Langsung ke konten utama

tentang karepmu

dipikir-pikir, pikiranku sepertinya lebih sering fokus pada orang lain, apa yg orang lain ucapkan, apa yg orang lain perbuat, terutama hal-hal yang tidak baik, hal-hal yang negatif.  Saat-saat gini malah teringat masa-masa SMP (jadi teringat karena mendadak seorang teman memasukkan dalam grup whatsapp es-em-pe, yang setelah saya masuk, nyatanya yang aku kenal cuma tiga orang: satu temen deket yang sesekali ketemu, satu sepupu dan satunya lagi yang memasukkan ke grup, sisanya tiada yg kukenal).

Masa dimana aku tidak peduli dengan orang lain, aku pedulinya cuma soal keseharian, selalu berusaha (dan nyatanya memang selalu) tepat waktu ke sekolah, yang jaraknya cuma beberapa ratus meter saja dari rumah.  Kawan dekat juga sedikit, mungkin banyak yang kenal gara-gara abah ngajar di sekolah yang sama.  Tapi aku benar-benar tak peduli.  Yang aku pedulikan cuma koleksi bacaan di perpustakaan yang rajin disambangi, sambil sesekali melirik penjaga perpustakaan yang menurutku saat itu keren.

Entah kapan aku mulai iseng mau tau aja urusan orang lain, mungkin sejak televisi sudah tak lagi dimonopoli oleh TVRI, banyak bahan untuk dighibahkan, juga mungkin sejak entahlah..

Begitu mudah menemukan hal-hal buruk pada diri orang lain- yang bahkan sebenernya tak kenal betul- untuk kemudian digunjingkan dan sesekali dicibir.  Seakan-akan orang lain itu banyak buruknya sementara diri sendiri- hedeu, bener kata pepatah: gajah di depan mata ga bakal keliatan.

Susah sekali membalik logika untuk lebih melihat keburukan pada diri sendiri, dan berbalik berusaha melihat hal-hal positif dari orang lain.

Sekarang, sih.  Pagi ini, saya berusaha lebih cuek lagi, berusaha lebih tak peduli urusan orang lain.  Karepmu deh.  Wong, aku saja masih bingung dengan keburukan diri sendiri ini..

Lalu, berusaha tak lagi keukeuh atas pendapat pribadi.  Lebih pasrah saja lah, berusaha lebih nrimo.  Entah bisa bertahan sampai kapan, sepertinya sikap seperti itu lebih baik dan bikin lega pikiran daripada mempertahankan pendapat pribadi yang seakan-akan paling benar.

Aku lagi lelah. Sepertinya.
Karepmu.

Komentar

  1. Balasan
    1. @hutakiw
      karepku ya ngikut karepmu wes,
      pasrah :))

      Hapus
  2. karepmu pisan wis



    *nanti dibantah jadi marah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. @nengbiker
      justru skarang lg ga pengen marah walau dibantah XD

      Hapus
  3. Semangat Om. Gapapa, cuek aja. :D

    BalasHapus
  4. Semangat Om. Gapapa, cuek aja. :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti