Langsung ke konten utama

untuk tujuh tahun ini

satu pertanyaan sederhana yang sering ditujukan kepada saya, oleh beberapa orang, adalah :
...tujuh tahun?
Anehnya, saya toh tak pernah marah saat orang menanyakan hal itu, walau dengan ekspresi bagaimanapun: heran, bingung atau dengan sedikit berolok-olok..



Kenyataannya memang perlu waktu sedemikian lama untuk menuntaskan tahap akhir studi saya, melebihi batas waktu normal yang biasanya cuma perlu waktu 3-5 tahun.

lalu biasanya, ada pertanyaan lanjutan:
..kenapa?
Jawaban atas pertanyaan lanjutan ini relatif, kadang-kadang kalau dengan teman akrab, saya akan bercerita masa-masa struggling saya, yang bisa dibilang sedikit konyol.   Kadang-kadang saya hanya akan menjawab singkat: karena kemampuan akademis saya tidak sehebat kalian.

Jujur, siapa sih yang tidak ingin lulus tepat waktu, atau lebih cepat dari alokasi waktu standar.  Tapi toh, intinya adalah kebanyakan orang ingin lulus dari proses sekolahnya.  Perjalanan waktu yang mengiringinya, sekali lagi adalah relatif.

Seperti saya bilang di postingan beberapa minggu yang lalu, untuk menyelesaikan tahap S1 saya dulu saja perlu waktu 13 semester, walau kemudian sewaktu diberi kesempatan lagi melanjutkan sekolah di surabaya tiga tahun  setelah itu, yang berhasil saya tuntaskan tepat waktu, mungkin karena keterbatasan alokasi waktu beasiswa juga sih.

Dan sekali lagi, jangan sesekali menyalahkan keadaan, satu-satunya hal jika ingin disalahkan adalah diri sendiri.  Akar dari segala masalah, the center of the universe is you, you'are  the the center of the universe.. Tapi toh pada akhirnya, tak boleh juga terus menerus menyalahkan diri sendiri, menyadari kesalahan lalu pelan-pelan bangkit mungkin adalah hal yang lebih baik.

Kenapa saya bilang mungkin, karena saya toh masih dalam proses menuju itu, walaupun telah dinyatakan lulus, masih ada satu tahap lagi yang harus saya jalani sampai benar-benar bebas melenggang pulang. Doain saya ya..

Yang jelas, saya tak pernah menyesali perjalanan sekolah yang begitu panjang ini, karena selalu ada banyak pelajaran yang didapat.

Saya tak pernah berharap orang lain mengalami hal yang serupa atau mirip dengan saya.  Cukup saya saja yang mengalami hal-hal tak terduga, tak normal dan terkadang rada aneh jika dipikirkan secara logis, orang lain jangan sampai deh, hehehe

Satu hal yang saya syukuri, dengan segala kebodohan & keterbatasan diri, pada akhirnya kembali diingatkan bahwa saya tak bisa berjalan sendiri, dan samasekali tak punya hak untuk sombong dengan alasan apapun lagi

begitulah, selamat pagi..

...

So nobody ever told us baby, how it was gonna be
So what'll happen to us baby, guess we'll have to wait and see

When I find out all the reasons,
maybe I'll find another way, find another day
With all the changing seasons of my life,
maybe I'll get it right next time
And now that you've been broken down
Got your head out of the clouds
You're back down on the ground
And you don't talk so loud
And you don't walk so proud
Any more, and what for

~estranged, G n' R

Komentar

  1. Yang ada di benak saya ketika membaca postingan ini adalah adek saya :)

    Terima kasih om warm :)

    Semangaaattt #ikontinju :D

    BalasHapus
  2. @fay
    Smoga adeknya sukses ya.
    Maturnuwun 👊🙏

    BalasHapus
  3. bahwa saya tak bisa berjalan sendiri, dan samasekali tak punya hak untuk sombong dengan alasan apapun lagi


    RT banget, Mas

    BalasHapus
  4. duh, saya jadi malu. Pengin kuliah lagi :p Btw, mau sereceh apa pun postingannya, anak S-sekian gak bisa bohong ya, referensinya tetep aja artikel mumet bahasa bule :p *diusir

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yg mana? Yg terakhir sih lagu favorit saya, yg tengah itu anggap aja sekedar gaya2an 😂

      Hapus
    2. yang tengah dong, masa yang terakhir :P

      Hapus
    3. haghaghag ya ya itu anggap aja pencitraan hihi

      Hapus
  5. Yang terpenting adalah menyelesaikan yang sudah dimulai. Menang atas diri sendiri, meskipun waktunya jadi lebih lama *pengalaman pribadi*



    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya menyelesaikan yg sdh dimulai itu yg terpenting & sangat menakutkan mendekati detlen 😓

      Hapus
  6. I will miss you Om. Nggak pernah ngepit bareng lagi. :(

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti