satu pertanyaan sederhana yang sering ditujukan kepada saya, oleh beberapa orang, adalah :
Kenyataannya memang perlu waktu sedemikian lama untuk menuntaskan tahap akhir studi saya, melebihi batas waktu normal yang biasanya cuma perlu waktu 3-5 tahun.
lalu biasanya, ada pertanyaan lanjutan:
Jujur, siapa sih yang tidak ingin lulus tepat waktu, atau lebih cepat dari alokasi waktu standar. Tapi toh, intinya adalah kebanyakan orang ingin lulus dari proses sekolahnya. Perjalanan waktu yang mengiringinya, sekali lagi adalah relatif.
Seperti saya bilang di postingan beberapa minggu yang lalu, untuk menyelesaikan tahap S1 saya dulu saja perlu waktu 13 semester, walau kemudian sewaktu diberi kesempatan lagi melanjutkan sekolah di surabaya tiga tahun setelah itu, yang berhasil saya tuntaskan tepat waktu, mungkin karena keterbatasan alokasi waktu beasiswa juga sih.
Dan sekali lagi, jangan sesekali menyalahkan keadaan, satu-satunya hal jika ingin disalahkan adalah diri sendiri. Akar dari segala masalah, the center of the universe is you, you'are the the center of the universe.. Tapi toh pada akhirnya, tak boleh juga terus menerus menyalahkan diri sendiri, menyadari kesalahan lalu pelan-pelan bangkit mungkin adalah hal yang lebih baik.
Kenapa saya bilang mungkin, karena saya toh masih dalam proses menuju itu, walaupun telah dinyatakan lulus, masih ada satu tahap lagi yang harus saya jalani sampai benar-benar bebas melenggang pulang. Doain saya ya..
Yang jelas, saya tak pernah menyesali perjalanan sekolah yang begitu panjang ini, karena selalu ada banyak pelajaran yang didapat.
Saya tak pernah berharap orang lain mengalami hal yang serupa atau mirip dengan saya. Cukup saya saja yang mengalami hal-hal tak terduga, tak normal dan terkadang rada aneh jika dipikirkan secara logis, orang lain jangan sampai deh, hehehe
Satu hal yang saya syukuri, dengan segala kebodohan & keterbatasan diri, pada akhirnya kembali diingatkan bahwa saya tak bisa berjalan sendiri, dan samasekali tak punya hak untuk sombong dengan alasan apapun lagi
begitulah, selamat pagi..
...
...tujuh tahun?Anehnya, saya toh tak pernah marah saat orang menanyakan hal itu, walau dengan ekspresi bagaimanapun: heran, bingung atau dengan sedikit berolok-olok..
Kenyataannya memang perlu waktu sedemikian lama untuk menuntaskan tahap akhir studi saya, melebihi batas waktu normal yang biasanya cuma perlu waktu 3-5 tahun.
lalu biasanya, ada pertanyaan lanjutan:
..kenapa?Jawaban atas pertanyaan lanjutan ini relatif, kadang-kadang kalau dengan teman akrab, saya akan bercerita masa-masa struggling saya, yang bisa dibilang sedikit konyol. Kadang-kadang saya hanya akan menjawab singkat: karena kemampuan akademis saya tidak sehebat kalian.
Jujur, siapa sih yang tidak ingin lulus tepat waktu, atau lebih cepat dari alokasi waktu standar. Tapi toh, intinya adalah kebanyakan orang ingin lulus dari proses sekolahnya. Perjalanan waktu yang mengiringinya, sekali lagi adalah relatif.
Seperti saya bilang di postingan beberapa minggu yang lalu, untuk menyelesaikan tahap S1 saya dulu saja perlu waktu 13 semester, walau kemudian sewaktu diberi kesempatan lagi melanjutkan sekolah di surabaya tiga tahun setelah itu, yang berhasil saya tuntaskan tepat waktu, mungkin karena keterbatasan alokasi waktu beasiswa juga sih.
Dan sekali lagi, jangan sesekali menyalahkan keadaan, satu-satunya hal jika ingin disalahkan adalah diri sendiri. Akar dari segala masalah, the center of the universe is you, you'are the the center of the universe.. Tapi toh pada akhirnya, tak boleh juga terus menerus menyalahkan diri sendiri, menyadari kesalahan lalu pelan-pelan bangkit mungkin adalah hal yang lebih baik.
Kenapa saya bilang mungkin, karena saya toh masih dalam proses menuju itu, walaupun telah dinyatakan lulus, masih ada satu tahap lagi yang harus saya jalani sampai benar-benar bebas melenggang pulang. Doain saya ya..
Yang jelas, saya tak pernah menyesali perjalanan sekolah yang begitu panjang ini, karena selalu ada banyak pelajaran yang didapat.
Saya tak pernah berharap orang lain mengalami hal yang serupa atau mirip dengan saya. Cukup saya saja yang mengalami hal-hal tak terduga, tak normal dan terkadang rada aneh jika dipikirkan secara logis, orang lain jangan sampai deh, hehehe
Satu hal yang saya syukuri, dengan segala kebodohan & keterbatasan diri, pada akhirnya kembali diingatkan bahwa saya tak bisa berjalan sendiri, dan samasekali tak punya hak untuk sombong dengan alasan apapun lagi
begitulah, selamat pagi..
...
So nobody ever told us baby, how it was gonna be
So what'll happen to us baby, guess we'll have to wait and see
When I find out all the reasons,
maybe I'll find another way, find another day
With all the changing seasons of my life,
maybe I'll get it right next time
And now that you've been broken down
Got your head out of the clouds
You're back down on the ground
And you don't talk so loud
And you don't walk so proud
Any more, and what for
~estranged, G n' R
Yang ada di benak saya ketika membaca postingan ini adalah adek saya :)
BalasHapusTerima kasih om warm :)
Semangaaattt #ikontinju :D
@fay
BalasHapusSmoga adeknya sukses ya.
Maturnuwun 👊🙏
bahwa saya tak bisa berjalan sendiri, dan samasekali tak punya hak untuk sombong dengan alasan apapun lagi
BalasHapusRT banget, Mas
@anggi
BalasHapusmaturnuwun mb :)
duh, saya jadi malu. Pengin kuliah lagi :p Btw, mau sereceh apa pun postingannya, anak S-sekian gak bisa bohong ya, referensinya tetep aja artikel mumet bahasa bule :p *diusir
BalasHapusYg mana? Yg terakhir sih lagu favorit saya, yg tengah itu anggap aja sekedar gaya2an 😂
Hapusyang tengah dong, masa yang terakhir :P
Hapushaghaghag ya ya itu anggap aja pencitraan hihi
HapusYang terpenting adalah menyelesaikan yang sudah dimulai. Menang atas diri sendiri, meskipun waktunya jadi lebih lama *pengalaman pribadi*
BalasHapusYa menyelesaikan yg sdh dimulai itu yg terpenting & sangat menakutkan mendekati detlen 😓
HapusI will miss you Om. Nggak pernah ngepit bareng lagi. :(
BalasHapus