Langsung ke konten utama

tentang Penulis-penulis keren di masa lalu

Rentang waktu di tahun 1990-an benar-benar memanjakan saya selaku pembaca fiksi, utamanya di majalah Hai.  Setiap edisinya biasanya saya bisa menemukan tiga macam fiksi: cerpen, serial dan cerita bersambung. Ohiya saya tidak berlangganan majalah itu, uang saku saya belum cukup untuk itu, untuk mendapatkan kemewahan itu saya harus ke perpustakaan daerah yang cuma berjarak sekitar empat kilometer dari rumah.

Ada beberapa penulis top saat itu, sebut saja Hilman yang terkenal dengan Lupus-nya, Gola Gong yang identik dengan Balada si Roy, Zara Zettira ZR yang menurut saya memiliki kekuatan di alur ceritanya yang cerdas, dan tentu idola saya sepanjang masa bubin LantanG yang terkenal dengan anak-anak Mama Alin yang bercerita tentang pemberontakan di masa muda, dan terakhir adalah Ukirsari yang dulu membuat cerita persahabatan tiga orang anak muda dalam serial Misha.Keke.Jalu.

Ada dua orang yang akhirnya berhasil saya kontak, yang pertama adalah bubin LantanG a long time ago.. saat dia masih struggling di negeri paman sam akibat idealismenya.  Hasil pergulatan hidupnya disitu sebagian besar bisa dibaca di Kisah Langit Merah. Lumayan sering berbalas email saat itu, sampai akhirnya perlahan dia tak ada kabar lagi.  Saya masih penasaran dan berharap suatu saat bisa bertemu dan ngobrol dengannya, entah dimana.

Penulis kedua adalah mba Ukirsari.  Cerita yang dia buat itu unik, dan belakangan saya akhirnya sedikit tahu latar belakang cerita itu diangkat darimana.  Secara tak sengaja saya membeli majalah Hai bekas terbitan Mei 1995 waktu pameran benda-benda lama di Taman Budaya kalau tidak salah.  Di dalamnya kebetulan ada bagian dari serial Misha.Keke.Jalu.

Kebetulan beberapa waktu yang lalu, saya memberanikan diri untuk berteman dengannya di jejaring sosial, dan diterima.  Dan dia sekarang benar-benar menjelma sebagai seorang penulis yang hebat, dan kerennya juga rendah hati.  Akhirnya saya beritahu kabar temuan saya itu, dan saya sungguh tidak menyangka reaksinya yang begitu bahagia dan terharu.  Karena katanya potongan serial yang saya kirimkan itu adalah bagian berharga dari perjalanan hidupnya.

Perjalanan waktu dan teknologi ya, sisi baiknya bisa menjadi penghubung dari seorang penulis hebat dengan penggemarnya.  Saya begitu merasa terhormat saat mengetahui bahwa bantuan yang menurut saya begitu kecil itu ternyata adalah sesuatu yang besar baginya, bagi seorang penulis besar di mata saya.

Oh iya, ini saya lampirkan screenshot potongan cerita keren yang dibuatnya di masa lalu itu.



Komentar

  1. Om saya jg kangen sm tulisan2 om di ngerumpi.com dulu, kalo ada backupnya mungkin bs diposting lg ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. walagh tulisan2 lama disitu itu, sepertinya banyak ngaconya, biarlah jadi arsip memori sahaja ehehe

      Hapus
  2. Saya dulu suka baca cerpen-cerpen di majalah Anita Cemerlang. Ketemu salah satu penulisnya di kantor saya sekarang. Sempat juga nemu dan baca lembaran stensilan Enny Arrow di tepi sawah belakang sekolah SMP waktu mblasak. Mungkin hasil sitaan guru BP terus dibuang. Ceroboh sekali karena sempat dibaca anak di bawah umur wkwkwk...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo penulis Anita Cemerlang, dua orang teman kuliah saya termasuk pelakunya mas hehe dan soal Enny Arrow, dulu saya malah sempet bikin sendiri buku genre gituan hahaha masamuda yg rusak 😂

      Hapus
  3. Beruntungnya bisa ketemu penulis idola, Om, terus bisa nanya-nanya kisah di balik tulisannya. Sayangnya penulis-penulis kesayangan saya rata-rata dicintai sama Gusti Allah jadi dipanggil duluan. Kan seru kalo bisa ngobrol sama Romo Mangun dan Agatha Christie #mengkhayal

    BalasHapus
    Balasan
    1. cuma ngobrol via jejaring pesan kok, mb. dan iya menyenangkan bisa ngobrol dgn mereka. baik-baik ternyata..

      wah kalo mbah Agatha sih saya jg ngefans, saya msh penasaran pengen ngoleksi buku yg and then they were none itu, tp vesi terjemahannya aja deh, rada langka judul yg satu itu

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti

jejak bubin Lantang

jika ditanya salah satu kota yang ingin saya datengin sejak berpuluh tahun yang lalu, jawaban saya pastilah: Bandar Lampung.  Tentu karena nama-nama sudut kota itu lekat di otak saya, gara-gara karya bubin Lantang itulah. dan saya, akhirnya menjejakkan kaki juga di tanah impian itu.  Sengaja dari penginepan, naik gojeg ke Jl. Manggis.  Itu kalo di serial Anak-anak Mama Alin adalah lokasi rumahnya Wulansari- ceweknya 'Ra. Sedangkan di novel Bila, itu adalah jalan tempat kediamannya Puji- ceweknya Fay. di Bila, malah jelas dibilangin nomer rumahnya: empatbelas, ya persis nomer rumah saya dulu di kampung.  Melihat plang nama jalan Manggis saja saya senang tak terkira.   Apalagi habis itu menemukan rumah bernomor 14.  Dan saya baru tau kalo itu rumah pegawai perusahaan kereta api.  Rumah tua memang, persis seperti yang digambarin di buku. Belum cukup senang saya, saat berjalan ke arah barat, ternyata ujung jalan bermuara ke Pasir Gintung! Tempat legendaris yang digambarkan sebaga