Langsung ke konten utama

Masalah Grounded Theory Method

Saya kembali mebuka-membuka memori awal kenapa memutuskan memilih grounded theory yang sama sekali bukan metode populer untuk digunakan dalam sebuah penelitian.  Saya cari-cari di perpustakaan kampus pun, cuma nemu dua biji tesis kalau tidak salah yang menggunakan metode itu.

Itupun setelah saya lihat, tidak sepenuhnya menggunakan 'amanah' grounded theory method (GTM), melenceng dari hakikat metode itu sendiri.  Selain itu, biasanya metode ini digunakan dalam penelitian tingkat doktor, mungkin karena tujuan utamanya memang untuk emerging theory ya.

Kendala lain, adalah, bagi saya, tidak ada contoh konkrit bagaimana proses coding dari awal open coding-selective coding-theorizing..  Nasib saya yang terbiasa mengerjakan apa-apa dari contoh nyata, kali ini bener-bener bikin masalah haghaghag

Selain itu, ya rasanya saya pernah posting juga.  Belum ada buku referensi terjemahan tentang grounded theory ini, nah lho, menurut saya sih ini sebuah kelemahan sekaligus keberuntungan bagi saya, soalnya saya bisa memaknai referensi yang saya punya dengan bebas merdeka, tau dah ntar penguji gimana memaknainya ..

emang kapan ujiannya, bos

hish udahlah ga usah ditanya dulu *gaplok*

Untungnya ada buku ibu Cathy Urquhart yang menurut saya relatif mudah dipahami untuk otak cetek seperti saya.  Beruntungnya saya, buku yang relatif baru ini tersedia di perpustakaan.  Sampulnya bagus kan? Saya suka je #lha

Belum cukup mumet ini, rencana memasukkan metode ini ke dalam sebuah metode lagi yang bernama mixed methods, yang berani terang-terangan menyatakan hal yang menurut saya absurd ini, menjadi sebuah metode cuma pak Cresswell.  Untuk hal ini sepertinya semesta berkonspirasi membuat saya mumet dari awal, soalnya satu-satunya buku tentang metode penelitian yang pernah saya beli adalah buku beliau, iya versi terjemahan sih, tapi skarang saya juga versi aslinya dalam bentuk ebook.

Kemarin setelah (akhirnya terengah-engah) menyelesaikan tahap pertama hasil riset kuantitatif, yaitu perhitungan analisis SEM dengan Lisrel, sekarang pelan-pelan beradaptasi dengan metode kualitatif GTM ini.

Mari bermimpi akhir minggu ini bisa kelar, kemudian masuk tahap mixed methods.  Baiklah, sekarang biarkan saya menghirup udara segar pelan-pelan sekarang, napasku tiba-tiba terasa tercekik arrgghhhsudahlah..

Komentar

  1. Jadi inget masa-masa tugas akhir dulu. Tiap hari nongkrong di perpus pagi siang sore cuma untuk merumuskan simpulan yang hanya beberapa paragraph. Thema blognya baru yak? look nice

    http://ryzk.info

    BalasHapus
    Balasan
    1. ..dan akhirnya selese juga kan? hehe makasih ya

      Hapus
  2. ndak paham om bahas apa -____-

    =))

    BalasHapus
  3. Semangat ya Om! Pasti bisa kelarin deh thesisnya~

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti