicermati. Ada napas busuk yang harus diendus sendiri. Tak usah lagi menutup mata, menyumpal kuping dan melumpuhkan otak & pikir sendiri.
Melihat aksi mereka di televisi, jujur saya menjadi malu dan ingin rasanya melakukan demo dan protes terhadap diri sendiri, yang langsung ataupun tidak menjadi bagian dari lingkarang setan itu.
Doa saya, smoga semuanya aman. Semua pihak, terutama yang lebih tua, bisa lebih membuka wawasan, minimal membaca dikit lah.
..
Sehabis menuliskan ini, entah kenapa saya ingin merutuk dan berkata kasar sekasar-kasarnya.
KPRT!
Aku bacanya KDRT, padahal KPRT :|
BalasHapus(komen apa ini)
maapkeun :|
HapusSaya 1998 kelas 4 SD, dan diajakin oleh paklik saya yang gondrong itu "nonton panser dan pawai pulisi dan tentara" di sekitaran Bunderan UGM dan Jl. Cik Di Tiro. Btw, sekarang ada tambahan "www" di awal laman ini, dan platformnya pindah yak?
BalasHapuswah maapkeun baru mbalesi komenmu mz. mbuh knp nama komentatore jd unknown.. sudah lama pake hosting gratisan di blogspot ki, self hosted di wordpress lama2 ribet karena kudu bikin bek ap. dan tak pake awalan www jg bisa kok..
Hapus