Langsung ke konten utama

Lari Lagi

Dulu pernah coba-coba lari, hal yang sebelumnya nyaris belum pernah saya lakukan atas kesadaran sendiri.  Soalnya saya kacau mengatur napas dan kecepatan saat lari yang berujung pada pinggang yang rasanya ditusuk-tusuk, sakit.

Terpaksa lari jauh dulu, itupun lebih banyak jalannya, adalah kira-kira pada tahun 1995, saat dipaksa senior Mapala untuk berlari dari hutan pendidikan tempat disiksa kurang lebih 5 hari menuju kampus sejauh 16 km.  Akhirnya saya yang paling terakhir sampai finish dengan terangah-engah dan napas hampir habis.  Menyiksa kembali.

Sampai entah kenapa saya tertarik untuk belajar lari, di tahun 2019.  Di catatan akun Strava saya, terakhir berlari adalah pada bulan Maret 2019.  Anehnya ada catatan berlari sejauh 5 km di sekitar Kaliurang Jogja denga pace yang cepat sekali, sampai diangka 6.34.  Sepertinya itu error je, wong pace saya biasanya di kisaran 7-8 kok, lelet sekali.  Soalnya kemeng dan kaki rasanya berat sekali diangkat hehe

Walau begitu saya masih ingat kalau pernah sekali menuntaskan satu putaran sejauh 5 km dengan pace 7.54.  Nah, kalau yang ini saya masih ingat betapa tenaga benar-benar terkuras habis, beberapa kali berhenti dan berjalan.

Sehabis Maret 2019 itu tak pernah lagi berlari karena kapok, sampai beberapa waktu terakhir melihat aktivitas beberapa kawan yang rajin lari.  Akhirnya tergoda lagi, sekitar tiga hari yang lalu mencoba berlari, pendek saja, sejauh kira-kira 3 km, mengelilingi perkampungan sekitar komplek, dan berujung saya takjub bisa lari non stop sejauh itu.

Mungkin gara-gara saya berusaha mengatur napas yang berantakan, mungkin juga karena akhir-akhir ini juga rada rajin sepedaan.  Walau tetap saja paha dan kaki pegelnya bukan main.

Dan sore ini adalah untuk ketigakalinya saya berlari, masih di lintasan 3 km versi saya sendiri, kata teman saya mas Saktya yang penggiat olahraga lari, coba saja konsisten dulu sejauh itu selama 2 minggu dengan pace yang sama (pace saya masih sekitar 7-8 kok pelannya), lalu pelan-pelan tingkatin jaraknya nanti dengan pace yang sama pula.  Larinya segimana enaknya aja, katanya. Baiklah nanti dicoba.

Semoga saja konsisten deh, 4 taun ga lari coba, tiba-tiba pengen lagi, trus mana jadi pengen beli smartwatch sgala untuk memonitor dan memamerkan hasil lari hahaha

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti