Prasangka. Yg jika selalu baik, tapi sayangnya tidak
#selintas @cyraflame
Jogja malam itu rasanya sedikit gerimis, jalanan seakan dilapisi cermin yang memantulkan warna kuning dan merah dan motor yang sesekali lewat sisi timur selokan Mataram. Saat itu keduanya duduk bersisian, dua puluh lima menit dalam diam.
"Kamu.." Keduanya bersamaan, tepat di menit ke duapuluh enam.
"Yaudah, kamu duluan.." Air menengok wajah muram di sampingnya.
"..jadi, kamu kemarin kemana. Tiba-tiba saja menghilang begitu saja.."
yang ditanya menghela napas.
"Aku males, habis ketemu sama mas .." Kalimatnya terputus..
"Langit?" .. Disambung begitu saja oleh Bumi.
Air mengangguk.
"Memang kenapa, salahnya apa?"
"Salahnya ada pada aku kok.."
"Kamu? Kenapa?"
"Cemburu.."
"Eh..?"
Sepi kembali meraja. Seakan-akan demikian, padahal ada sekitar tujuh orang lain lagi di kedai langganan mereka itu, saat itu.
"Besok, temenin aku ya. Mungkin untuk yang terakhir kali. Sebelum aku pergi.."
"Kamu, mau kemana?" Bumi menatap lelaki di sampingnya, sambil berusaha menata napasnya.
"Kemana saja, asal tidak di Jogja.."
Hening lagi. Sampai kemudian, lamat-lamat Bumi berucap.
"Memang Jogja salah apa?"
"Tidak ada yang salah dengan kota ini, kalaupun ada yang harus disalahkan, itu adalah aku.."
"Ir..."
"Ya?"
"Besok. Memangnya mau kemana? Kita.."
Bumi menunggu.
Air hanya diam.
Komentar
Posting Komentar