..saya termasuk orang yang susah mengerjakan sesuatu cuma berdasarkan rumus-rumus kosong atau pola tertentu tanpa contoh.
Misalnya soal-soal matematika, dengan rumus yang cuma dilambangkan dengan huruf-huruf dan lambang-lambang saja. Sangat susah bagi saya untuk mengaplikasikannya dalam pemecahan soal yang real. Saya harus melihat contoh yang sudah jadi, kalau bisa langkah demi langkah.
Kendala itu kembali saya temui sekarang. Sudah beberapa kali rasanya saya menulis tentang metode grounded theory ini. Yang sungguh, dari buku karya Glaser dan Strauss yang menjadi akar rujukan metode ini pun, tidak menyertakan contoh gamblang bagaimana harus melakukannya sedari awal. Dari transkripsi sampai coding sampai menjadikannya sebuah teori.
Untunglah, di saat-saat akhir, setelah saya bingung sendiri dengan buku bu Kathy Charmaz, saya menemukan karya agung ibu Cathy Urquhart, yang pelan-pelan bisa dipelajari karena ada contoh-contoh dan pola yang bisa diikuti. Lebih-lebih akhirnya saya menemukan kopi berkas disertasi beliau di belantara internet. Apakah ini tanpa kendala? Ya jelaslah ada. Belum ada terjemahan yang baik tentang metode ini. Saya pelan-pelan harus belajar lagi di masa kritis ini. Di tambah lagi, rasa malas dan bosan yang bukannya enyah, malah mendekat ingin jadi sahabat syuh syuh syuh!
Itu pun, mungkin karena pola pikir saya yang terlalu sederhana, membuat saya harus menyesuaikan diri menilai sesuau yang rumit dan menyederhanakannya. Ditambah pikiran akan "susah mengikuti sesuatu tanpa pola/contoh yang jelas".
Sudah begitu saja, makin diperpanjang makin rumit ini tulisan. Apaan sih ini maksudnya. Hedeh.
Misalnya soal-soal matematika, dengan rumus yang cuma dilambangkan dengan huruf-huruf dan lambang-lambang saja. Sangat susah bagi saya untuk mengaplikasikannya dalam pemecahan soal yang real. Saya harus melihat contoh yang sudah jadi, kalau bisa langkah demi langkah.
Kendala itu kembali saya temui sekarang. Sudah beberapa kali rasanya saya menulis tentang metode grounded theory ini. Yang sungguh, dari buku karya Glaser dan Strauss yang menjadi akar rujukan metode ini pun, tidak menyertakan contoh gamblang bagaimana harus melakukannya sedari awal. Dari transkripsi sampai coding sampai menjadikannya sebuah teori.
Untunglah, di saat-saat akhir, setelah saya bingung sendiri dengan buku bu Kathy Charmaz, saya menemukan karya agung ibu Cathy Urquhart, yang pelan-pelan bisa dipelajari karena ada contoh-contoh dan pola yang bisa diikuti. Lebih-lebih akhirnya saya menemukan kopi berkas disertasi beliau di belantara internet. Apakah ini tanpa kendala? Ya jelaslah ada. Belum ada terjemahan yang baik tentang metode ini. Saya pelan-pelan harus belajar lagi di masa kritis ini. Di tambah lagi, rasa malas dan bosan yang bukannya enyah, malah mendekat ingin jadi sahabat syuh syuh syuh!
Itu pun, mungkin karena pola pikir saya yang terlalu sederhana, membuat saya harus menyesuaikan diri menilai sesuau yang rumit dan menyederhanakannya. Ditambah pikiran akan "susah mengikuti sesuatu tanpa pola/contoh yang jelas".
Sudah begitu saja, makin diperpanjang makin rumit ini tulisan. Apaan sih ini maksudnya. Hedeh.
Komentar
Posting Komentar