Menahan air mata dengan susah payah bukanlah keahlianku. Akhirnya aku berusaha berbicara yang lucu nyaris absurd & mendistraksi diri dengan tak memandang wajah siapapun yang membuatku terharu.
Hari ini anak sulungku menikah. Adiknya yang penghapal quran itu membaca ayat suci sebagai pembuka acara nikah. Dadaku sebenarnya terhimpit dan nyaris pecah, tapi aku tahan. Aku sama sekali tak mau terlihat mengembang mata, nanti susah menghentikannya.
Belum lagi acara sungkeman, duh. Untunglah kali ini aku berhasil mensabotase diriku sendiri. Mengendalikan hatiku yang ambyar.
Resmi hari ini si sulung akan melangkah keluar rumah untuk bergabung dengan keluarga barunya. Walau suatu saat pasti akan kembali berkumpul tapi tentu tak sesering dan selama dulu lagi.
Terakhir si sulung tinggal di rumah berbulan-bulan adalah saat covid sekitar tahun 2021.
Ada bahagia, ada lega semuanya berjalan baik, ada juga celah sedih yang akan berusaha aku jaga.
Selamat menikah. Selamat bahagia, nak. Semoga hidupmu jauh lebih baik dan terus membaik dan sangat jauh lebih baik dari hidup abahmu yang rasanya kurang baik dan kurang cukup membahagiakanmu sejak lahir sampai sekarang.
Doa abah tak akan pernah putus untukmu.
——///
*menghela napas pelan-pelan, sendirian..
1 november rain 2025.
Komentar
Posting Komentar