Langsung ke konten utama

kenapa akhirnya memutuskan hijrah ke Debian Linux

Kira-kira setahun yang lalu, saat mewawancarai salah seorang dosen saya waktu S1 untuk keperluan penelitian, entah bagaimana awalnya sampai akhirnya beliau dengan semangat bercerita tentang OS yang beliau pakai, yaitu Ubuntu 14 LTS.  Katanya sudah bertahun-tahun menggunakannya sebagai pengganti windows.

Sampai untuk GIS pun, tak lagi menggunakan aplikasi ArcGIS seperti biasanya, tapi memakai QGIS sebagai tools dalam disertasinya.

Saya pun tersadarkan, bagaimana bisa sebuah karya ilmiah tapi dibikin dari produk bajakan?  Tak lama setelah itu saya memutuskan untuk hijrah dari windows, malu juga euy, di halaman awal ngaku-ngaku kalo hasil penelitian tidaklah nyontek dari manapun tapi dibikin pake software bajakan.

Maka terinstallah (bahasa apa pula ini) Debian Jessie, yang untungnya tetap stabil sampai sekarang, tools penelitian saya pun untungnya masih bisa jalan walau dengan bantuan Wine.

Bagi saya, walaupun sampai sekarang, jujur tak bisa sepenuhnya lari dari jeratan hal-hal yang berbau bajakan, paling tidak bisa menguranginya sedikit-demi sedikit, dan sedikit banyak dari software yang digunakan untuk penelitian.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej