sumber: ballaratalliedhealth.com.au |
.. pemikiran ini bukan baru-baru saja terbersit di pikiran, tapi cukup lama, bahwa memikirkan saat manusia diberi sakit pun sebenarnya jikalau dipikir-pikir adalah celah untuk merasakan nikmat dari sisi lain.
tapi karena memang seringkali manusia mikir cuma dari satu sisi, yang terpikirkan hanyalah sisi 'sakit'nya saja, pernah tidak terpikirkan bahkan ada beberapa manusia yang justru menciptakan rasa sakitnya sendiri.. dan menikmatinya..
contohnya, hal yang ingin dilakukan dari dulu tapi tentu saja tak bakal bisa terwujud: bikin tatto, kebayang kan saat jarum berisikan tinta merajah permukaan kulit, entah dengan berapa tusukan, dan entah menahan perih seberapa lama, tapi toh ditahan saja, dan malahan tersenyum menikmati hasil gambar yang tertera, walau mungkin nikmatnya terasa setelah sakit berlalu sih ya..
mungkin contoh yang sedikit ekstrim: kaum masokis, misalnya.. tapi tak usahlah dibahas soal yang ini, karena memang cuma beberapa orang yang masuk kategori ini secara literal
aku sih mikirnya adalah, saat merasakan sakit mendera tubuh, respon indera berupa rasa sakit itulah nikmat yang dimiliki dan tanpa disadari, karena panca inder masih berfungsi dengan baik, masih bisa merasakan rasa sakit, kebayang kan jika mati rasa. tak ada respon terhadap apapun yang terjadi pada tubuh.. horror sekali..
merasakan hati yang luka, perasaan yang perih, badan yang terasa tak senyaman biasanya.. justru karena ada sakit yang terasa, muncul keinginan untuk menghentikannya, atau malah berusaha menikmatinya pelan-pelan dengan berkontemplasi .. bahkan sakit pun adalah nikmat.
Mungkin ketika menulis paragraf terakhir itu sembari mendengarkan Betharia Sonatha.
BalasHapus- NZ
Sebenarnya sih..
HapusAsudahlah 😅
-Rd-