1.
Saya lupa persisnya kapan impulsif beli tiket pre sale Jogjarockfest tahun ini, motivasinya hanya karena ingin nonton Helloween dan Jamrud. Band pertama itu saya cuma akrab sama dua lagu sebenarnya: I want out dan Forever ana one..
Band-band lainnya nyaris ga kenal setlistnya, cuma tau nama grupnya saja. Itupun ada saja masalahnya, kira-kira seminggu sebelum jadwal, Helloween mengumumkan pembatalan kedatangannya gara-gara vokalisnya sakit. Tapi beruntungnya, pemesan tiket hari pertama dikasih bonus gratis nonton hari kedua (yang line up-nya juga banyak tak ngerti hehe). Tapi konser tetaplah konser, kadang vibe pas acara itu sendiri yang menarik terutama crowd dan sound system yang selalu bagus.
Hari pertama, ke venue setelah isya. Memang tujuannya nonton Jamrud saja kok. Tapi penampil lainnya juga keren dan rapi mainnya. Ditambah ada kejutan penampilan Ugly Kid Joe di pemuncak acara (yang juga saya cuma kenal dua lagu: Cat in the craddle & Everything about you). Gila ya sound systemnya bagus betul, mainnya juga rapi betul. Seakan-akan usia bukanlah pembeda gaya main mereka, benar-benar keliatan levelnya beda, sih.
Hari kedua lebih gasik ke venue pas sore. Sempat magrib dan isya di stadion Kridosono, tempat acara berlangsung. Keren sih, para rocker itu tertib ngantri di mushola pas mau sholat. Walo kekecilan musholanya, sebagian dengan inisiatif sendiri menggelar apapun jd alas sholat di sekitarnya.
Bintang hari kedua ini Loudness sih menurutku. Mainnya benar-benar gahar, gitaris dan drumernya patut diacungi tiga jari tinggi-tinggi. Band rock tahun 80-an ini masih betul-betul enerjik, dan rapi betul mainnya. Walo Anthrax di penutup konser juga tak kalah keren, tapi tetap saja Loudness debes!
2.
Perjalanan ke Jogja, selalu menarik karena jarang tak sowan ke kawan-kawan. Kali ini rada asik. Ketemu kawan-kawan yang memang kebanyakan kenalnya dari sepedaan. Jadi selama beberapa hari banyak silaturahmi. Pertama ketemu sama mas Fery, owner Dopilas Garage. Cerita tentang juragan yang satu ini biar tersendiri di chapter selanjutnya.
Lalu ketemu mas Atmojo, temen kuliah sekaligus penguji disertasi saya dulu. Sore yang hujan di sekitaran utara Jogja. Kemudian ketemu mas Andi dan Bagso saat TF (tikum federal) di sekitaran Janti, tapi saya ga ikut mereka sepedaan ke Banyunibo, malah lanjut ke utara dan ketemu mas Benny di tengan perjalanan sepedaan ke utara untuk sowan ke rumah budhe Pur, bos saya di kantor dulu.
Nah, sehabis dari budhe rada lama singgah di rumah om Fer, kolektor sepeda yang rumahnya selalu berhasil bikin betah. Apalagi saya mendapat kejutan, dibikinin dirty latte, minuman yang saya pengen beberapa waktu terakhir. Kopi yang ajaib karena mengusung konsep "tidak diaduk", mirip gaya bubur ayam yang betul.
Terus ketemu mas Agung, seniman pemilik jenama kaos Botol Stuff sekaligus owner Dapur Simak, warung makan yang menyenangkan, sembari ngajak mas Fery sarapan di situ. Sayangnya kali ini ga sempet ngecek koleksi kaos bikinannya je.
Oiya hari terakhir Jogjarockfest saya ketemu (lagi) sama mas Radith setelah sehari sebelumnya sowan ke kostel yang dikelolanya.
3.
Nah, beberapa hari yang lalu, entah kenapa bang Ai meminta sepeda, katanya untuk jalan-jalan di hari Sabtu yang luang. Saya pun langsung kepikiran untuk merakit part sepeda yang "tersimpan' cukup lama di bengkel Dopilas Garage. Masih ada beberapa part yang kurang tapi untungnya bisa terselesaikan. namanya profesional ya, mas Fery merakitnya ga sampe sehari selesai, betul-betul ekspress dan setingan sepedanya pun mantep.
Jadi aja dijajal sekalian sowan ke seputaran Jogja. Frame Polygon B2W itu cukup nyaman juga dipake, walau pake ban cukup gede tapi nanjak ke utara pun santai wae.
Jadi begitulah singkatnya perjalanan ke Jogja kemarin, empat hari yang menyenangkan.
Komentar
Posting Komentar